JAKARTA, KOMPAS — Dua operator layanan air bersih di Jakarta mengatakan, pasokan air ke masyarakat tidak bermasalah sampai saat ini. Meski demikian, gangguan aliran air sempat terjadi di Instalasi Pengolahan Air Cilandak, Jakarta Selatan.
Ade Rifelino dari Humas PT PAM Lyonnaise Jaya (PT Palyja) saat dihubungi, Jumat (17/8/2018), menyebutkan, aliran air sudah normal sejak seminggu lalu. PT Palyja melayani operasi dan distribusi air untuk daerah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan sebagian Jakarta Pusat.
Saat krisis tersebut terjadi, PT Aetra juga turut membantu distribusi air ke wilayah operasi PT Palyja melalui jaringan pipa utama (boundary) MT Haryono. Hal ini dijelaskan Corporate and Customer Communication Manager PT Aetra Astriena Veracia.
”Kami telah membantu mengalirkan air 50 liter per detik selama dua hari pada 8 Agustus lalu,” ujar Astriena.
Ia menambahkan, sampai saat ini pelanggan Aetra tidak mengalami krisis air akibat kekeringan. Menurut Astriena, pasokan air yang didapat dari Bendungan Jatiluhur di Jawa Barat masih melimpah.
”Air yang dialirkan Aetra masih stabil. Debitnya di kisaran 10.000 sampai 10.500 liter per detik,” ucapnya.
Kerja sama dengan Perum Jasa Tirta II, lanjut Astriena, turut membantu menjaga pasokan air.
Berbeda dengan PT Palyja, PT Aetra melayani pelanggan di wilayah Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan sebagian Jakarta Pusat. Jumlah pelanggan PT Aetra sampai 2017 lebih dari 440.000 pelanggan.
Beberapa pelanggan PT Aetra di Jakarta Timur belum merasakan penurunan pasokan air di musim kemarau beberapa bulan terakhir.
”Belakangan ini tidak ada gangguan, biasa saja,” kata Sumiya (54), pelanggan Artra golongan 3A di Kramatjati, Jakarta Timur. Hal yang sama diungkapkan Mutiara (24), warga Kampung Tengah, Jakarta Timur. ”Aliran air lancar-lancar saja,” lanjutnya.
Direktur Utama PAM Jaya Erlan Hidayat mengatakan, krisis suplai air bersih akibat kekeringan di sekitar Jakarta dikhawatirkan berdampak pada warga. Hal ini sempat mengurangi produksi air di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cilandak yang berkurang dari 400 liter menjadi 250 liter per detik per hari sepekan terakhir (Kompas, 16/8/2018).
Turunnya produksi tersebut, bersamaan dengan adanya pekerjaan teknis di IPA Cilandak, sempat menyebabkan krisis air terhadap 15.000 pelanggan yang dialiri air oleh PT Palyja. (ERIKA KURNIA)