Bapeten Fokus Bersihkan Sisa Radioaktif di Perumahan Batan Indah
Temuan radioaktivitas itu pertama kali diketahui pada 30-31 Januari 2020 saat Bapeten melakukan uji fungsi di Tangerang Selatan yang mencakup wilayah Pamulang dan sekitarnya.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Badan Pengawas Tenaga Nuklir atau Bapeten, Kamis (13/2/2020), masih berfokus membersihkan sisa-sisa paparan radioaktif di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan. Adapun upaya melacak sumber serpihan material radioaktif, termasuk pelakunya, menurut rencana akan dilakukan setelah proses dekontaminasi tuntas.
Paparan radiasi itu ditemukan Bapeten di dalam area tanah kosong sebelah lapangan voli di Perumahan Batan Indah. Di sekeliling lokasi telah dipasang garis kuning bertuliskan peringatan bahaya radiasi. Tanah kosong itu cukup rimbun dengan adanya pohon mangga, jeruk, dan pohon peneduh lainnya.
Kepala Bagian Komunikasi Publik Bapeten Abdul Qohar menjelaskan, Bapeten masih berfokus pada proses pembersihan lokasi yang terpapar radiasi. Upaya yang dilakukan di antaranya dengan mengeruk tanah tempat ditemukannya serpihan material logam dan butiran yang mengandung radioaktif.
Selain itu, Tim Bapeten dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) pada Kamis siang telah memotong vegetasi tumbuhan di tanah kosong tersebut.
”Setelah dikeruk, nanti diukur lagi nilainya. Ini hari kedua dilakukan pengerukan dan penebangan. Kalau tadi hasil surveinya dibandingkan hari kemarin sudah menurun lagi, cuma sampai sejauh mana kami belum tahu nilainya,” ujar Qohar.
Qohar mengatakan, Bapeten belum berupaya mencari tahu dari mana serpihan material radioaktif itu berasal. Sebab, di sekitar perumahan tidak ada pusat penelitian nuklir atau tempat penyimpanan radioaktif.
Menurut Qohar, Bapeten mempertimbangkan untuk mengutamakan keselamatan warga terlebih dulu dibandingkan mencari tahu asal serpihan tersebut, termasuk pelaku yang membuangnya di sana.
Karena itu, upaya pembersihan atau dekontaminasi lebih didahulukan. Setelah dekontaminasi tuntas, Bapeten berencana menyelidiki lebih lanjut asal serpihan itu.
”Meski identifikasinya nanti mungkin cukup sulit karena berupa serpihan kecil. Kalau utuh, itu biasanya ada nomor ID-nya. Jadi bisa dilacak. Tapi kalau kami fokus mencari tahu sumber serpihan tentu energi akan habis di sana. Maka kami lebih mengutamakan pembersihan demi keselamatan warga,” tuturnya.
Ia mengimbau warga untuk tidak berlama-lama berada di dekat lokasi penemuan serpihan. Warga juga diimbau tak beraktivitas di dekat tempat itu selama tidak ada kegiatan penting.
Pantauan Kompas di lokasi, di tengah-tengah tanah kosong terdapat bekas tanah digali. Di sekeliling tanah kosong juga masih terdapat alat berat milik petugas Batan dan Bapeten.
Jarak antara tanah kosong dan rumah warga hanya dipisahkan jalan selebar 3 meter. Beberapa warga terlihat masih melintas dan memasuki area tanah kosong meski tidak sampai melewati garis kuning yang dipasang Bapeten.
Menurut penuturan warga Perumahan Batan Indah, Djaruddin Hasibuan (70), dirinya dan warga lainnya dilarang mengambil tanah dan memakan buah-buahan yang ditanam di lahan kosong tempat ditemukannya serpihan radioaktif.
Djaruddin mengatakan, warga perumahan tersebut belum mendapat informasi utuh mengenai asal serpihan radioaktif dan apakah ada upaya evakuasi dari Batan dan Bapeten.
”Sejauh ini belum ada upaya evakuasi atau informasi utuh mengenai asal sumber radioaktif itu,” kata Djaruddin.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Bagian Humas Batan Purnomo menyampaikan, Batan dan Bapeten telah mengisolasi paparan radiasi dengan cara mengangkut semua bagian yang terpapar, yaitu tumbuhan dan tanaman pot milik warga sekitar.
Setelah diangkut, bagian yang terpapar itu dikelola melalui pengelolaan limbah milik Batan. Purnomo mengklaim paparan radiasi sudah mengalami penurunan. Pekerjaan untuk membersihkan lokasi sekitar akan dilanjutkan pada hari berikutnya.
Sebelumnya, Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Bapeten melalui surat pemberitahuan mengatakan telah menyosialisasikan temuan kenaikan tingkat radioaktivitas di dalam Perumahan Batan Indah.
Temuan radioaktivitas itu pertama kali diketahui pada 30-31 Januari 2020 saat Bapeten melakukan uji fungsi di Tangerang Selatan yang mencakup wilayah Pamulang, Perum Dinas Puspiptek, Daerah Muncul dan Kampus ITI, Perum Batan Indah, dan Stasiun Serpong.
Secara umum, radioaktivitas lingkungan pada daerah pemantauan itu menunjukkan nilai normal. Namun, pada saat dilakukan pemantauan di Perum Batan Indah, ditemukan kenaikan nilai radioaktivitas lingkungan.
Tim Uji Fungsi kemudian mengecek ulang dan menyisir di sekitar daerah tersebut. Bapeten juga telah mengambil sampel tanah di sekitar lokasi untuk dianalisis lebih lanjut di laboratorium. Tim juga melakukan pemeriksaan sel darah putih terhadap beberapa warga Perum Batan Indah.