JAKARTA, KOMPAS -- Lamanya antrian pada fasilitas kesehatan yang tersedia masih menjadi momok bagi pengguna Kartu Indonesia Sehat. Mereka harus menunggu berjam-jam sebelum dapat dilayani oleh petugas.
Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah produk dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKB) yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sejak 1 Januari 2014.
Pantauan pada Sabtu (10/11/2018) pagi di salah satu fasilitas kesehatan, yaitu Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur ruang tunggu puskesmas yang menyediakan sekitar 30 tempat duduk terisi penuh oleh pasien yang tengah menunggu giliran dipanggil. Beberapa orang yang baru datang segera mengambil nomor antrian untuk mendaftar pada mesin yang telah disediakan.
Karena tidak kebagian tempat duduk, mereka pun terpaksa harus berdiri pada sisi-sisi ruang tunggu yang kosong. Ada juga calon pasien yang duduk pada anak tangga di depan pintu masuk puskesmas.
Salah satu pasien pengguna KIS, Sari (59) mengatakan dirinya sudah datang sejak pukul 07.30 untuk memeriksakan kondisi kesehatannya. Tetapi, hingga 09.30, namanya tak kunjung dipanggil oleh petugas.
Sari mengatakan, hal ini juga terjadi pada hari kerja. Waktu tunggu yang cukup lama diakui Sari memang mengganggu. Warga yang datang dalam kondisi kurang sehat seharusnya dilayani dengan cepat dan efektif agar mereka dapat kembali beristirahat di rumah atau dirujuk ke tempat lain.
"Saya juga sebenarnya gak sanggup nunggu lama-lama. Tapi, karena ini hari libur juga, Pasti warga banyak yang berobat sedangkan dokternya cuma sedikit," tuturnya.
Proses tunggu yang lama juga harus dilalui oleh Dini (45). Warga Pondok Kelapa itu telah menunggu selama sekitar satu jam lebih untuk mendapat giliran diperiksa.
Dini menyayangkan lamanya waktu yang ia buang untuk bertemu dokter puskesmas. Sebaiknya tenaga medis profesional yang bertugas diperbanyak, terutama saat akhir pekan. Dengan begitu, pasien tidak perlu menunggu terlalu lama.
"Fasilitasnya juga sudah cukup bagus di sini (Puskesmas Duren Sawit). Semoga saja diperbanyak dokternya," harap Dini.
Apresiasi
Meskipun waktu tunggu masih menjadi masalah, pengguna KIS mengapresiasi layanan kesehatan yang telah disediakan oleh pemerintah. Mereka tidak perlu lagi mengkhawatirkan biaya yang harus dikeluarkan untuk berobat.
Warga Kampung Melayu, Andi (38) kini tidak perlu lagi memusingkan pengeluaran ke dokter. Andi sudah berobat menggunakan KIS sebanyak lima kali dan tidak pernah mengeluarkan uang sepeserpun. Istri dan kedua anaknya pun telah memiliki KIS.
"Saya sudah punya (KIS) sejak pertengahan 2016. Mengurusnya juga cepat dan gampang. Waktu itu saya dan keluarga langsung dibantu sama Ketua RT," katanya.
Dini menambahkan, proses berobat menggunakan kartu ini tidak berbelit-belit. Dirinya hanya tinggal datang, mengambil nomor pendaftaran, mendaftar pada loket yang tersedia, dan kemudian akan dilayani oleh dokter.
"Dokter dan petugasnya juga ramah dan mau membantu bila ada pasien yang kurang memahami sebuah informasi," kata Dini.(Lorenzo Anugrah Mahardika Telling)