Dua Hari, Tiga Kali Kebakaran Terjadi di Jakarta Selatan
Dua hari terakhir setidaknya tiga kebakaran melanda Jakarta Selatan. Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan mengimbau warga untuk lebih berhati-hati saat menggunakan peralatan elektro.
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Selama dua hari terakhir setidaknya tiga kebakaran melanda Jakarta Selatan. Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan mengimbau warga untuk lebih berhati-hati saat menggunakan peralatan elektronik pada musim kemarau.
Petugas pemadam kebakaran mencoba memadamkan api di sebuah ruko di kompleks ITC Fatmawati, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2019). Pada Selasa ini, kebakaran melanda dua lokasi di Jakarta Selatan. Sebuah rumah dan toko di kompleks ITC Fatmawati terbakar akibat korsleting listrik. Ruko milik Jane itu diketahui menjual peralatan kesehatan.
Saat kejadian, ruko yang berada di Blok B2 Nomor 18 itu sedang direnovasi. Tiba-tiba salah seorang pekerja mencium bau asap dari lantai III. Ternyata korsleting listrik itu membakar tumpukan kardus yang berisi alat kesehatan.
”Kejadian sekitar pukul 08.35 dan segera dilaporkan oleh pekerja ruko itu. Sekitar satu jam kebakaran sudah bisa diatasi oleh 13 unit mobil pemadam kebakaran,” kata Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan Sugeng.
Petugas berhasil melokalisasi api sehingga tidak merembet ke ruko lain di sekitarnya. Namun, kerugian di satu titik ruko itu mencapai Rp 500 juta. Sebab, ada banyak peralatan kesehatan yang terbakar saat kejadian.
Selain itu, kebakaran juga terjadi di lahan kosong dekat pembuangan sampah di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Selasa. Beberapa anak kecil bermain korek api dan membakar sampah di dekat pembuangan sampah. Api yang membesar tidak berdampak terhadap permukiman warga karena di lahan kosong.
Sehari sebelumnya, api juga melahap empat rumah petakan di Jalan Raya Pasar Minggu atau Gang Potlot, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan. Rumah kontrakan seluas 192 meter persegi terbakar pada Senin (9/9/2019). Penyebab kebakaran diduga hubungan pendek arus listrik. Sebanyak 11 jiwa penghuni rumah kontrakan itu terdampak kebakaran.
”Selain digunakan untuk rumah tinggal, rumah petakan itu juga digunakan sebagai tempat usaha bengkel, warung kelontong, dan bengkel servis AC. Kerugian mencapai Rp 375 juta,” kata Sugeng.
Sugeng menambahkan, potensi kebakaran saat musim kemarau memang meningkat. Ia mengimbau warga untuk lebih waspada saat menggunakan peralatan elektronik. Selain itu, juga saat memasak dan menggunakan kompor. Jangan sampai kompor dibiarkan menyala dalam waktu yang lama dan ditinggal beraktivitas.
”Saat musim kemarau seperti ini, udara terasa panas. Kecenderungannya warga menyalakan alat elektronik nonstop 24 jam. Itulah yang terkadang memicu korsleting listrik dan akhirnya menjadi penyebab kebakaran,” kata Sugeng.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Subejo mengatakan, salah satu dampak yang harus diwaspadai saat musim kemarau adalah meningkatnya ancaman kebakaran. BPBD DKI Jakarta berkoordinasi dengan beberapa dinas, termasuk Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, untuk upaya pemadaman.
Armada mobil pemadam kebakaran ditambah untuk mengantisipasi tingginya potensi kebakaran setiap puncak musim kemarau.