Pelanggan Krisis Pasokan Air Bersih
Kekeringan di sekitar Jakarta berdampak pada penurunan pasokan air bersih kepada pelanggan. Sedikitnya 15.000 pelanggan merasakan dampak krisis suplai ini. Langkah darurat dibutuhkan untuk mengatasi kebutuhan warga.
JAKARTA, KOMPAS - Kekeringan di sekitar Jakarta berdampak serius. Penurunan pasokan air bersih kepada pelanggan belum dapat dipastikan kapan akan berakhir. Untuk sementara, aliran dari jaringan pipa ke rumah pelanggan terganggu selama krisis berlangsung.
Hal itu terjadi karena produksi air di Instalasi Pengolahan Air Cilandak, Jakarta Selatan, berkurang dari 400 liter menjadi 250 liter per detik per hari. Direktur Utama PAM Jaya Erlan Hidayat mengatakan, penurunan produksi yang mencapai 37,5 persen itu terjadi sekitar satu pekan terakhir.
”Sekitar 15.000 sambungan awalnya tidak memperoleh aliran, tetapi kemudian ada pengganti pasokan sementara sehingga sekarang alirannya kadang mengalir, kadang tidak. Airnya bisa ditampung dahulu, lalu dialirkan ke tempat lain,” kata Erlan, di Jakarta, Rabu (15/8/2018).
Pasokan bahan baku air bersih ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cilandak dikelola PT PAM Lyonnaise Jaya (PT Palyja). Erlan belum dapat memastikan kapan krisis pasokan tersebut kembali normal. Guna mengatasi krisis itu, PAM Jaya meminta Palyja dan Aetra—selaku operator layanan air bersih—agar saling membantu pengiriman pasokan air saat terjadi krisis.
Saat ini, pengaliran lintas timur-barat sudah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasokan dari IPA Cilandak. Krisis pasokan air seperti ini di Jakarta pernah terjadi pada kemarau 2015.
Saat ini, sebagian besar bahan baku air bersih Jakarta tergantung pasokan air di Jawa Barat dan daerah sekitarnya. Jakarta masih defisit produksi air bersih. Kebutuhan air bersih dari jaringan pipa di Jakarta sebanyak 23.000 liter per detik per hari. Sementara produksi baru bisa sekitar 19.000 liter per detik per hari.
Terkait tata kelola air, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membentuk tim evaluasi tata kelola air minum. Pembentukan tim yang mempunyai masa kerja 6 bulan ini diputuskan dalam Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1149 Tahun 2018.
Tim ini bertugas mengevaluasi kebijakan tata kelola air di Jakarta, terutama mengenai keputusan Mahkamah Agung (MA) tentang penghentian swastanisasi air minum di DKI Jakarta. Saat ini, pengelolaan air bersih di Jakarta masih ditangani swasta, yaitu PT Aetra Air Jakarta dan PT Palyja. Adapun keputusan MA menginstruksikan pengelolaan air bersih dilakukan pemerintah.
Selain penghentian swastanisasi air minum, tim itu juga bertugas memberikan rekomendasi tentang sejumlah masalah utama air bersih di Jakarta, di antaranya penyediaan pasokan air baku, penambahan jaringan distribusi air minum, dan peningkatan pelayanan air minum.
Untuk atlet
Meskipun krisis, pasokan air untuk kebutuhan Asian Games tetap diutamakan. Pengalihan aliran untuk keperluan itu bisa terjadi, tetapi Erlan belum memastikan lokasi ataupun waktu pengalihan tersebut.
Untuk pasokan air ke Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, misalnya, dia memastikan aman. Kepastian ini disampaikan setelah adanya pompa tekan (booster pump) Sunter yang berfungsi menaikkan tekanan air di sejumlah kawasan di Jakarta.
”Dengan adanya pompa tekan Sunter ini, tekanan air yang tadinya empat meter naik menjadi 10 meter. Alhasil, sirkulasi air bersih di wisma atlet akan terkumpul lebih cepat dan lebih banyak daripada sebelumnya,” kata Erlan saat meresmikan pompa tekan Sunter.
Pompa tekan Sunter dibangun di atas lahan seluas 1.600 meter persegi. Pompa tekan yang terdiri atas dua unit ini mampu memompa air sebanyak 800 liter per detik. Pompa juga dilengkapi dengan reservoir yang berkapasitas 2.500 meter kubik. Proyek ini dikerjakan PT Aetra Air Jakarta, sebagai salah satu mitra PAM Jaya dengan anggaran Rp 20 miliar.
Direktur Utama Aetra Mohamad Selim mengatakan, pembangunan pompa tekan Sunter dilakukan setelah ada keluhan warga yang tinggal di Jakarta Utara bagian barat. Pembangunan pompa tekan itu juga berkaitan dengan penyediaan air bersih untuk atlet Asian Games.
”Dua pompa beserta reservoir ini akan mendukung tekanan air di sebagian wilayah Papanggo, sebagian Sunter, Pademangan Timur, Ancol, dan Kemayoran yang dalam hal ini diutamakan ke wisma atlet,” kata Selim.
Hadir di lokasi acara, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengapresiasi pembangunan pompa tekan itu. ”Mudah-mudahan atlet dan ofisial Asian Games bisa nyaman. Wisma atlet butuh volume air sebesar 40 liter per detik, sementara pompa ini berkapasitas 800 liter per detik,” kata Saefullah. (IRE/E10)