Jaringan internasional pengedar narkoba terus menjalankan aksinya. Mereka mencoba berbagai jalur untuk memasarkan narkoba ke Ibu Kota.
DEPOK, KOMPAS— Badan Narkotika Nasional kembali menangkap dua orang yang diduga terlibat jaringan narkoba internasional. Dua tersangka yang ditangkap di Kota Depok berinisial ZKY dan YSF terindikasi memiliki hubungan dengan pengedar dari Malaysia. Dari penangkapan ini, petugas menyita 20 kilogram narkotika jenis sabu.
Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Inspektur Jenderal Arman Depari mengatakan, sabu milik tersangka berasal dari Malaysia yang diselundupkan melalui jalur laut ke Aceh terus dibawa ke Medan.
”Dari Medan, tersangka membawa sabu itu menuju Jakarta menggunakan bus umum. Sebelum diedarkan, sabu itu disimpan di Kota Depok,” kata Arman, Minggu (24/3/2019).
Penangkapan para tersangka dilakukan di dua tempat berbeda. ZKY ditangkap di Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Sabtu sore. ”Dari tangan ZKY, kami menyita tas hitam berisi 10 bungkus sabu dengan berat semuanya 10 kilogram,” ucap Arman.
Adapun penangkapan YSF dilakukan di Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. YSF berperan sebagai pengendali dalam jaringan ini. ”Dari YSF, kami menyita 10 kilogram sabu yang disembunyikan di sebuah warung di Jalan Baru Plenongan,” kata Arman.
Selain menyita 20 kilogram sabu, BNN menyita sepeda motor yang digunakan tersangka serta ponsel-ponsel mereka. Saat ini, kedua tersangka diperiksa di Kantor Pusat BNN, Jakarta Timur.
Secara terpisah, Kepala Kepolisian Sektor Pancoran Mas Komisaris Roni Agus Wowor menjelaskan, berdasarkan keterangan warga setempat, tersangka YSF sudah berjualan di warung itu sekitar lima tahun.
”Tersangka beserta istri dan anaknya tinggal di daerah Beji, Kota Depok. Warga sekitar mengatakan, tidak ada aktivitas yang mencurigakan di warung ataupun di rumah tersangka,” ujarnya.
Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, kata Roni, petugas BNN menemukan sabu di warung YSF di dalam kemasan mirip mi instan. Bungkusan-bungkusan itu berada di dalam karung beras dan di loteng warung.
Kasus serupa
Sebelumnya, Kepala BNN Komisaris Jenderal Heru Winarko mengatakan, berdasarkan hasil kajian BNN di Jawa Barat, ada 15 lokasi yang terpapar narkoba. Dari 15 lokasi ini, sembilan berada di Depok. Lokasi-lokasi ini menjadi sarang peredaran narkoba, mulai dari pengguna hingga transaksi pengedar.
Sembilan daerah di Depok yang dimaksud Heru adalah Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Pangkalan Jati, Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan Pasir Putih, Kelurahan Harjamukti, Kelurahan Tugu, Kelurahan Bojong Gede, Kelurahan Pondok Terong, dan Kelurahan Sukmajaya.
Pada waktu yang hampir bersamaan, Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat merilis penangkapan tersangka YT (34), DO (34), dan G (34), yang juga kaki tangan pengedar narkoba asal Malaysia. Mereka menyelundupkan narkoba lintas negara melalui bungkus makanan keripik rasa telur asin.
Polisi membekuk tersangka YT dan DO di hotel di kawasan Tamansari, Jakarta Barat. Adapun G yang menjadi pemasok barang ditangkap di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Hengki Haryadi mengatakan, G diketahui sebagai warga negara Malaysia yang memiliki jaringan dengan pengedar narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta, Medan. Polisi dan BNN masih menjajaki kerja sama dengan pihak Malaysia untuk membongkar jaringan ini. (E18)