25 Ruas Jalan Jakarta Tergenang akibat Penyumbatan Saluran Air
Hujan deras pada Minggu (2/2/2020) menimbulkan genangan air di sejumlah ruas jalan di Jakarta. Setidaknya ada 25 jalan yang tergenang. Salah satu yang tergenang banjir adalah kawasan Monas, di depan Istana Negara.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Genangan air di sejumlah ruas jalan di Jakarta disebabkan oleh penyumbatan saluran air. Masalah ini menjadi pekerjaan rumah yang serius bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena hujan dengan intensitas tinggi masih akan terus membayangi Ibu Kota.
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta pada Minggu (2/2/2020), hujan yang terjadi di kawasan Jabodetabek mulai Sabtu (1/2) hingga hari ini telah meningkatkan tinggi muka air di sejumlah pintu air, waduk, dan bendungan.
Di Pintu Air Pasar Ikan, misalnya, tinggi muka air mencapai 183 sentimeter dengan status Siaga 3 atau Waspada. Sementara itu, di Bendungan Katulampa, Pintu Air Depok, Manggarai, Karet, Krukut Hulu, Pesanggrahan, Angke Hulu, Waduk Pluit, Cipinang Hulu, Sunter Hulu, Pulo Gadung, status masih terpantau Normal atau Siaga 4.
Hujan deras juga menimbulkan genangan air di sejumlah ruas jalan di Jakarta. Setidaknya ada 25 jalan yang sempat tergenang.
Jalan-jalan yang tergenang itu tersebar di tiga wilayah kota administrasi, yakni Jakarta Utara (17 jalan), Jakarta Pusat (4 jalan), dan Jakarta Barat (4 jalan).
Di Jakarta Utara dan Jakarta Barat, ketinggian air mulai dari 5 cm hingga 30 cm. Adapun di Jakarta Pusat, ketinggian air mencapai 10 cm hingga 400 cm.
Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Subejo mengatakan, jalan-jalan yang tergenang itu telah ditangani para Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) di tingkat kelurahan dan petugas Dinas Sumber Daya Air DKI. Penanganan yang dilakukan meliputi pembersihan saluran dan penyedotan genangan.
Subejo menambahkan, hujan lebat yang disertai kilat dan angin kencang masih akan terjadi di Jakarta. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat dan seluruh pihak untuk tetap waspada.
”Saya sudah mengingatkan terus,” ujarnya.
Air bergerak lambat saat memasuki saluran air. Saat ditelusuri, ternyata ada timbunan tanah yang menghambat saluran di sekitar kawasan Monas. Tak heran, air yang menggenangi kawasan Monas berwarna coklat.
Peringatan senada juga dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Potensi hujan lebat yang disertai angin kencang dan kilat akan terjadi di wilayah Jabodetabek mulai hari ini hingga Selasa (4/2).
Kawasan Monas
Salah satu genangan air muncul di kawasan Monumen Nasional, Jakarta Pusat. Berdasarkan pantauan Kompas dari akun Twitter @TMCPoldaMetro, banjir menggenangi Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, persis di depan Istana Negara, setinggi 40 cm sampai 50 cm pada pukul 07.58.
Kemudian, pada pukul 08.35, banjir setinggi 30 cm sampai 40 cm juga menggenangi Jalan Merdeka Timur, Jakarta Pusat.
Sementara di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, banjir setinggi 20 cm hingga 30 cm pada pukul 07.10.
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini Yusuf menyampaikan, banjir di kawasan Monas terjadi akibat dua hal. Pertama, penyumbatan saluran air.
Juaini mengakui bahwa air bergerak lambat saat memasuki saluran air. Saat ditelusuri, ternyata ada timbunan tanah yang menghambat saluran di sekitar kawasan Monas. Tak heran, lanjut dia, air yang menggenangi kawasan Monas berwarna coklat.
”Baru kali ini airnya coklat (genangan di kawasan Monas). Berarti ada yang bermasalah situ. Enggak mungkin air hujan, kan. Itu campur tanah,” kata Juaini.
Oleh karena itu, menurut Juaini, harus ada evaluasi terkait kehadiran proyek yang ada di sekitaran Monas. Adapun saat ini yang sedang berlangsung adalah proyek revitalisasi Monas. Di samping itu, pihaknya juga akan mengecek ke BMKG terkait tingkat curah hujan semalam.
”Kami akan evaluasi, setelah ada proyek, salurannya terganggu atau enggak. Kami juga cek laporan BMKG, kemarin sampai hari ini hujan lokal atau bagaimana,” tutur Juaini.
Penyebab kedua yang mengakibatkan genangan di kawasan Monas adalah meluapnya Kali Cideng dan kali di Jalan Abdul Muis, yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari kawasan Monas. Juaini akan menindaklanjuti masalah ini dengan melakukan pengerukan di dua kali tersebut.
”Kami akan cek dulu apakah ada endapan lumpur di kedua kali itu. Antisipasi penting karena ini kawasan Istana. Kami akan jaga, terutama di jalan-jalan protokol,” ucap Juaini.
Meski demikian, Juaini memastikan, tak perlu waktu lama untuk menunggu genangan di ruas Jalan Medan Merdeka surut. Setidaknya, menurut dia, rata-rata genangan akan hilang setelah 30 menit.