Revitalisasi Monas Dijanjikan Tak Kurangi Luas Ruang Terbuka Hijau
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjanjikan revitalisasi Monumen Nasional tidak mengurangi luas ruang terbuka hijau di DKI Jakarta. Penebangan pohon akan diganti di area parkir di kawasan monument tersebut.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjanjikan revitalisasi Monumen Nasional tidak mengurangi luas ruang terbuka hijau di DKI Jakarta. Penebangan pohon akan diganti di area parkir di kawasan monumen tersebut.
Kepala Dinas Cipta Karya, Pertanahan dan Tata Ruang DKI Jakarta Heru Hermawanto mengatakan, revitalisasi kawasan Monumen Nasional (Monas) justru diupayakan akan menambah jumlah pohon, yaitu dengan merapatkan pepohonan di area parkir dan taman rusa.
”Sekarang ini kawasan parkir terlihat gundul, nanti akan dihijaukan. Mungkin sekitar 200 pohon di sana, lalu di area rusa juga masih bisa dirapatkan,” katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (20/1/2020).
Revitalisasi area Monas yang diawali di Plaza Selatan disertai penebangan dan pemindahan 190 pohon. Revitalisasi di area selatan itu dilakukan pada area seluas 34.841 meter persegi.
Kepala Unit Pengelola Monas Muhamad Isa Sanuri mengatakan, revitalisasi merupakan bagian dari Rencana Induk Penataan Rencana Tapak Kawasan Medan Merdeka, hasil dari sayembara desain yang pemenangnya ditetapkan pada awal 2019. Pengerjaan ditarget berlangsung tiga tahun dan selesai pada 2021.
Rancangan utama revitalisasi adalah membangun lapangan plaza sebagai wadah ekspresi warga di setiap sisi Monas, baik di wilayah selatan, timur, maupun barat, serta pembangunan kolam yang dapat merefleksikan bayangan Tugu Monas.
Kawasan Monas merupakan salah satu ruang terbuka hijau (RTH) di DKI Jakarta. Saat ini luas RTH DKI Jakarta diperkirakan 14,9 persen dari target 30 persen dari luasan Jakarta 661,5 kilometer persegi.
Penebangan pohon ini menuai kritik setelah serangkaian pembangunan infrastruktur di DKI Jakarta selama beberapa tahun terakhir disertai penebangan pohon. ”Salah satunya pembangunan MRT dan LRT yang menebang atau merelokasi 2.000 pohon,” kata Alfred Sitorus dari Koalisi Pejalan Kaki.
Kawasan Monas merupakan salah satu ruang terbuka hijau (RTH) di DKI Jakarta. Saat ini luas RTH DKI Jakarta diperkirakan 14,9 persen dari target 30 persen dari luasan Jakarta 661,5 kilometer persegi.
Menurut Alfred, sebenarnya kritik tersebut tidak anti-pembangunan. Akan tetapi, selama ini, penebangan di Jakarta tak pernah jelas, baik relokasi maupun penggantiannya.
Saat pembangunan MRT dan LRT, pohon-pohon disebutkan dipindahkan ke Taman BMW. Namun, saat ini di kawasan sekitar Taman BMW pun tengah dibangun Stadion BMW.
”Kami hanya meminta kalau memang telah dilakukan pemindahan pohon atau penggantian, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memublikasikan termasuk perkembangan (pohon) hidup atau tidaknya,” katanya.
Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Suzi Marsitawati mengatakan, untuk revitaliasi Monas, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan pohon dengan menggunakan USG. Hasilnya, sebagian besar pohon tersebut sudah dalam keadaan keropos.
Menurut Suzi, untuk pohon yang keropos, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta merekomendasikan penebangan karena tidak mungkin dilakukan relokasi. ”Kalau dibiarkan, pohon besar yang keropos bisa berbahaya untuk publik, sementara kalau dipindahkan, ya, tidak mungkin,” katanya.
Menurut Suzi, pohon-pohon di Monas yang ditebang sebagian besar berjenis angsana, trembesi, dan mahoni. Pohon-pohon itu dalam keadaan keropos diduga karena kondisi tanah dan udara sekitar.
Kalau dibiarkan, pohon besar yang keropos bisa berbahaya untuk publik, sementara kalau dipindahkan, ya, tidak mungkin (Suzi Marsitawati).
Sementara, kata Suzi, pohon-pohon yang ditebang saat pembangunan LRT dan MRT, dipindahkan ke Taman BWM, tetapi bukan di area Stadion BMW. Pohon-pohon tersebut dipindahkan ke taman di depan area yang tengah dibangun menjadi Stadion BMW.