Tak lama lagi polisi lalu lintas Polda Metro Jaya yang bertugas di lapangan dilengkapi ”body cam” yang terpasang pada seragam. Ibarat mata di langit, gerak-gerik polisi lalu lintas di lapangan dan warga akan diketahui.
Oleh
Wisnu Aji Dewabrata
·3 menit baca
Tidak lama lagi polisi lalu lintas di Polda Metro Jaya yang bertugas di lapangan dilengkapi body cam atau kamera tubuh yang terpasang di seragam. Ibarat mata di langit, gerak-gerik polisi lalu lintas di lapangan dan masyarakat akan terpantau.
Kompas melihat cara kerja kamera yang dilengkapi berbagai fitur canggih itu, Selasa (10/12/2019). Ukuran kamera warna hitam itu sebesar kamera saku digital dengan layar LCD di sisi belakang. Perbedaannya adalah adanya penjepit untuk memasang kamera ke seragam. Berat kamera 190 gram, termasuk baterai 3.300 mAh yang dapat merekam video selama 8 jam. Kamera memiliki sistem pemosisian global (GPS) sehingga posisi petugas yang menggunakan kamera selalu terpantau.
Fungsi utama kamera adalah merekam video, audio, dan memotret. Kamera juga berfungsi sebagai alat komunikasi seperti pesawat HT untuk berbicara dengan pusat kontrol atau sesama petugas.
Harga satu kamera berikut pendukungnya, antara lain docking, perangkat lunak, dan alat penyimpan data, mencapai Rp 12 juta. Saat ini kamera yang tersedia baru 16 unit. Tahun depan akan ditambah sedikitnya 100 unit.
Menurut Kepala Seksi STNK Ditlantas Polda Metro Jaya Komisaris Arif Fazlurrahman, fungsi kamera tubuh sebenarnya mengawasi petugas di lapangan. Adanya kamera ini diharapkan menghilangkan pungutan liar dan berbagai pelanggaran lainnya. Kamera juga berfungsi melindungi petugas di lapangan apabila diserang atau menghadapi situasi darurat.
Kamera yang dipasang pada seragam petugas menghasilkan gambar yang terang meskipun malam hari. Proses pengiriman gambar dari kamera ke ruang kontrol masih agak tersendat, tetapi kualitas gambar dan suara cukup jelas. Ketika tombol darurat ditekan, tanda pemberitahuan langsung masuk ke pusat kontrol.
Arif mengatakan, di negara lain seperti China, Jepang, Italia, Georgia, Belanda, dan Singapura, kamera pada seragam petugas kepolisian sudah umum digunakan. Dulu, mobil patroli polisi di Indonesia pernah dipasangi kamera, tetapi banyak kamera yang rusak.
”Kamera ini disetel di markas. Kamera tidak bisa dimatikan oleh petugas. Paling hanya bisa dilepas dari seragam. Misalnya petugas mau ke kamar kecil. Kendala di jaringan internet, tapi kalau di Jakarta tidak masalah,” kata Arif.
Kamera menggunakan teknologi 4G. Ke depan, kamera dapat menggunakan teknologi 5G sehingga pengiriman gambar jauh lebih cepat sesuai kondisi lapangan. Ketika kamera diisi daya di markas, saat itu pula data berupa rekaman video, audio, ataupun foto akan dipindahkan ke komputer.
Kamera tubuh yang ada saat ini digunakan terbatas oleh anggota patroli jalan raya (PJR) yang bertugas di jalan tol. Petugas PJR mendapat prioritas karena mereka sering berurusan dengan pengemudi yang melawan petugas atau tidak mau diberi pengertian.
”Dengan kamera ini, anggota polisi ataupun masyarakat tidak akan macam-macam karena semua ada buktinya,” kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusuf, Selasa.
Menurut Yusuf, adanya fitur tombol darurat di kamera tubuh akan membantu petugas seandainya menghadapi situasi darurat atau bahaya. Jika tombol darurat warna merah ditekan, ruang kendali akan segera merespons.
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies Bambang Rukminto mengatakan, penggunaan peralatan seperti kamera tubuh hanya sebagai penunjang kerja kepolisian. Akan tetapi, anggota yang nakal tentu punya banyak cara untuk mengakali teknologi. Oleh sebab itu, prosedur operasi standar harus diatur dengan ketat agar tak dimanfaatkan anggota yang nakal.
”Yang paling utama adalah manusianya sendiri. Secanggih apa pun peralatannya, kalau manusianya lemah, tetap saja tak akan berfungsi dengan baik. Kalau mental anggota masih korup, secanggih apa pun (alat) jelas hanya akan buang-buang anggaran,” ucapnya.
Menurut Bambang, sebagai upaya preventif, penggunaan kamera di badan sangat bagus dan perlu didukung. Kamera bukan hanya sebagai alat deteksi tindak kejahatan, tetapi sebagai penggentar agar tak terjadi tindak kejahatan kepada anggota ataupun oleh anggota.
Jika kamera tubuh sudah banyak digunakan polisi di Jakarta dan kendaraan Anda dihentikan polisi, janganlah lupa tersenyum, karena wajah Anda sudah terekam di data kepolisian.
Dengan kamera ini, anggota polisi dan juga masyarakat tidak akan macam-macam karena semua ada buktinya.