Kegiatan Pasar dan Mal Terganggu Selama Unjuk Rasa di DPR
Oleh
AYU PRATIWI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pelaku pasar dan toko ritel di seputar Gedung Dewan Perwakilan Rakyat berharap aksi unjuk rasa tidak berlanjut lagi. Demonstrasi besar-besaran yang berlangsung sejak Senin (23/9/2019) hingga Rabu (25/9/2019) kemarin sangat mengganggu aktivitas pedagang di seputar Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, sehingga menurunkan omzet penjualan mereka.
"Meskipun kini toko telah dibuka seperti biasa, pedagang masih resah dengan kondisi tersebut. Pengunjung berkurang 60-70 persen karena ada jalan yang diblokir di seputar Gedung DPR," kata Asisten Manager Humas PD Pasar Jaya, Amanda Gita Dinanjar, ketika dihubungi pada Kamis (26/9/2019), di Jakarta.
Pasar yang kegiatannya terganggu berada di kawasan Palmerah dan Slipi. Omzet para pedagang di sana pun diperkirakan turun 60-70 persen ketika demonstrasi yang melibatkan ribuan mahasiswa itu terjadi. "Semoga aksi demo tidak berlanjut," tambah Amanda.
Pantauan Kompas, Rabu, di Pasar Slipi dan Pasar Palmerah, sejumlah pedagang mengakui jumlah pengunjung pasar berkurang selama aksi demo di Gedung DPR berlangsung. ”Sepi. Benar-benar enggak ada orang. Pedagang saja pada jengkel. Semoga akhir pekan ini penuh lagi,” ujar Markum, pemilik Warung Serba Guna di Pasar Slipi yang penghasilannya turun sekitar 50 persen.
Hal serupa turut disampaikan oleh Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta, Rabu. "Demo selama beberapa hari ini mengganggu aktivitas toko. Akses konsumen ke sana jadi sulit akibat sejumlah jalan yang ditutup," katanya.
Di mal seputar Gedung DPR, lanjut Tutum, aksi demo paling banyak berdampak terhadap pelaku usaha di bidang makanan dan minuman atau F&B. "Beberapa restoran di Senayan kehilangan rezekinya pada hari itu. Konsumen yang biasanya makan atau minum di sana enggak jadi ke sana dan mencari tempat lain," ucapnya.
Selain itu, ada juga beberapa pusat perbelanjaan kecil atau minimarket di seputar lokasi unjuk rasa yang dibuka dan ditutup secara bergantian, berdasarkan kondisi. Untungnya, hingga Kamis ini, Tutum belum menerima adanya kerusakan di toko yang diakibatkan oleh kerusuhan.
Meskipun menghargai niat para peserta demo dalam menyampaikan aspirasinya, Tutum berharap aksi itu dapat berlangsung secara damai, tertib, dan tanpa merusak fasilitas umum. "Silahkan jalankan hak anda, tetapi jangan ganggu aktivitas orang lain. Jangan rusak sarana umum, karena pembangunan dan perbaikannya pun dipakai dari uang kita," tuturnya.