Pengelolaan Sampah di DKI Jakarta Perlu Dibenahi Serius
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkomitmen menjadikan DKI Jakarta ramah lingkungan. Salah satunya dengan meminimalisasikan jumlah sampah yang belum terkelola.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, pihaknya berkomitmen mewujudkan Jakarta menjadi kota yang bebas dari pencemaran lingkungan. Dinas lingkungan hidup dalam waktu dekat akan menyelesaikan persoalan pencemaran sampah.
”Jakarta harus benar-benar ramah lingkungan. Hal itu harus sejalan dengan harapan pemprov yang ingin menjadikan kota ini bersih dari sampah, polusi, dan pencemaran lingkungan lainnya,” kata Isnawa, Senin (17/9/2018).
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2018, di Jakarta, jumlah sampah yang tidak terkelola rata-rata 11.687,5 ton. Sampah-sampah itu banyak ditemukan di pinggir jalan raya dan sungai. Komposisi sampah terdiri dari 53,01 persen sisa makanan, plastik sebanyak 12,40 persen, kertas dengan angka 10,37 persen, dan sampah lainnya sebanyak 24,22 persen.
Fenomena ini ditanggapi Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) DKI Jakarta Tubagus Soleh Ahmadi. ”Jumlah sampah yang tinggi harus dicarikan solusinya, dan sistemnya harus dibenahi,” katanya. Ahmadi melihat masyarakat membutuhkan pendidikan mengenai hidup sehat dan juga sistem pengelolaan sampah yang baik,” katanya.
Ia mengatakan, pengelolaan sampah harus terintegrasi. Artinya, ada kerja sama antara pemerintah provinsi, kota, kecamatan, dan kelurahan. Banyak warga yang membuang sampah sembarangan. Masih banyak daerah yang belum memiliki tempat pembuangan yang baik sehingga banyak sampah di pinggir jalan yang berpotensi mengakibatkan banjir.
Ahmadi juga menambahkan, pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir harus dipisah dan dipilah antara sampah organik dan anorganik agar mudah terurai.
Sejalan dengan pembaruan sistem, pemerintah harus mengedukasi warga agar tidak membuang sampah sembarangan. Masyarakat, khususnya orang muda, membutuhkan pendidikan hidup sehat.
”Pengambilan sampah oleh petugas bisa dibuat dinamis. Apabila hari Senin diambil sampah organik, hari Selasa untuk sampah anorganik,” kata Ahmadi.
Faisal (43), warga RT 007 RW 011 Jalan Pulo Besar 2, Kelurahan Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengatakan masih sering menemukan banyak sampah di dekat rumahnya di sekitar kali Sunter. Sampah-sampah tersebut berada di bantaran kali sehingga menyebabkan aroma tidak sedap.
Begitu juga disampaikan warga RT 002 RW 001, Matraman, Jakarta Timur, Selni (29). Dia masih menemukan banyak sampah di sekitar lingkungannya. Banyak warga membuang sampah di selokan, jalan, ataupun sungai. Ia berharap tempat sampah di tempat tinggalnya diperbanyak.
”Kami tidak tahu kapan sampah diangkut. Oleh sebab itu, kami berinisiatif menaruh sampah di pinggir jalan,” katanya. (JOHANNES DE DEO CC)