Sekolah Tari Tradisional Gratis Ke-10 Dibuka di Bogor
Oleh
Ratih P Sudarsono
·2 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Sekolah tari tradisional gratis yang ke-10 dibuka di Kota Bogor. Peminat tinggal datang untuk berlatih menari setiap Minggu pagi di aula Museum Sejarah Alam Indonesia, di Jalan Ir Juanda, Kota Bogor, Jawa Barat.
Peresmian pembukaan sekolah tari, Sabtu (27/10/2018), dihadiri sekitar 100 penari dan calon siswa sekolah itu di halaman Museum Sejarah Alam Indonesia (Munasain). Rutinitas latihan menari dimulai Minggu depan pukul 09.30-11.30.
Anggota staf pengelola Munasain, Dian Komara, mengatakan, pihaknya hanya menyediakan tempat untuk latihan menari. Materi dan guru tari menjadi tanggung jawab Yayasan Belantara Budaya Indonesia. ”Latihan tarinya di aula atau auditorium Munasain,” ujarnya.
”Siapa pun yang berminat, silakan datang. Batasan usianya hanya minimal 3 tahun. Peserta sama sekali tidak dipungut bayaran atau biaya. Namun, untuk masuk museum, tetap harus beli tiket masuk dengan diskon 50 persen bagi yang akan latihan tari,” ucap Diah Kusumawardani Wijayanti.
Diah adalah Ketua Yayasan Belantara Budaya Indonesia. Yayasan ini yang mengelola sekolah tari tradisional gratis. Guru tari digaji oleh yayasan, jadi bukan sukarelawan.
Sekolah tari ini dibangun sejak 2013, dan yang baru diresmikan di Kota Bogor merupakan sekolah tari yang ke-10. Sekolah lainnya, antara lain, berlokasi di Museum Nasional, FX Sudirman, Prajawasa City Cijantung, dan Yonif 201 Cimanggis.
”Saat ini, di luar Kota Bogor, siswa sekolah kami ada 1.728 orang. Usianya 3-70 tahun. Namun, terbanyak adalah usia anak SD sampai SMP. Mereka sangat semangat berlatih tari karena memang kami punya agenda tahunan pergelaran tari. Selain itu, kami sering tampil di berbagai kegiatan budaya, termasuk di luar negeri,” tutur Diah.
Sabtu siang, saat peresmian sekolah tari tersebut, digelar juga latihan menari tari Maumere (NTT) dan tari Kembang Jatoh (Jakarta).