Nostalgia Asian Games di Tapos
Semarak Asian Games 2018 masih hangat terasa. Bagi yang ingin merasakan lagi sensasinya, beberapa arena laga terbuka diakses publik. Salah satunya di Desa Tapos, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, yang menjadi arena laga pentathlon.
Carli gagah melangkah perlahan dari kandang menuju Nastello Indoor Arena, arena berkuda di SMA Adria Pratama Mulya Boarding School & Equestrian Centre, Selasa (19/8/2018). Poninya tersisir rapi, badannya bersih setelah disikat Chedi Cordelya Wiano (17). Si kuda tampan melangkah dengan Chedi, pemilik Carli, yang duduk di punggungnya.
Chedi, yang akrab dipanggil Caca, bersama Carli awalnya berjalan biasa, selanjutnya mulai trotting atau berlari kecil, dan cantering atau berlari kecil tetapi beat-nya lebih cepat. Ia juga melakukan show jumping.
Rekannya, Charlotte Fatima Haque Ramadhan (15), menunggangi kuda bernama APM Ebony, kuda milik Yayasan Adria Pratama Mulya (APM). Charlotte dan Caca lantas bersama berkeliling arena tertutup sambil berlatih berkuda.
Melihat penampilan, kemahiran, dan kelincahan menunggang kuda kedua siswi SMA APM ini serasa sedang menonton film koboi.
Charlotte, anak kedua artis Shahnaz Haque dan musisi Gilang Ramadhan, ini siswa kelas X (atau kelas I SMA). Dia belajar berkuda sejak usia 13 tahun. Kecintaannya kepada kuda tidak berarti harus memiliki kuda sendiri. Berbeda dengan Caca, sejak SMP, ia berkuda. Ia memiliki kuda sendiri dan membawanya ke sekolah tersebut.
”Setiap kali akan berkuda, siswa di sini wajib mengurus kudanya masing-masing, mulai mempersiapkan semua perlengkapan berkuda, membersihkan kuda, sampai menunggangnya,” kata Public Relation and Marketing Yayasan APM Ahmad Munawar di Desa Tapos, Tigaraksa, Selasa (18/9/2018).
Ahmad menjelaskan, sekolah ini adalah yang pertama dan satu-satunya sekolah asrama equestrian di Indonesia. ”Ini adalah sekolah pertama dan satu-satunya di Indonesia yang memadukan kurikulum nasional (pengembangan Kurikulum 2013) dengan kurikulum equestrian (olahraga ketangkasan berkuda),” ujarnya.
Khusus untuk berkuda, kata Ahmad, tempat ini tidak hanya melayani anggota, tetapi juga masyarakat umum yang akan berwisata sambil olahraga berkuda di tempat ini.
Pembibitan
Tempat ini ada sejak 2008 dan masih merupakan sebuah range. Selanjutnya, pada 2013, menjadi sekolah berkuda di bawah pengelolaan Yayasan APM.
Pemilik tempat ini adalah Nadia Marciano, atlet berkuda Indonesia yang belajar berkuda sejak usia 6 tahun. Kawasan ini seluas 90.000 meter persegi. Di dalamnya terdapat fasilitas equestrian berstandar internasional, arena lungeing, padok, arena berkuda terbuka dan tertutup, klinik kesehatan kuda, club house, Kafe Matt and Jenna, kolam renang yang dibangun untuk area laga pentathlon Asian Games, dan lapangan basket.
”Di sini ada juga olahraga taekwondo dan berenang. Taekwondo terbuka untuk umum. Sementara berenang di kolam berstandar internasional ini masih khusus untuk siswa SMA APM dan anggota saja,” ujar Ahmad.
Sejumlah cottage disewakan jika ada warga yang ingin menginap untuk sekadar berwisata atau menyaksikan pertandingan.
Dalam berkuda, tersedia program menunggang kuda poni, lunging lesson, grup riding, dan Autism Feeding Program. Program belajar berkuda terbuka pada Selasa-Jumat pukul 07.00-pukul 11.00 dan pukul 15.000-pukul 17.00. Sementara untuk Sabtu dan Minggu pukul 06.30-pukul 10.30 dan pukul 15.00-pukul 17.00.
Selain itu, di kawasan ini juga tersedia fasilitas untuk pembiakan (breeding) kuda yang didukung tim dokter ahli. ”Kami menyediakan pejantan dari keturunan kualitas terbaik,” ujar Ahmad.
Sebagian besar kuda yang ada dalam kandang adalah kuda sport untuk bertanding dan latihan (riding horse). Kuda-kuda yang ada di kawasan ini berasal dari Bandung, Jerman, Belanda, Sumba, Perancis, dan Jawa.
”Kalau berkuda, lebih banyak chemistry ,sih. Kudanya bisa merasakan emosi kita saat menunggang,” kata Caca sembari menyikat bulu kudanya.
Selain berkuda, di kompleks sekitar juga terdapat Dog Hotel. Bentuk hotelnya persis menyerupai anjing. Jika ingin menitipkan anjing dalam beberapa waktu, bisa ke sini.
Fasilitas lain yang menarik adalah kandang kuda poni. Ada Dave, kuda poni dari Perancis, yang pendek dan gemuk. Warna dominan hitam dengan bagian kaki dan leher atas. Anak kecil bisa melihat dan menunggang kuda poni di sini. Bahkan, pengelola kawasan sering membuat kegiatan melukis untuk anak-anak.
Program pengenalan, pendidikan, dan pelatihan olahraga berkuda (equestrian) mulai dari anak usia 2 tahun (pony ride class) sampai dengan ahli dalam menunggang kuda (riding lesson) dengan dibimbing pelatih profesional.
Biaya uji coba menunggang kuda di sini Rp 400.000 per anak. Untuk menjajal kuda poni Rp 200.000 per anak usia 4 tahun. Pony Camp mulai pukul 08.00 hingga pukul 14.00 dipatok Rp 250.000 per anak. Waktu pelatihan mulai pukul 08.00 hingga pukul 14.00. ”Konfirmasi dulu kalau ingin melakukan trial class,” kata Ahmad.
Golf
Tak jauh dari Sekolah APM, masih di Jalan Raya Tapos, terdapat padang golf Tigaraksa Golf Residence. Padang golf yang sudah ada sejak 1993 yang dulunya bernama Takara Golf Resort (sebelum berganti pemilik) ini berada dalam kawasan seluas 10 hektar.
”Tempat ini terbuka untuk umum. Kebanyakan yang datang ekspatriat, terutama dari Korea dan Jepang. Mereka yang tinggal sekitar kawasan industri di Tigaraksa dan sekitarnya,” kata SM Executive Tigaraksa Golf Residence Tina Yustiana Duhan, Rabu (19/9).
Saat mendatangi lokasi ini Rabu siang, sejumlah ekspatriat berbahasa Korea dan Jepang sedang asyik merumput di hamparan rumput hijau. Sebagian dari ekspatriat asal Korea dan Jepang ini juga melewatkan waktu bersantai sambil bersantap di restoran di kompleks yang sama. Di restoran ini kimchi dan udon menjadi salah satu menu utama.
Lapangan golf yang dibangun pada 1994 dan didesain Hisayuki Watanabe ini memiliki kontur lahan yang cukup menantang bagi pegolf senior, tetapi tak sulit bagi pegolf amatir.
Lokasi dan desainnya menyatu dengan alam dan bebas dari polusi udara. Selain tersedia driving range, di padang golf ini juga terdapat area chipping untuk berlatih pukulan golf sambil menunggu giliran bermain.
Di sini tersedia fasilitas penyewaan dan toko untuk berbelanja peralatan golf. Meski tidak menyediakan fasilitas penyewaan buggy cart, padang golf ini menyediakan layanan kedi yang siap membantu para pegolf sepanjang permainan.
Selain bisa sekalian menginap di kompleks Sekolah APM, jika ingin berwisata berkuda ataupun bermain golf di Tigaraksa, bisa menginap di Hotel Amaris Citra Raya, Tangerang, yang berjarak 8,1 kilometer dari lapangan golf.
Pengunjung bisa menikmati permainan golf paling murah Rp 40.000 memukul 50 bola dan 100 bola Rp 80.000. Di lokasi pelatihan memukul bola dan pemanasan tersedia lapangan luas dengan variasi jarak lemparan 50 meter, 100 meter, dan 200 meter.
Tidak sulit menemukan Sekolah APM dan Tigaraksa Golf Residence karena tempatnya tidak terlalu jauh, sekitar 20 km, dari pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang. Bagi yang membawa kendaraan pribadi, sebaiknya menyusuri Tol Merak dan keluar Pintu Tol Balaraja Timur.
Begitu keluar dari pintu tol ini terpasang petunjuk arah menuju SMA APM, Tapos. Jangan kaget jika menemukan retakan-retakan di sebagian ruas jalan menuju dua tempat wisata tersebut. Dengan mobil, secara umum jalan di Tapos cukup nyaman dilalui. Apalagi jika sudah sampai di lokasi wisata dan menghirup bersihnya udara di sana. Yuk, berangkat!