Bocah Terseret Banjir di Tangerang Selatan

KOMPAS/INSAN ALFAJRI

Bocah bermain di gang RT 002 RW 010 Kelurahan Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (10/5/2019) pagi. Kemarin, satu bocah terseret banjir. Ia masuk gorong-gorong.

TANGERANG, SELATAN — Nasib malang menimpa Halimah Sa’adah Fitri. Bocah berusia lima tahun itu terseret banjir dan masuk ke gorong-gorong dekat rumahnya. Hingga Jumat (10/5/2019), pukul 07.40, kembaran Hazimah Dzakiyah Haibah (5) itu belum ditemukan.

Ayahanda Fitri, Hendra (39), termenung di pondok dekat rumahnya di RT 002 RW 010 Kelurahan Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Jumat pagi. Dia tak menyangka salah satu anak kembarnya bernasib malang.

Kemarin, kata Hendra, Fitri bermain bersama kembarannya, Haibah, di dekat pertemuan arus air got. Jarak lokasi ini sekitar 100 meter dari rumahnya. Wilayah ini kebetulan sedang banjir saat itu. Sekitar pukul 16.30, sandal Fitri hanyut. Oleh karena itu, ia mengejar sandalnya. Naas, Fitri malah terperosok ke gorong-gorong yang berarus deras itu.

KOMPAS/INSAN ALFAJRI

Ayahanda Fitri, Hendra (39).

Berdasarkan pemantauan Kompas, lokasi Fitri hanyut itu merupakan  titik pertemuan arus got. Sementara gorong-gorong itu memiliki lebar 1 meter dengan ketinggian kurang lebih 1 meter.

Salah satu warga yang rumahnnya berada persis di titik pertemuan air got itu adalah Puri (30). Menurut Puri, kemarin, banjir setinggi 10 sentimeter dari permukaan jalan gang melanda kawasan ini. ”Di sini, kalau setiap hujan, pasti banjir,” katanya.

KOMPAS/INSAN ALFAJRI

Di gorong-gorong ini, Fitri terseret banjir, Kamis (9/5/2019). Lokasinya berada di RT 002 RW 010 Kelurahan Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan. Foto diambil pada Jumat (10/5/2019).

Saat banjir, Puri biasanya  mengingatkan warga dan memarahi setiap  bocah yang bermain air banjir di situ. ”Kemarin itu situasinya sudah agak gelap. Pintu rumah saya tutup. Saya pikir tidak ada bocah yang bermain. Eh, enggak tahunya...,” katanya.

Menurut Puri, kawasan ini memang banyak dihuni warga yang anaknya masih usia anak-anak. Pada Jumat pagi itu saja ada sekitar delapan ibu menggendong bayi di lokasi kejadian. Setiap kali banjir, warga selalu membuka pintu rumah. Hal itu untuk mengawasi jangan sampai ada bocah bermain banjir.

”Anak-anak pada betah main di dekat got itu, heran. Saya sampai pegal melarang mereka,” katanya.

Kardi (55), paman Hendra, sudah menelusuri gorong-gorong hingga Jumat dini hari. Dia ditemani tim pencari gabungan. Akan tetapi, cucunya itu belum ditemukan.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Tangerang Selatan Uci Sanusi mengatakan, tim akan terus melakukan pencarian.

KOMPAS/INSAN ALFAJRI

Kardi (55), paman Hendra.