Tim nasional sepak bola Indonesia tidak memiliki waktu panjang untuk berbenah dan menentukan pelatih baru bagi skuad ”Garuda” yang akan bersaing di Piala AFF 2018. Pola permainan yang diwariskan oleh Luis Milla masih akan menjadi pakem utama.
BEKASI, KOMPAS Penampilan tim nasional sepak bola Indonesia justru menurun saat menjalani laga uji coba melawan Hong Kong yang berakhir imbang 1-1 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Bekasi, Selasa (16/10/2018).
Kini mereka harus bisa bergerak cepat memperbaiki kesalahan sebelum tampil pada Piala AFF 2018 yang mulai bergulir 8 November.
Laga kontra Hong Kong merupakan laga uji coba terakhir skuad ”Garuda” sebelum bertarung di Piala AFF. Sebelumnya, tim asuhan pelatih sementara Bima Sakti ini bisa menang atas Mauritius, 1-0, dan atas Myanmar, 3-0.
”Performa kami menurun dan ini jadi gambaran serta pembelajaran agar nanti di Piala AFF kami bisa lebih siap,” kata Bima Sakti seusai laga.
Menghadapi Hong Kong, Indonesia mampu unggul 1-0 pada babak pertama setelah Alberto ”Beto” Goncalves menyundul umpan dari Putu Gede Juni Antara pada menit ke-40. Namun, Hong Kong bisa menyamakan kedudukan menjadi 1-1 melalui tendangan pemain bertahan mereka, Festus Baise, pada menit ke-69.
Indonesia pada laga ini sudah bisa menguasai permainan. Transisi dari bertahan ke menyerang atau sebaliknya juga berjalan dengan baik. Meski demikian, para pemain cenderung mencoba menyerang dari sisi tengah dan selalu gagal karena Hong Kong memasang pertahanan rapat.
Bima sebenarnya sudah meminta para pemain untuk lebih menyerang dari sektor sayap, seperti yang sering dilakukan timnas saat masih diasuh pelatih Luis Milla. Apalagi, Indonesia memiliki pemain sayap yang cepat, seperti Febri Hariyadi dan Irfan Jaya. ”Memainkan bola di tengah sebenarnya hanya untuk transit (ketika membangun serangan). Ini yang akan kami perbaiki lagi,” ujar Bima.
Meski permainan Indonesia menurun, beberapa pemain tampak menonjol, seperti kiper Muhammad Ridho yang jarang dimainkan di timnas. Ridho melakukan penyelamatan sebanyak tujuh kali. Andik Vermansyah, pemain Kedah FA yang baru bergabung dengan timnas pada Senin, juga mampu menjadi pembeda.
Pelatih Hong Kong Gary John White mengakui, Indonesia sebagai tim yang cukup sulit dikalahkan. Pelatih asal Inggris itu mengatakan, Indonesia masih punya kans untuk melangkah jauh di Piala AFF nanti.
White bisa mengatakan itu karena pekan lalu mereka dikalahkan Thailand, 0-1, pada laga persahabatan. Adapun Thailand merupakan juara Piala AFF 2016 dan berada satu grup dengan Indonesia. ”Thailand dan Indonesia sama kuat. Thailand unggul di aspek teknis, sementara Indonesia punya kecepatan,” ujarnya.
Batas waktu Milla
Selain harus bergerak cepat membenahi pola permainan, Indonesia, terutama PSSI, harus bergerak cepat memutuskan status pelatih bagi skuad Garuda. Hingga kemarin malam, PSSI masih menunggu kabar dari Luis Milla.
Pelatih asal Spanyol itu, menurut rencana, akan dikontrak kembali untuk mengasuh tim Garuda setelah kontraknya habis pada Asian Games 2018. Namun, Milla tidak kunjung memberi kabar.
”Hari ini (Selasa) adalah batas waktu terakhir bagi Milla untuk muncul. Apa pun hasilnya, saya akan melaporkan kepada Komite Eksekutif PSSI,” kata Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria setelah menonton laga persahabatan itu.
Jika belum ada kabar dari Milla, PSSI harus memutuskan nama pelatih timnas. Alasannya, pendaftaran nama pelatih dan pemain untuk Piala AFF paling lambat Kamis (18/10/2018). Kemungkinan besar Bima Sakti yang akan menjadi pelatih tetap.
”Saya juga intens berkomunikasi dengan Milla. Pesan terakhirnya (melalui aplikasi WhatsApp), dia mengatakan ’see you’ (sampai jumpa lagi),” kata Bima. Pesan terakhir itu bisa bermakna, Milla akan datang lagi atau sebuah perpisahan. Meski demikian, kata Bima, timnas harus tetap bergerak maju meskipun tanpa Milla lagi.
Di Piala AFF, Indonesia di Grup B bersama Thailand, Filipina, Singapura, dan Timor-Leste. Pada laga pertama, 9 November, Indonesia tandang ke markas Singapura. (E14/DEN)