Kartun dan Kopi Nusantara
Berbagai peristiwa dan konflik yang serius dapat menjadi bahan kritik halus dan lelucon ketika dibuat dalam kartun. Suatu kejadian yang dituangkan oleh seorang kartunis dalam karya seninya bisa membuat orang tertawa dan menangis.
Bagi kartunis, penikmat, atau yang ingin belajar membuat kartun dapat menikmati karya kartun dari para kartunis dalam pameran Kartun Ber(B)isik di Bentara Budaya Jakarta, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat.
Di acara yang dibuka pada Rabu (3/10/2018) hingga Sabtu 13/10) itu bisa menjadi petualangan menarik Anda pada akhir pekan ini. Selain pameran yang dibuka setiap hari mulai pukul 10.00 ini, juga digelar kelas bertajuk ”Ayo Ngartun!” bersama Beng Rahadian dan Mice Cartoon, Sabtu (6/10) pukul 14.00. Acara ini cocok untuk pemula yang menyukai kartun.
Di penghujung acara, panitia menggelar kelas tentang kiat membuat kartun editorial bersama Didie SW dan Thomdean, Sabtu (13/10) pukul 14.00.
Tidak hanya itu, Anda dan keluarga juga bisa menikmati beragam karya kartunis Beng Rahadian, Didie SW, Ika W Burhan, Muhammad Misrad (Mice Cartoon), Rahardi Handining, dan Thomdean. Setiap kartunis yang dituangkan dalam bentuk kartun, lukisan, dan patung meninggalkan kesan berbeda pada penikmatnya.
Karya Didie SW yang juga ilustrator dan desainer grafis harian Kompas berjudul ”Dana Kampanye”. Pesan kritik pada karya ini terasa kuat seperti karyanya berjudul ”Nasib Sepak Bola Kita” dan lukisan berjudul ”Melawan Isu” (digambarkan dengan sebuah panah).
Sementara kartunis Beng Rahadian, pengajar seni ilustrasi di Institut Kesenian Jakarta, menyampaikan kritik sosial pada karyanya berjudul ”Spiritualismilebial”.
Karya ini menggambarkan seseorang sedang ibadah shalat di atas telepon genggam. Begitu pun karyanya yang berjudul ”Jembatan Buaya”, bercerita tentang kancil berjalan di atas punggung deretan buaya sambil melemparkan uang ke mulut buaya.
Kartunis Ika W Burhan, tamatan Arkeologi Universitas Indonesia, menuangkan karya, salah satunya bertema ”Hape Dan Commuter” dalam tiga karya.
Karyanya ini menceritakan pengguna kereta Jabodetabek berdesak-desakan dan jambak-jambakan dalam gerbong kereta wanita, serta desak-desakan di gerbong umum. Sebagian besar dari penumpang memegang hand phone (HP).
Tak hanya karya corat-coret di atas kanvas, Ika juga menampilkan Patung Oom Pasikom (tokoh kartunis harian Kompas) dan Monster Tropp (monster aja bisa akur) sesuai judul. Beragam patung monster itu dipajang berderetan secara teratur.
Tommy Thomdean, lulusan Arsitektur UGM, pernah menjadi kartunis politik di harian The Jakarta Post (2011-2016) dan harian Kompas, menampilkan karya lukisan berjudul ”Duga Dukun Gaul”, ”Jasa Pengganda Suara 2018”, dan ”Istri Orang Penting” (karya pesanan yang dikembalikan karena diprotes suaminya).
Seno Gumira Ajidarma, penulis dalam pengantar pada pameran ini, menyatakan, para kartunis—yang hidup dalam keahlian untuk menggiring pemandang kartun ke dalam jebakan permainan mereka—di ruang pameran mengendorkan tali jerat, berekspresi lebih bebas, dan memerdekakan para pemandang untuk suka-suka saja menafsirkannya.
”Mereka yang berpameran di sini, meski sama-sama kartunis, memberi tekanannya masing- masing atas bidang yang mereka geluti itu,” kata Seno.
Pameran ini mengingatkan kembali tradisi kritik dalam kartun. Para kartunis ini berusaha menyajikannya sesuai dengan semangat ”zaman now” dengan segala perubahan yang begitu cepat. Melalui kartun, pembuat karya ingin mengajak generasi milenial melakukan kritik secara santun sebagai anggota masyarakat yang beradab.
Kopi dan kuliner
Jika menginginkan rehat di pinggiran Jakarta, ada agenda yang layak Anda datangi. Mencari sesuatu yang baru di ajang pameran bukan hal yang buruk.
Anda bisa mencoba mengunjungi Pekan Raya Indonesia (PRI) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai, Kelurahan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten. Acara di tempat ini sudah dimulai sejak sepekan terakhir dan akan berakhir Minggu (7/10).
PRI 2018 merupakan pameran multiproduk dengan beraneka ragam hiburan. Tahun ini PRI tampil dengan konsep baru dengan mengusung tema ”Pameran Multi Produk Indoor Terbesar Bernuansa Festival”.
Akhir pekan kali ini bisa lebih seru karena di PRI ini tidak hanya menawarkan perang diskon besar-besaran hingga untuk berbagai produk, mulai dari produk kecantikan, pakaian, peralatan rumah tangga, elektronik, tiket penerbangan, hingga otomotif. Juga jangan sia-siakan kesempatan mencicipi masakan Nusantara, menikmati waktu lenggang dengan secangkir kopi.
Di sana, ada aneka makanan Nusantara yang bisa Anda rasakan di arena Jajan Senggol di Hall 3A. Sajian makanan tradisional mulai dari serabi, kerak telor, gudeg, sate padang, hingga beraneka minuman dapat memanjakan lidah Anda para pencinta kuliner Nusantara. Anda juga bisa mengenang masa kecil dengan camilan zaman dulu di tempat yang sama.
Kenikmatan kuliner di area itu terasa lengkap dengan hiburan musik akustik yang disediakan. Bagi Anda yang membawa anak-anak, ada tempat yang bisa memanjakan mereka dengan sejumlah permainan anak.
Tahun ini, PRI memberi nuansa baru dengan menghadirkan tempat khusus di Coffee Area bagi penikmat kopi Nusantara. Ada sebanyak 30 pelaku usaha di dunia perkopian yang bekerja sama dengan Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia meramaikan perhelatan pada tahunan ini. Sesapan kopi Anda ikut membantu berkembangnya pelaku usaha kopi Nusantara.
Tinggal tiga hari lagi. Jangan sampai melewatkan ajang ini begitu saja. Anda cukup menyediakan uang masuk ke arena pameran Rp 35.000 per orang untuk berada di tengah-tengah pengunjung pameran. (PIN)