JAKARTA, KOMPAS - Sampah yang dihasilkan dari arena-arena Asian Games terhitung minim, mulai dari pembukaan, selama pelaksanaan, hingga penutupan. Hal ini diapresiasi Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
”Untuk event keramaian sesaat yang dihadiri puluhan ribu orang, sampah Asian Games tergolong sangat minim. Kami sangat mengapresiasi para penonton yang mulai mengurangi timbulan sampah dan meletakkan sampah di tempatnya. Budaya tertib sampah menunjukkan kepada dunia bahwa kita bangsa beradab,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Isnawa Adji dalam keterangan pers yang diterima Kompas, Senin (3/9/2018).
Isnawa mengungkapkan, saat pembukaan yang diperkirakan dihadiri sekitar 80.000 orang, terdiri dari penonton, atlet, ofisial, dan panitia, sampah yang dihasilkan hanya 149 meter kubik atau 55 ton. Saat penutupan, dihasilkan 52,7 ton sampah.
Isnawa memaparkan, sampah yang dikumpulkan dari semua lokasi penyelenggaraan Asian Games di Jakarta selama 16 hari pergelaran mencapai 1.119 ton. Sebanyak 180 ton berhasil dipilah dan didaur ulang. Sisanya, 939 ton, dikirim ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang untuk diproses lebih lanjut.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui DLH memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada petugas kebersihan, relawan, dan masyarakat Ibu Kota serta wisatawan yang makin tertib sampah. Diharapkan kolaborasi baik ini dapat terus berlangsung demi menjaga Jakarta tetap bersih.
Produsen bertanggung jawab
Kota yang bersih juga menuntut tanggung jawab produsen atas sampah kemasan yang dihasilkan (extended producer responsibility/EPR). EPR diharapkan menjadi salah satu variabel pengurang sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir. Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rosa Vivien Ratnawati menyebutkan hal itu, kemarin.
Menurut Vivien, salah satu jenis sampah dimaksud adalah bekas kemasan produk dalam bentuk sachet. ”Plastik sachet tidak bisa 3R (reduce, reuse, recycle). Ini (sampah sachet) mesti ditarik lagi dan (kemudian) dipakai lagi,” ujar Vivien.
Pengurangan jumlah sampah itu seperti tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Jakstranas).
Catatan Kompas, timbunan sampah pada 2025 diproyeksikan 70,8 juta ton, dengan target penurunan 20,9 juta ton dan penanganan 49,9 juta ton. Menurut Vivien, pada 2017 ada 65 juta ton sampah dalam setahun, berdasarkan asumsi 0,7 kilogram sampah dihasilkan setiap orang per hari. (INK/NEL)