JAKARTA, KOMPAS— Pria berusia sekitar 50 tahun yang ditemukan tak bernyawa di dalam mobil, di SPBU Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, sekitar pukul 16.00, Minggu (20/1/2019), diduga tewas karena serangan jantung.
Pria yang belum diketahui identitasnya itu, pertama kali ditemukan oleh petugas keamanan SPBU, Zulkarnain. Dia curiga karena mobil dengan nomor polisi B 7022 JU, telah terparkir di SPBU, sejak Minggu pagi atau sekitar pukul 09.00 .
"Kami cek, ada orang tidur di dalam. Coba dibangunin dengan gedor pintu berkali-kali juga enggak bangun," kata Zulkarnain (30), Senin (21/1/2019).
Dia kemudian lapor ke Kepolisian Sektor (Polsek) Pulogadung. Selang sekitar dua jam, petugas datang dan menceknya. Barulah saat itu diketahui, pria di dalam mobil tersebut sudah tak bernyawa. Jenazahnya kemudian dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi. Namun ditanyakan di rumah sakit mana jenazah itu berada, dia mengaku tak mengetahuinya.
Menurut salah satu petugas SPBU, Ade (40), keluarga dari pria tersebut sudah ke SPBU, beberapa saat setelah polisi tiba di lokasi kejadian.
Informasi dari keluarga, pria yang tinggal di daerah Matraman, Jakarta Timur itu, punya penyakit jantung, sehingga keluarga menduga kejadian yang menimpa pria tersebut, juga karena serangan jantung. Apalagi sebelum kejadian, dia harus menempuh perjalanan jauh, ke Sukabumi, Jawa Barat, untuk mengantar barang ke gudang konveksi miliknya.
"Menurut keluarganya, dia sudah lama sakit jantung. Keluarga juga sebenarnya tidak mau dia bawa mobil sendiri," ujar Ade.
Sementara Kompas belum berhasil menghubungi pihak Kepolisian yang menangani kasus tersebut. Kepala Polsek Pulogadung Komisaris Pandji Santoso saat dihubungi belum bersedia memberikan keterangan karena sedang mengikuti tes di Polda Metro Jaya. Kepala Unit Reskrim Polsek Pulogadung Ajun Komisaris Hans Philip Samosir juga tak dapat dimintai keterangan karena sedang berada di luar kota.
Kekurangan oksigen
Catatan Kompas, peristiwa ini menambah panjang jumlah korban tewas di dalam mobil selama satu tahun terakhir. Pada Sabtu (20/10/2018), seorang balita berusia 3,5 tahun ditemukan tewas dalam mobil yang terparkir di tempat parkir umum Apartemen Pluit Sea View, Penjaringan, Jakarta Utara. Balita itu tewas diduga karena kehabisan oksigen.
Pada Februari 2018, kejadian serupa dialami dua warga Purworejo, Mufidatun (45) dan Nurkholis (43). Dua lelaki itu ditemukan tewas dalam mobil yang terparkir di jalan menuju obyek wisata Kawah Sikidang, Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah. Keduanya diduga tewas setelah menghirup karbon akibat terbakarnya penyejuk udara atau AC mobil.
Ahli Paru dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Jakarta Timur, Erlang Samoedro mengatakan, penyebab tewas seseorang di dalam mobil, bisa jadi karena kekurangan oksigen. Apalagi jika kaca mobil dalam kondisi tertutup, dan saat itu AC mobil dinyalakan. Kondisi AC yang tetap menyala memungkinkan sisa-sisa bahan bakar yang mengandung karbon monoksida (CO) masuk ke dalam mobil.
"CO itu tidak berasap dan tidak berbau. Jadi, saat tercium pun tidak berasa sehingga tidak ketahuan," katanya.
CO yang dihirup itu akan masuk ke sel darah merah dan menyebar ke seluruh organ tubuh, termasuk ke otak. Akibatnya, siapapun yang menghirupnya akan kesulitan bernafas, dan bisa berujung pada tewasnya orang itu. Jika CO2 tinggi, menurut Erlang, dalam waktu satu jam, orang tersebut bisa meninggal. (STEFANUS ATO)