Pengelolaan Pantai Utara Jakarta Melawan ”Creeping Disaster”

KOMPAS/INGKI RINALDI

Jan Sopaheluwakan, profesor riset (emeritus) bidang geoteknologi LIPI dan Presiden Indonesia International Institute for Urban Resilience and Infrastructure

JAKARTA, KOMPAS — Banjir di kawasan pantai utara Jakarta diperkirakan bakal terus meluas di masa-masa mendatang. Hal ini terutama dipicu oleh tekanan kronis akibat penurunan tanah yang cenderung terus terjadi. Profesor riset (emeritus) bidang geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jan Sopaheluwakan, Senin (13/8/2018) di Jakarta, mengatakan, banjir di kawasan tersebut merupakan bencana berangsur (creeping disaster).

”Pengelolaan kawasan pantai utara Jakarta bagaikan lomba melawan \'gerilya\' bencana berangsur (creeping disaster) yang terkait dengan banjir yang dipicu terutama oleh tekanan kronis terkait penurunan tanah,” ujar Jan yang juga menjabat sebagai Presiden Indonesia International Institute for Urban Resilience and Infrastructure.

Selain cenderung meluas, kedalaman banjir juga diperkirakan relatif akan bertambah seiring penurunan tanah yang terus terjadi. Ia mengatakan, salah satu upaya strategis untuk mengatasinya adalah menjamin pasokan air bersih. Ini bisa dilakukan selain dengan proses ekstraksi air tanah seperti yang selama ini cenderung dilakukan.

Jan mengatakan, penurunan tanah di kawasan itu mungkin dimulai pada 1965. Penurunan tanah paling besar terjadi menyusul efek gabungan konsolidasi lapisan tanah secara alami dari sedimen pantai paling muda dan timbunan tanah urukan.