JAKARTA, KOMPAS - Kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan bencana di Jakarta dalam satu tahun terakhir, dinilai masih relatif kurang. Padahal sejumlah kemungkinan bencana selain banjir dan rob cenderung masih membayangi Jakarta.
Ahli kebencanaan dan lingkungan dari Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia, Andi Renald, Selasa (16/10/2018) menyebutkan sejumlah hal yang patut dievaluasi dalam menyikapi kondisi kesiapsiagaan terhadap kemungkinan bencana di Jakarta dalam satu tahun ini. Sebagian di antaranya adalah pembebasan lahan untuk pembangunan kolam retensi guna menghadapi banjir.
“Khususnya pada kawasan genangan air atau floodplain,” sebut Andi. Floodplain merupakan kawasan endapan sedimen yang terdapat di sisi kanan dan kiri aliran sungai serta cenderung tidak terkonsolidasi.
Sementara kolam retensi adalah merupakan kolam resapan air buatan. Fungsi kolam ini terutama untuk menggantikan hilangnya kegunaan lahan resapan menyusul alih fungsi lahan dan sejumlah hal lain.
Andi menambahkan, hal lain yang perlu segera dilakukan adalah peningkatan kapasitas aparatur pemerintah untuk penanggulangan bencana. Pada sisi lain, diperlukan pula upaya untuk meningkatkan kapasitas adaptasi masyarakat yang terpapar ancaman banjir.
Adapun mengenai ancaman bencana lain yang patut pula diwaspadai, Andi mencatat sekurangnya adadua hal yang penting dijadikan bahan evaluasi untuk semakin difokuskan kajian dan kesiapsiagaan serta rencana penanggulangannya. Masing-masing terkait dengan riset mengenai patahan Baribis dan potensi likuefaksi di Jakarta. (INK)