Menembus Badai demi Kemeriahan Kembang Api di Ancol
Hujan deras yang terus mengguyur tak mematahkan semangat ribuan warga di Pantai Ancol, Jakarta. Mereka bertahan demi dapat menyambut Tahun Baru 2020 serta pijaran kembang-kembang api beragam warna.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
Pesta malam tahun baru tetap meriah kendati hujan deras mengguyur dua jam menjelang pergantian tahun di Pantai Ancol, Jakarta, Selasa (31/12/2019). Bahkan, pengunjung dari berbagai daerah tetap bertahan demi menantikan saatnya pesta kembang api.
Di atas panggung yang disiapkan panitia, musisi Ras Muhammad seolah tak lelah menghibur ribuan pengunjung yang memadati Pantai Lagoon Ancol. Di tengah hujan deras, penonton pun enggan beranjak.
Untuk menangkal hujan, mereka membeli jas hujan sekali pakai. Sebagian lagi berteduh di bangunan yang ada di sekitar pantai. Beberapa pengunjung terlihat mendirikan tenda di pantai dan berlindung di dalam tenda.
Para pengunjung tidak hanya datang dari Jakarta dan sekitarnya, tapi juga dari luar daerah. Bagi mereka, Jakarta adalah magnet. Mereka memandang, perayaan tahun baru di Jakarta menjanjikan kemeriahan yang tak ada di daerah lainnya.
Pengunjung dari Jabung, Lampung Timur, Aji Mustafir (33), sengaja memilih Ancol sebagai tempat menghabiskan malam pergantian tahun karena mengincar kemeriahan yang tak ia dapatkan di Lampung. Aji memboyong keluarganya ke Jakarta menggunakan mobil pada 30 Desember 2019 malam.
"Anak-anak ingin main ke pantai sekalian merayakan tahun baru. Ini kali pertama kami merayakan pergantian tahun di Ancol. Biasanya selalu di Lampung," ujar Aji.
Di tengah hujan deras dan angin yang mengganas, Aji berdiri mengenakan jas hujan. Ia menyimak konser musik dari tendanya. Sementara, istri dan anak-anaknya beristirahat sejenak di dalam tenda.
Di bibir pantai, sejumlah anak-anak berenang pada tengah malam. Mereka berenang dengan diawasi oleh orangtua masing-masing.
Sementara itu, di pos polisi dan mushola penuh sesak oleh ibu-ibu, orangtua, dan anak anak. Mereka tak beranjak dari Ancol dan lebih memilih tidur di sana karena hujan deras tidak mau mengalah barang sedetik pun.
Di tengah guyuran hujan, Devina Agustina (28), warga Cikupa, Tangerang, bergeming menyaksikan kemeriahan di atas panggung. Sembari menikmati musik dari kejauhan, dia menimang sang anak yang berusia 20 bulan.
Alasan utama yang menarik Devina untuk datang ke Ancol adalah karena ia ingin menyaksikan pesta kembang api. Pihak Ancol menyiapkan pesta kembang api spektakuler pada malam pergantian tahun.
Oleh sebab itu pula ia rela menanti momen berharga tersebut. Meski hujan dan angin kencang tak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir, Devina tetap kukuh menanti pesta kembang api.
Hujan deras dan angin kencang membuat tak sedikit pengunjung Ancol basah kuyup. Jelang pukul 00.00 hujan bertambah deras. Tepat pada tengah malam, kemeriahan kian terasa. Ratusan kembang api berbagai bentuk dan warna diluncurkan panitia. Suara hujan pun bersahut-sahutan dengan gemuruh kembang api.
Pesta baru benar-benar berakhir setelah kembang api terakhir terbakar di angkasa. Ratusan pengunjung bergegas kembali. Sebagian lagi memilih berteduh di Ancol karena kali ini hujan dan badai yang mengalahkan mereka.