Antisipasi Kemacetan Jalur Jakarta-Cikampek, Jasa Marga Sediakan Tiga Jalan Tol
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·2 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Pembangunan jalur baru dari Jakarta menuju Jawa terus dilakukan. Pembangunan yang sedang berlangsung saat ini ialah Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Selatan. Kedua jalur itu akan melengkapi Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang telah tersedia.
Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani, dalam kunjungan ke lokasi pembangunan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II, Bekasi, Kamis (29/11/2018), mengatakan, jalur Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang sudah ada sebenarnya cukup membantu mengurai kemacetan karena memiliki 4 lajur.
Kendati demikian, ujarnya, kondisi tersebut akan berubah dalam waktu 3-5 tahun mendatang karena pertumbuhan kendaraan yang signifikan. Pembangunan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II menjadi salah satu solusi untuk mengurai kemacetan yang terjadi pada jam sibuk dan potensi pada masa depan.
Dalam penghitungan Jasa Marga, jalan tol layang tersebut masih belum cukup. Oleh karena itu, perusahaan juga sedang membangun Jalan Tol Jakarta-Cikampek Selatan dari Jatiasih, Bekasi, hingga Sadang, Purwakarta.
”Untuk saat ini, kami memprioritaskan pembangunan jalan tol layang,” kata Desi. Pembangunan jalan tol dengan panjang 36,4 kilometer (km) ini telah mencapai 58,5 persen dari target operasi pada 2019.
Ketika beroperasi, diperkirakan 30 persen kendaraan yang selama ini melewati jalur Jalan Tol Jakarta-Cikarang akan beralih menggunakan jalan tol tersebut. Proyek dengan nilai investasi Rp 13,4 triliun ini bertujuan agar kendaraan dengan arah Jawa Barat dan wilayah lainnya melewati jalur layang. Sementara kendaraan jalur komuter masih melewati jalur yang lama.
Jasa Marga menghitung, jalur Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang sudah ada sebenarnya memiliki daya tampung yang cukup. Dengan empat lajur, sebanyak 9.200 unit kendaraan dapat menggunakan jalan tol ini dalam satu jam.
Saat ini, sebanyak 600.000 unit kendaraan melewati jalur ini dalam satu hari. Pada jam puncak kesibukan, baru 6.000 kendaraan yang melewati jalur itu.
Dengan demikian, masih ada ruang bagi 3.200 unit kendaraan tambahan. Hanya, masalah di lapangan, seperti kecelakaan, mogok, atau keluar jalur, masih menjadi penyebab utama kemacetan.
Wakil Ketua Komisi VI DPR Azam Azman Natawijana mengatakan, sejauh ini evaluasi DPR terkait proyek jalan tol layang adalah pengalihan kendaraan yang hanya sebesar 30 persen.
Jalur masuk
Anggota Komisi VI DPR, Daniel Lumban Tobing, menyampaikan, perlu dibuat gerbang di tengah jalur jalan tol layang karena sumber kendaraan banyak berasal dari Bekasi Barat dan Karawang. Secara keseluruhan, Cikarang merupakan jalur yang padat karena memiliki lebih dari 1.000 pabrik.
Desi mengatakan, pihaknya sedang mengkaji agar jalur Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II memiliki jalur masuk dan keluar di sekitar Cibitung. ”Itu sedang dalam kajian,” ujarnya.