Pengamanan Natal dan Tahun Baru bukan hanya domain TNI dan Polri, melainkan juga harus peran aktif masyarakat menjaga situasi.
Oleh
Tim Kompas
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Sebanyak 120.000 personel TNI, Polri, dan organisasi kemasyarakatan akan mengamankan perayaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Antisipasi diperkuat tak hanya di rumah ibadah, tetapi juga obyek vital dan pusat keramaian.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ataupun Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Idham Azis menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam melancarkan perayaan itu.
”Pengamanan Natal dan Tahun Baru bukan hanya domain TNI dan Polri, melainkan juga harus peran aktif masyarakat menjaga situasi,” kata Idham setelah memimpin ”Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Toba- 2019, Pengamanan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020” di wilayah Sumatera Utara di Lapangan Banteng Medan, Kamis (19/12/2019), bersama Panglima TNI.
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono menjelaskan, ada 12 potensi kerawanan pada perayaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 berdasarkan analisis intelijen. Ancaman terorisme di urutan pertama, diikuti kejahatan konvensional, kemacetan, kecelakaan transportasi, sweeping ormas, aksi penolakan peribadatan, dan konflik sosial.
Di Jakarta, operasi pengamanan Natal dan Tahun baru melibatkan 191.807 personel gabungan. Mereka akan menjaga 61.308 obyek vital, seperti gereja, tempat wisata, stasiun, dan bandara. Operasi akan berlangsung selama 10 hari, mulai dari 23 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020. ”Personel gabungan akan disebar di 1.792 titik pos pengamanan, 745 titik pelayanan, dan 45 titik pos terpadu,” katanya.
Di Gereja Katedral, Jakarta, pengamanan masih terbilang longgar. Kompas masuk dari pintu yang berada di Jalan Lapangan Banteng Utara. Namun, A Susyana Suwadie dari Humas Gereja Katedral menjelaskan, saat misa Natal berlangsung, jemaah masuk dari satu pintu di sisi Jalan Katedral.
Akses satu pintu bertujuan memudahkan pemeriksaan.
Sebanyak 40 petugas keamanan gereja dipersiapkan untuk
memeriksa barang bawaan umat.
Di Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (BPIB) Immanuel Jakarta juga belum ada pemeriksaan di pintu masuk. Koordinator keamanan Jems Sahetapy menjelaskan, pemeriksaan di pintu masuk dimulai pada 24 Desember. Di pintu masuk, mobil dan motor jemaah diperiksa.
Kepala Biro Operasi Polda Papua Komisaris Besar Gatot Ariwibawa mengatakan, Jayapura menjadi prioritas pengamanan Natal karena terdapat banyak gereja dengan jumlah jemaat yang besar. Seluruh kepala polres diinstruksikan untuk memberdayakan pihak keamanan dari gereja dan meningkatkan patroli di setiap gereja. Polisi menyiapkan tiga sampai empat anjing pelacak di lokasi tertentu.
Di Bandar Lampung, Tegal, Mataram, Ambon, dan Manado, pengamanan serupa juga dilakukan.