Angin Segar Warga Bekasi Datang dari Gubernur Baru
Sebagian warga Bekasi ramai membicarakan rencana penataan Kalimalang oleh
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Rencana ini dianggap dapat mengangkat
"martabat" Bekasi yang kerap jadi sasaran olok-olok di media sosial.
Keinginan warga begitu kuat untuk keluar dari berbagai belitan masalah wilayah di timur Ibu Kota ibi. Dan pengharapan ini tertuju pada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil setelah mengunggah rencana penataan Kalimalang di akun media sosial pekan lalu.
"Warga Kota Bekasi tercinta, minggu depan sudah dimulai desain dan perencanaan revitalisasi Kalimalang. Semoga bisa sekeren Sungai Cheyonggyecheon di Seoul," tulis Ridwan Kamil di akun instagram Rabu (12/9/2018) lalu.
Unggahan itu dilengkapi dengan foto kondisi Kalimalang saat ini dan kondisi
Sungai Cheyonggyecheon di Seoul, Korea Selatan yang asri. Tak kurang dari 415
ribu pengguna akun menyukai unggahan itu. Sementara lebih dari 20 ribu akun
memberi komentar.
Obrolan serupa terjadi pada akun Ridwan Kamil di twitter. Beberapa akun
instagram yang fokus pada isu-isu Bekasi seperti bekasi.banget, bekasi.terkini,
bekasi_24_jam, dan infobekasi.com mengunggah ulang foto rencana perbaikan
sungai. Lebih dari 200 ribu warganet menyukai unggahan ulang itu.
“Rencana perbaikan sungai itu bagaikan angin segar bagi Bekasi,” kata Hellen
Consinta Howar (26), penggagas Bekasi Connection Community sekaligus Presiden Young on Top Bekasi 2016/2017. Sejak tiga tahun lalu, baik Kota maupun Kabupaten Bekasi kerap menjadi olok-olok di dunia maya. Saking kejamnya ledekan orang tentang Bekasi, mereka menganggap wilayah itu bukan bagian dari Indonesia.
Respons positif juga muncul dari kalangan pemerintahan. Kepala Dinas
Lingkungan Hidup Kota Bekasi Jumhana Lutfi berpendapat penataan Kalimalang
bisa lebih lancar dari segi pendanaan jika ditangani pemerintah provinsi.
Sebenarnya, Pemkot Bekasi telah membuat rancangan teknis penataan
Kalimalang. Proyek penataan ini gagal diwujudkan meski sudah ada dana dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bekasi 2017.
“Saya harap, penataan Kalimalang nantinya tetap menjaga kualitas air,” kata Jumhana. Sebab, air di Kalimalang menjadi sumber air baku warga Bekasi dan Jakarta.
Identitas milenial
Muhammad Khalid (27), pegiat komunitas seni Kedutaan Besar Bekasi
(Kedubes Bekasi), berharap Ridwan Kamil dapat memunculkan identitas lokal yang membanggakan. Selama ini Bekasi belum memiliki identitas yang kuat, sehingga kaum muda lebih suka mengaktualisasikan diri di luar Bekasi. Potensi daerah yang ada pun cenderung diabaikan. Sehingga, anak muda perlu melakukan hal nekat untuk menonjolkan identitas Bekasi. “Kami juga membuat paspor Bekasi pada tahun 2017,” kata Khalid.
Paspor merupakan respons atas ejekan warganet bahwa Bekasi berada di luar Indonesia, bahkan di luar bumi, karena kondisi infrastrukturnya yang sangat berbeda dengan DKI Jakarta. Akhir 2017, Kedubes pun sempat memberikan paspor itu kepada Ridwan Kamil.
Lalu, mengapa warga Bekasi tidak menaruh harapan pada pemerintah setempat ? Penulis Ensiklopedia Sejarah dan Budaya Bekasi Abdul Khoir mengatakan,
antusiasme warga dipengaruhi oleh kemampuan komunikasi Ridwan Kamil. Ia
mampu menyampaikan gagasan yang sesuai dengan konteks zaman, terutama
terkait dengan kaum milenial. Hal tersebut yang sulit ditemukan pada pemimpin Bekasi saat ini.
Meski begitu, tidak semua warga langsung memuji langkah Ridwan Kamil. Sulistyo Pratomo Sidik (22), mahasiswa Universitas Islam 45 Bekasi, berpendapat penataan Kalimalang tidak terlalu mendesak. Semestinya Ridwan Kamil menyoroti masalah lain yang lebih mendesak dan memerlukan kewenangan gubernur, misalnya soal pencemaran Kali Bekasi.
Meski demikian, ia berharap penataan bukan sekadar janji di awal masa
kepemimpinan. "Harapannya, Ridwan Kamil benar-benar mewujudkan janjinya
membangun infrastruktur," ujar Sulistyo yang juga menginginkan Bekasi bisa maju seperti daerah lain.