DKI Kaji Ulang Trase LRT Pulogadung-Kebayoran Lama
Pemerintah DKI Jakarta mulai mengkaji ulang trase LRT rute Pulo Gadung-Kebayoran Lama setelah mendapatkan masukan dari Kementerian Perhubungan. Rute LRT akan dibuat tidak berimpitan dengan MRT Kalideres-Ujung Menteng.
Oleh
Helena F Nababan/Nikolaus Harbowo
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah DKI Jakarta mulai mengkaji ulang trase LRT rute Pulogadung-Kebayoran Lama setelah mendapatkan masukan dari Kementerian Perhubungan. Pengkajian tersebut akan memakan waktu sekitar 3 bulan.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo di Jakarta, Rabu (5/2/2020), mengatakan, pihaknya akan mencari alternatif rute LRT rute Pulogadung-Kebayoran Lama agar tidak berimpitan dengan trase moda raya terpadu (MRT) koridor timur-barat Ujung Menteng-Kalideres.
Sebelumnya, Kemenhub meminta Pemprov DKI menyesuaikan rute kedua moda tersebut karena berimpitan hingga sepanjang 14 kilometer, yaitu dari Jalan Perintis Kemerdekaan hingga Jalan KS Tubun.
”Kami sekarang sedang mengkaji ulang untuk usulan trasenya secara komprehensif. Setelah kajian itu didapatkan, kami akan sampaikan usulan trase tersebut kepada Kemenhub,” ujar Syafrin.
Ia menjelaskan, kajian meliputi dua aspek, yakni perlalulintasan dan target penumpang (ridership). Dia berharap kajian tersebut bisa selesai selama tiga bulan ke depan.
Kajian ulang itu, menurut Syafrin, dilakukan pemrakarsa proyek LRT Jakarta, yaitu PT Pembangunan Jaya. Kajian ulang itu akan menjelaskan rute-rute alternatif yang bisa dipakai sebagai rute LRT Jakarta.
Dari hasil kajian itu pula, Dinas Perhubungan DKI Jakarta akan bisa mengajukan permohonan penetapan trase kepada Kementerian Perhubungan.
”Yang jelas, tahun ini, kami (sudah) tender untuk LRT Jakarta,” kata Syafrin.
Kami sekarang sedang mengkaji ulang untuk usulan trasenya secara komprehensif. Setelah kajian itu didapatkan, kami akan sampaikan usulan trase tersebut kepada Kemenhub.
Pernyataan Syafrin itu menjadi penegas atas surat dari Kemenhub yang meminta DKI Jakarta mengubah rencana trase dan menyesuaikan dengan trase MRT timur-barat yang sudah matang.
Heru Wisnu Wibowo, Direktur Prasarana Perkeretaapian, Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan, dalam berita Kompas sebelumnya sudah menjelaskan, permintaan perubahan dilakukan agar trase LRT Jakarta terintegrasi dengan trase MRT timur-barat.