40 Persen Tiket KA Periode Natal dan Tahun Baru Terjual
Penambahan jumlah KA itu dimungkinkan berkat jalur ganda yang sudah terbangun di jalur rel kereta api bagian utara. Di bagian selatan, jalur ganda baru tersedia di beberapa bagian.
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah penumpang kereta api pada musim libur Natal dan Tahun Baru 2019 diperkirakan mencapai 5,9 juta orang atau naik 4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengantisipasi hal itu dan meningkatkan jumlah perjalanan kereta api.
Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (2/12/2019), mengatakan, 30-40 persen tiket untuk periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2019 sudah terjual. Oleh karena itu, ia mengimbau calon penumpang yang bepergian selama periode Nataru untuk membeli tiket jauh hari sebelum keberangkatan.
”Kita mulai menjual tiket 30 hari sebelum hari keberangkatan. Sekarang, 30-40 persen tiket (perjalanan KA selama Nataru) sudah terjual,” ujar Edi.
Menurut dia, tanggal 22-29 Desember 2019 menjadi periode dengan jumlah penumpang KA paling tinggi. Demi memberikan layanan yang optimal selama periode yang ramai itu, cuti pegawai PT KAI pun ditangguhkan.
Selama masa Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang ditetapkan pada 19 Desember 2019 hingga 5 Januari 2020, PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengoperasikan 404 perjalanan kereta api (KA), yang terdiri dari 374 perjalanan KA reguler dan 30 perjalanan KA khusus periode Nataru. Total kapasitas tempat duduk sebesar 250.012 atau naik 4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Kereta baru
Sejak 1 Desember 2019, PT KAI juga mulai mengoperasikan tiga kereta api reguler baru, yakni KA Dharmawangsa relasi Pasar Senen (Jakarta)-Surabaya Pasar Turi, KA Anjasmoro relasi Pasar Senen (Jakarta)-Jombang (Jawa Timur), dan KA Sancaka Utara relasi Surabaya Pasar Turi (Jawa Timur)-Gambringan (Jawa Tengah)-Solo Balapan (Jawa Tengah), dan Kutoarjo (Jawa Tengah).
Ada pula beberapa kereta api yang rutenya diperpanjang hingga Stasiun Gambir (Jakarta), seperti KA Argo Wilis (Surabaya Gubeng-Bandung-Gambir), KA Turangga (Surabaya Gubeng-Bandung-Gambir), dan KA Mutiara Selatan (Malang-Surabaya Gubeng-Bandung-Gambir).
Edi menjelaskan, penambahan jumlah KA itu dimungkinkan berkat jalur ganda (double double track) yang sudah terbangun di jalur rel kereta api bagian utara. Di bagian selatan, jalur ganda baru tersedia di beberapa bagian.
”Dengan adanya KA relasi baru, jumlah penumpang diharapkan meningkat. KA merupakan angkutan massal yang diminati masyarakat karena tidak kena macet,” ujar Edi.
Layanan ditingkatkan
Ia mencontohkan, salah satu KA yang baru dioperasikan kemarin, yakni KA Dharmawangsa relasi Pasar Senen-Surabaya Pasar Turi sudah memiliki jumlah penumpang yang cukup tinggi. Pada Senin hari ini, tingkat okupansi kereta itu mencapai 96 persen.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi menyampaikan, penambahan layanan perkeretaapian memang perlu difokuskan saat ada permintaan tiket yang tinggi. Hal itu demi memastikan masyarakat dapat mudik sesuai waktu yang ditargetkan.
Selain penambahan kereta api, ia berharap layanan lainnya, seperti yang terkait pembelian atau pembatalan tiket, bisa turut ditingkatkan. Berdasarkan pengalamannya, proses pembatalan tiket kereta api cenderung lebih lama dibandingkan dengan layanan transportasi lainnya.
”Sistem pembelian tiket kereta api sudah bagus, tetapi pengembalian tiketnya kelamaan dan bisa mencapai tiga minggu. Di platform pembelian tiket penerbangan, misalnya, proses pembatalan tiket hanya beberapa hari,” ujar Tulus.