Virus korona jenis baru asal Wuhan, China, tengah menjadi perhatian dunia. Penularannya yang bisa terjadi antarmanusia semakin membuat dunia, termasuk Indonesia, semakin waspada.
Oleh
Ayu Pratiwi
·4 menit baca
Virus korona jenis baru asal Wuhan, China, tengah menjadi perhatian dunia. Penularannya yang bisa terjadi antarmanusia semakin membuat dunia, termasuk Indonesia, semakin waspada.
Pada Kamis (23/1/2020) siang, virus ini sempat memicu kepanikan di Gedung BRI 2, Jakarta. Saat itu, seorang karyawan Huawei, berwarga negara China, yang melakukan kunjungan kerja ke kantor Huawei di gedung itu demam sehingga dikhawatirkan terjangkit virus korona.
Kabar itu beredar di seluruh Gedung BRI. Sebagian besar penghuni gedung langsung mengenakan masker. Gedung pun sempat diisolasi beberapa saat dan muncul larangan tidak memperbolehkan siapa pun keluar atau masuk ke gedung itu.
Untungnya, pada Kamis sore menjelang jam pulang kerja, semua sudah bisa masuk atau keluar dari gedung secara bebas. Hal itu menyusul informasi tentang hasil pemeriksaan kesehatan terhadap karyawan Huawei yang telah dinyatakan sakit flu biasa.
Kepanikan itu mengundang Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengunjungi Gedung BRI 2 untuk mengecek kondisi. Ia pun sempat mengunjungi kantor Huawei di lantai 19 gedung itu.
Di hadapan awak media, Terawan berupaya meredakan kepanikan dan memastikan karyawan asal China itu tidak terinfeksi virus korona jenis baru. Karyawan itu hanya mengalami sakit flu biasa.
”Pasiennya enggak apa-apa kok. Bukan kena virus (korona jenis baru). Hanya sakit biasa. Tetapi, karena kepanikan, hal itu dibesar-besarkan. Enggak ada apa-apa sebenarnya,” ujarnya.
Pasiennya enggak apa-apa kok. Bukan kena virus (korona jenis baru). Hanya sakit biasa. Tetapi, karena kepanikan, hal itu dibesar-besarkan. Enggak ada apa-apa sebenarnya.
Terawan juga berpesan kepada perwakilan BRI untuk tidak melakukan tindakan sebelum mendapatkan hasil konfirmasi dari Kementerian Kesehatan. Baginya, informasi tidak benar yang menjadi viral itu juga berbahaya.
”Kewenangan itu merugikan Bank BRI sendiri. Bayangkan apa yang terjadi kalau (gedung BRI) enggak beroperasi? Makanya ditunggu dulu. Menteri Kesehatan akan memberikan pernyataan setelah mengecek semua secara detail. Jangan sampai kita dihebohkan untuk hal-hal enggak penting,” tutur Terawan.
Ia memastikan, Gedung BRI aman dan bisa beroperasional seperti biasa. ”Saya cek semua, termasuk pintu negara. Kita sudah Siaga Satu. Jadi tenang saja, saya kerja membantu masyarakat agar tidak khawatir,” lanjut Terawan.
Direktur Utama BRI Sunarso pun memastikan, berita mengenai adanya karyawan di Gedung BRI yang terjangkit virus korona itu tidak benar. Ia juga menekankan komitmen BRI menjaga keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja BRI.
Ofisial PT Huawei Tech Investment juga menyampaikan pernyataan resmi baik secara langsung maupun melalui pesan singkat. Pesan itu disebarkan sebelum tim medis Kementerian Kesehatan memastikan penyakit karyawannya.
Inti pesan itu antara lain telah mengantar karyawan yang demam itu ke rumah sakit. Saat itu, karyawan tersebut belum dapat dipastikan apakah benar-benar terjangkit korona jenis baru atau tidak. Pembagian masker yang dilakukan merupakan bagian dari prosedur kesehatan di lingkungan kerja.
Pada Kamis sekitar pukul 16.00, Gedung BRI sudah beroperasi seperti biasa. Tidak ada petugas keamanan yang melarang tamu atau karyawan masuk dan keluar dari gedung. Meskipun demikian, ada beberapa karyawan yang tetap berwaspada dan mengenakan masker.
17 orang meninggal
Hingga Kamis malam, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, sudah ada total 634 orang tertular virus korona jenis baru. Sebanyak 17 orang di antaranya meninggal.
Penyebaran virus korona jenis baru berawal dari kota Wuhan dan sudah menyebar ke beberapa negara, termasuk Singapura, Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Di Indonesia, ada satu pasien, warga negara Indonesia, terduga tertular virus baru itu. Pasien berinisial R (35) itu memiliki riwayat perjalanan dari China dan sedang dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianto Saroso, Jakarta (Kompas, 24/1/2020).
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta juga terus mewaspadai perkembangan virus itu. Dinkes telah menginstruksikan rumah sakit, puskesmas, dan klinik untuk mempersiapkan tenaga dan alat kesehatan memadai untuk menghadapi kemungkinan munculnya penyakit itu.
Masyarakat juga diimbau berwaspada terhadap gejala penyakit tersebut. Masyarakat juga diminta menerapkan perilaku hidup bersih, seperti sering mencuci tangan, serta menutup hidung dan mulut dengan tisu saat batuk atau bersin.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dikes DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, masyarakat juga perlu mengenakan masker apabila sedang sakit dengan gejala infeksi saluran napas, seperti demam, batuk, dan flu. Apabilan gejala itu terjadi, segeralah berobat.
”Jika sedang sakit, kurangi aktivitas di luar rumah dan batasi kontak dengan orang lain,” katanya.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) mencatat, infeksi dari virus korona jenis baru dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, komplikasi gagal ginjal, hingga kematian. Hingga sekarang belum ada vaksinasi dan pengobatan yang tersedia untuk mengobati infeksi dari virus itu.