JAKARTA, KOMPAS — Jembatan penyeberangan orang di Tosari, Jakarta Pusat, mulai dibongkar dan diganti menjadi pelican crossing atau penyeberangan swakendali. Penyeberangan dengan model ini dianggap jauh lebih efektif asalkan pengguna jalan tertib.
”Maksimal tanggal 19 (Desember 2018) pembongkaran sudah selesai,” kata Site Manager Beton Proyek Pembongkaran JPO (Jembatan Penyeberangan Orang) Tosari Agus Saptono, Minggu (16/12/2018).
Menurut jadwal rencana pembongkaran JPO Tosari, persiapan pengerjaan telah dilakukan sejak 11 Desember lalu dan pelaksanaan teknis dilakukan keesokannya. Pada Minggu ini, dilakukan bobok diafragma sisi timur dan barat JPO dan merapikan bagian trotoar bekas area tangga.
Pembongkaran fokus pada JPO. Sementara tangga besi dari JPO menuju halte transjakarta belum dibongkar. Tangga naik JPO yang berada di depan UOB Plaza juga tidak dibongkar karena menjadi salah satu akses masuk gedung UOB. Tangga akan tetap digunakan dan menjadi perawatan UOB.
Di sisi timur, tangga yang tepat berada di jalur pedestrian akan dibongkar seluruhnya. Sementara lift yang berada di sisi tangga tidak menjadi bagian dari rencana pembongkaran hingga 19 Desember ini. Sebelumnya, lift ini untuk penyandang disabilitas yang akan menggunakan JPO.
Selain JPO Tosari, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kini tengah merevitalisasi tiga JPO di Jalan Jenderal Sudirman, yaitu JPO Polda, Gelora Bung Karno, dan Bundaran Senayan. Revitalisasi menggunakan dana pembayaran koefisien lantai bangunan (Kompas.id, 5/12/2018).
Menurut Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko, langkah penerapan pelican crossing dan pembongkaran JPO disesuaikan dengan pola pergerakan orang. Perubahan itu akan mendukung integrasi moda angkutan umum, utamanya moda raya terpadu (MRT) dan bus transjakarta. Akan dilakukan pula manajemen rekayasa lalu lintas di jalan-jalan kawasan Bundaran Hotel Indonesia.
Butuh kesadaran
Penyeberangan orang telah dialihkan ke pelican crossing di sisi utara Halte Tosari. Setelah car free day, Minggu, banyak pedestrian yang memanfaatkan pelican crossing di Jalan Jenderal Sudirman. Kemudahan dirasakan warga dibandingkan menggunakan JPO.
”Selagi pengendara taat dengan lampu penyeberangan, ini (pelican crossing) jauh lebih baik dibandingkan JPO. Tidak capek lagi naik turun tangga,” kata Derisa, pengguna pelican crossing.
Saat lampu lalu lintas berubah menjadi merah untuk para pengendara, awalnya masih ada yang tidak menghiraukan. Hal itu membuat para penyeberang menjadi lebih waspada.
Tidak hanya bagi pengendara, pedestrian juga masih ada yang tidak sadar untuk menekan tombol traffic light lalu menunggu lampunya berubah hijau. Mereka masih menyeberang layaknya di penyeberangan biasa. Saat jalan tampak kosong, pengguna lalu berlari menyeberang.
Melihat Jalan Jenderal Sudirman padat dilalui kendaraan dan pedestrian, dibutuhkan kesadaran untuk mematuhi rambu. Pelanggaran ini juga masih terjadi di Jalan MH Thamrin yang sebelumnya telah memiliki akses pelican crossing.
Walaupun alarm berbunyi saat traffic light untuk pengendara berwarna merah, masih ada kendaraan yang melanggar. Pada pukul 12.13, sekali menyeberang, belasan pedestrian memanfaatkan pelican crossing. Penyeberang dilakukan setiap lima menit sekali. (SITA NURAZMI MAKHRUFAH)