Sebagian Pompa Pengendali Banjir Rusak akibat Sumbatan Sampah
Kawasan rawan banjir di Jakarta belum aman dari ancaman bencana itu. Sebab, masih ada 24 pompa pengendali banjir yang rusak karena tersumbat sampah.
Oleh
Aditya Diveranta/Fransiskus Wisnu Wardhana Dhany
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta masih memperbaiki kerusakan sekitar 24 mesin pompa pengendali banjir yang rusak akibat diterjang genangan saat hujan lebat sejak Januari 2020. Sebagian kerusakan disebabkan pompa yang tersumbat sampah sehingga butuh waktu perbaikan selama berminggu-minggu.
Jumlah pompa yang rusak itu berdasarkan pendataan pada Jumat, 31 Januari. Sebagian pompa yang rusak ditemukan tersumbat oleh sampah dan masih dalam perbaikan hingga sebulan terakhir.
”Masih ada 24 pompa rusak dari total 478 pompa yang beroperasi di Jakarta. Sebagian rusak karena tersumbat sampah saat banjir pada awal Januari lalu, sebagian lagi ada yang rusak akibat korsleting saat diterjang genangan setelah hujan,” ujar Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Dudi Gardesi, Senin (3/2/2020).
Sumbatan sampah pada pompa merusak sebagian komponen, seperti baling-baling dan mesin. Dudi mencontohkan, sebagian pompa yang rusak salah satunya ada di Rumah Pompa Klingkit, Cengkareng, Jakarta Barat.
Kepala Seksi Pengendalian dan Pemeliharaan Suku Dinas SDA Jakarta Barat Wira Yudha menyebutkan, delapan pompa masih rusak di wilayah Jakarta Barat. Ia mengeluhkan sebagian besar pompa tersebut rusak karena tersumbat sampah.
”Rata-rata pompa terbakar karena baling-balingnya terlilit sampah. Perbaikannya cukup lama karena ada yang terkena bagian motor pompanya, ada juga yang baling-balingnya patah. Masa perbaikan dua minggu juga belum selesai,” ujarnya.
Wira menyayangkan begitu banyak sampah yang dibuang ke kali. ”Sampah ini volumenya sangat banyak saat hujan. Operator sudah bekerja keras mengangkat sampah, tapi tetap saja ada yang masuk,” ucapnya.
Dudi tidak dapat memastikan tenggat perbaikan pompa karena bergantung pada ketersediaan suku cadang. Suku cadang harus dipesan terlebih dahulu. Bahkan, ada suku cadang yang harus dibuat di bengkel.
Dinas SDA DKI Jakarta menyiasati ketersediaan suku cadang dengan merekondisi komponen pompa. Hal tersebut, misalnya, dilakukan dengan menambal komponen yang rusak. ”Tidak bisa serta-merta diperbaiki dengan cepat. Ada pompa yang butuh waktu lama untuk perbaikan,” katanya.
Terkait kekurangan di sejumlah rumah pompa, Dinas SDA DKI Jakarta menyiagakan sekitar 122 pompa bergerak (mobile). Meski begitu, Dudi mengakui, kekuatan pompa bergerak tidak sebaik pompa stasioner dari rumah pompa.
Fajri (22), petugas pompa di Rumah Pompa Flyover Tomang, mengatakan, pengoperasian pompa bergerak memerlukan kehati-hatian. Sebab, selang pompa bergerak tidak boleh tertekuk karena rentan robek.
”Pompa harus benar-benar mengawasi bagian selang pompa karena itu bagian yang paling rentan. Kalau tidak dipegangi, kadang selang itu bisa copot dan airnya luber ke mana-mana,” ucapnya.