Wayang potehi mewarnai Teater Salihara di Jalan Salihara, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, sepanjang Sabtu (1/2/2020).
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM/HELENA F NABABAN
·2 menit baca
Wayang potehi yang erat kaitannya dengan keberadaan masyarakat Tionghoa peranakan di Nusantara menjadi panggung untuk menyampaikan cerita dari legenda Jawa. Panggung pun menjadi medium penyampai pesan toleransi yang kuat.
Dikutip dari akun instagram @Komunitas_Salihara, wayang potehi mewarnai Teater Salihara di Jalan Salihara, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, sepanjang Sabtu (1/2/2020), dari diskusi-diskusi yang menyelami seluk-beluk berbagai sisi mengenai kesenian teater boneka itu hingga pergelaran wayang dengan cerita menarik.
Diskusi yang gratis diikuti ini digelar mulai pukul 15.00 dengan tajuk Di Balik Layar Wayang Potehi. Diskusi dengan pembicara dalang wayang potehi Sukar Mudjiono dan Josh Stendberg, peneliti serta akademisi wayang potehi asal Kanada. Diskusi selanjutnya berjudul Budaya Tionghoa Peranakan, Transformasi Setelah Reformasi, pukul 16.45. Diskusi ini menghadirkan pembicara sejarawan Didi Kwartanada dan budayawan peranakan Tionghoa Udaya Halim.
Diskusi-diskusi ini bertujuan mengupas budaya-budaya peranakan Tionghoa yang saling terpengaruh dan berpengaruh dalam membentuk produk-produk budaya di Nusantara. Namun, represi semasa Orde Baru membuat budaya Tionghoa peranakan tenggelam.
Wayang potehi yang dibawa imigran Provinsi Fujian, China, misalnya, sempat tak bebas dipanggungkan selama Orde Baru. Padahal, wayang potehi juga saling terpengaruh dan memengaruhi kebudayaan di Nusantara sehingga hasilnya tak lagi murni hanya budaya dari negeri asalnya.
Diskusi ini akan dihibur dengan dua gelaran wayang potehi, yaitu ”Sun Go Kong Melawan Putri Kipas” pada pukul 14.00 dan ”Damarwulan Satria Majapahit” pada pukul 20.00. Pergelaran ini berbayar Rp 100.000 untuk dewasa dan Rp 75.000 untuk anak-anak hingga usia 14 tahun.
Di tempat lain, Erasmus Huis mempersembahkan penampilan Balet Nasional Belanda pada Jumat (31/1/2020) dan Sabtu (1/2/2020). Dari media sosial Erasmus Huis Jakarta, pergelaran balet yang bisa ditonton secara gratis itu akan berlangsung di Gedung Kesenian Jakarta mulai pukul 19.30. Pergelaran juga akan menghadirkan penampilan spesial dari Namarina Youth Dance.