Sejumlah kebakaran yang terjadi di Ibu Kota seakan tiada habisnya. Di balik setiap peristiwa itu, ada petugas pemadam yang selalu bersiaga. Keberadaan mereka yang selalu tampil pada saat-saat dibutuhkan kiranya jangan dilupakan.
Oleh
Aditya Diveranta
·3 menit baca
Sejumlah kebakaran yang terjadi di Ibu Kota seakan tiada habisnya. Di balik setiap peristiwa itu, ada petugas pemadam yang selalu bersiaga. Keberadaan mereka yang selalu tampil pada saat-saat dibutuhkan kiranya jangan dilupakan.
Jalan Margasatwa yang berada di belakang Pasar Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, mendadak jadi tontonan warga, (14/7/2019) pukul 19.00. Keramaian malam itu terpusat di sebuah rumah toko yang terbakar dari lantai dasar hingga lantai tiga.
Dalam waktu sekitar 30 menit, api dari lantai dasar dengan cepat merambat ke lantai atas. Kobaran api seakan siap untuk menjalar ke bangunan-bangunan di samping rumah toko (ruko) tersebut.
Di saat seperti itu, Iwan, Kepala Regu Petugas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan, tahu bahwa malam itu akan menjadi waktu yang panjang bagi dia dan dan para petugas lainnya. Ia menduga, api yang begitu cepat merambat ke lantai atas dipicu oleh barang-barang yang mudah terbakar.
”Di lantai tiga ternyata adalah gudang ban sepeda. Masuk akal kalau apinya cepat menjalar ke sana. Sebab, bahan dari karet, kan, rentan terbakar,” ucapnya.
Kebakaran yang terjadi pada waktu malam selalu menjadi tantangan tersendiri bagi petugas pemadam. Iwan menuturkan, banyak keterbatasan yang dialami petugas pada malam hari, terutama karena penerangan minim dan sulitnya akses sumber air yang dapat digunakan untuk pemadaman.
Berbagai siasat dilakukan petugas. Delapan belas mobil pemadam dikerahkan untuk menyedot air kali yang berjarak hampir 2 kilometer dari lokasi kebakaran. Selain itu, para petugas juga berpencar ke sisi bangunan ruko.
Mardi (23), salah seorang petugas, berusaha memadamkan api dari sisi kanan bangunan ruko. Ia berinisiatif naik ke lantai paling atas ruko sebelah, lalu menyemprotkan air ke api yang tampak di lantai tiga.
Dari sisi kiri, sejumlah petugas juga berusaha menyemprotkan air ke arah yang sama, didukung dengan meriam air milik mobil pemadam kebakaran yang berjarak 5 meter dari lokasi kejadian. Setelah menyemprotkan air hingga lebih dari tiga jam, api baru lenyap sekitar pukul 21.30. Walau begitu, petugas masih berjaga di sekitar ruko hingga pukul 22.00.
”Masih dilakukan proses pendinginan agar tidak muncul potensi api lain di lokasi, tetapi setidaknya petugas berhasil mencegah api menjalar ke ruko-ruko sebelah,” kata Iwan.
Iwan mengatakan, pemadam kebakaran yang tidak mengenal waktu telah menjadi risiko profesi. Menurut dia, hal itu pula yang dipahami oleh 108 petugas pemadam yang dikerahkan malam itu.
”Kebakaran bisa terjadi kapan saja, yang penting petugas harus selalu siaga. Justru jadi kebanggaan apabila kami berhasil memadamkan api di lokasi sulit sekalipun,” ucap Iwan.
Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jakarta Selatan Irwan mengatakan, totalitas para petugas tersebut jangan disia-siakan warga. Ia mengimbau warga segera menghubungi layanan panggilan kebakaran 112 apabila mencurigai adanya potensi kebakaran.
”Saya imbau warga segera melaporkan kecurigaan terhadap kebakaran, sekecil apa pun itu. Layanan telepon itu bebas biaya. Lagi pula, kalau laporannya semakin cepat, penanggulangannya pun dapat semakin mudah,” tutur Irwan.