Warga Ciledug Indah dan Duren Village, Tangerang, Banten, kini dihadapkan pada sulitnya membersihkan lumpur dan sampah yang dibawa banjir.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Setelah banjir menerjang, warga Ciledug Indah dan Duren Village, Tangerang, Banten, kini dihadapkan pada sulitnya membersihkan lumpur dan sampah yang dibawa banjir. Tidak hanya di dalam rumah, tetapi di lingkungan sekitar rumah. Bantuan pun diharapkan untuk mempercepat pembersihan agar masyarakat dapat kembali hidup normal.
Berdasarkan pantauan Kompas, Jumat (3/1/2020), banjir setinggi 1,5 meter yang melanda kawasan Ciledug Indah I, Ciledug Indah II, dan Duren Village sudah tak terlihat lagi.
Menurut Supardi (50), salah satu warga RT 007 RW 001 Ciledug Indah I, banjir berangsur-angsur surut mulai Kamis malam dan tak ada lagi mulai Jumat pagi. ”Genangan tadi pagi tersisa sekitar 20 sentimeter. Semakin surut, tetapi menyisakan lumpur dan sampah di sekitar rumah dan taman,” katanya.
Warga pun mengeluhkan lumpur yang sulit dibersihkan. Lusia Apriyani (67), warga RT 008 RW 006 Ciledug Indah II, mengatakan, lumpur tidak hanya membuat kotor lantai dan dinding rumah, tetapi juga menyumbat saluran air di rumah.
”Setelah genangan surut, sisa lumpur itu banyak sekali hingga memampatkan saluran air. Sejak pagi, saya jadi menumpang air di rumah saudara yang datarannya lebih tinggi,” kata Lusiani.
Lumpur juga mengotori perabot rumah. Hal itu membuat Edwin (47), warga RT 002 RW 010 Ciledug Indah II, harus bersusah payah mencuci seluruh perabot rumah, bahkan sebagian barang terpaksa ia buang.
”Ada barang-barang dari kayu yang melapuk karena terendam genangan. Waktu dibersihkan, kayunya sudah lembek sekali. Selain itu, kasur yang terkena endapan lumpur juga saya buang karena berbau,” ucap Edwin.
Eza (37), tetangga Edwin, juga terpaksa membuang sofa dan kasur yang tak mungkin lagi dibersihkan. ”Ada kasur yang saya buang karena jika dicuci, dijemur, tidak akan menghilangkan kumannya. Saya khawatir menjaga barang tersebut malah bikin sarang penyakit di rumah,” katanya.
Tidak mudah bagi korban banjir di Ciledug Indah dan Duren Village untuk membersihkan rumah dan perabot yang terendam banjir karena ketersediaan air bersih yang terbatas. Bantuan pun diharapkan agar pembersihan setelah banjir bisa segera dituntaskan. Sejauh ini, bantuan sebatas pembersihan lumpur dan sampah di lingkungan perumahan oleh petugas dinas kebersihan.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Budi Sylvana sebelumnya berjanji memenuhi kebutuhan sarana mandi, cuci, dan kakus (MCK) korban banjir di pengungsian. Ia telah menyebar 11.000 petugas di 300 lokasi terdampak banjir.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengingatkan korban banjir agar memprioritaskan perlindungan kesehatan setelah banjir menerjang. ”Setelah genangan surut, pembersihan harus segera dilakukan. Saya pastikan untuk tim kesehatan agar siaga di lokasi terdampak,” tambahnya.
Sementara Ketua Umum Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia Adib Khumaidi meminta korban banjir untuk waspada dengan makanan dan tempat tinggal yang tidak higienis. Konsumsi makanan yang tidak higienis, misalnya, dapat menyebabkan sejumlah penyakit, salah satunya demam tifoid.