Grab Indonesia melatih mitra pengemudi untuk bisa melayani penyandang difabel. Grab juga membuka ruang penyandang difabel untuk menjadi mitra pengemudi.
Oleh
AYU PRATIWI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Grab Indonesia menargetkan setidaknya 2.000 pengemudi mitra Grab mampu melayani penyandang difabel hingga akhir tahun ini. Mereka dilatih khusus untuk memenuhi kebutuhan penyandang difabel. Tak sebatas itu, Grab membuka ruang penyandang disabilitas untuk jadi mitra pengemudi.
”Kami juga memikirkan bagaimana memfasilitasi penumpang penyandang disabilitas. Kami latih mitra pengemudi bagaimana caranya membantu penumpang penyandang disabilitas. Misalnya, bagaimana membantu penumpang dengan kursi roda, bagaimana cara melipat dan memasang kursi roda. Itu ada caranya sendiri,” kata Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (3/12/2019).
GrabGerak merupakan layanan angkutan daring khusus untuk difabel. Layanan dengan mobil itu kini hadir di empat kota besar, yakni di Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Malang.
Manajer Humas Grab Indonesia Andre Sebastian menambahkan, selain penumpang dengan kursi roda, pengemudi GrabGerak juga dilatih melayani kebutuhan difabel lain, termasuk tunanetra dan tunarungu.
”Pelatihan berlangsung intensif selama seminggu. Setelah itu, pengemudi memperoleh sertifikat, termasuk tes untuk benar-benar memastikan kemampuannya melayani penumpang penyandang disabilitas,” tambah Andre.
Hamden (43), mitra pengemudi GrabGerak, menceritakan, pengemudi harus peka dan berdialog tanpa menyinggung perasaan penyandang disabilitas.
”Dalam pelatihan itu, penekanannya bagi saya itu pada sikapnya. Enggak semua penyandang disabilitas minta bantuan. Ada yang berupaya untuk tidak menyusahkan orang lain dan menolak dibantu. Itu penting dikomunikasikan sejak awal,” ujar Hamden yang sudah bermitra dengan Grab selama hampir tiga tahun.
Layanan GrabGerak merupakan bagian dari program Grab bertajuk ”Mendobrak Sunyi” yang diluncurkan pada September 2019. Program itu adalah upaya Grab membuat aplikasinya lebih inklusif dan dapat diakses semua orang.
Selain menyediakan layanan untuk difabel, Grab membuka ruang untuk bermitra dengan pengemudi penyandang tunarungu. Grab menambahkan teks terjemahan dalam materi video pendaftaran dan pelatihan agar bisa dimengerti penyandang tunarungu.
Ada pula fitur khusus dalam aplikasi berupa live chat, di mana pengemudi penyandang tunarungu bisa berkomunikasi dengan penumpangnya.
Pelatihan bahasa isyarat juga dilakukan untuk staf Grab yang melayani mitra penyandang tunarungu. Saat ini, ada lebih dari 90 penyandang tunarungu yang tergabung sebagai mitra pengemudi Grab di Jakarta, Bandung, Medan, dan Surabaya.
”Kami percaya setiap orang harus memiliki akses yang sama untuk mendapatkan peluang mendapatkan penghasilan. Grab membuka kesempatan kepada siapa pun, apa pun, dan bagaimana pun dia untuk menjadi mitra,” ujar Neneng.