Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang menyambut 65 warganya di Gedung VIP Terminal 1 mengatakan, semua warga yang telah menjalani observasi di Natuna dinyatakan sehat.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO, RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
Para warga negara Indonesia yang sempat dikarantina dan diobservasi di Natuna sepulang dari Wuhan, China, sudah kembali ke pelukan keluarga masing-masing. Haru sekaligus lega karena tak satu pun di antara mereka positif terjangkit virus korona Covid-19. Salah satu cerita tersisa datang dari Surabaya. Harapan dan upaya baik perlu terus dipupuk agar yang terjadi nanti juga baik bagi semua.
Giany Nursalfika (17), dara jelita berkerudung abu-abu, memeluk erat kantong keresek kuning berisi boneka Winnie The Pooh sambil berdiri dan menunggu di depan Gedung VIP Terminal 1 Bandar Udara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (15/2/2020) malam. Di sampingnya, sang adik yang tambun tetapi rupawan, Danis Attafazi (9), menemani sambil memegang sebatang cokelat merek Silverqueen.
Kehadiran mereka sontak menarik perhatian kalangan jurnalis yang sedang menunggu kedatangan 65 warga Indonesia setelah observasi dan karantina dua pekan di Natuna, Kepulauan Riau, terkait dengan epidemi virus korona. Tanpa canggung, Giany dan Danis meladeni semua permintaan wawancara para wartawan sambil menunggu sang kakak, salah satu dari warga Indonesia dimaksud tadi. Ayahanda dan ibunda sedang di dalam gedung bersama dengan para orangtua warga Indonesia yang akan datang dan notabene para mahasiswa yang tugas belajar di China, negeri tempat epidemii virus korona terjadi.
”Buat siapa (boneka dan cokelat)?,” tanya kami.
”Buat kakak,” ujar Giany, siswi kelas XI sekolah menengah atas itu dengan ramah. Sang kakak adalah Diany Luciana Aisyah (21), mahasiswi Jurusan Bahasa Mandarin Universitas Negeri Surabaya, yang sedang mendapat tugas belajar di Wuhan.
Danis, dengan ramah dan tersenyum, menambahkan, cokelat juga dipersiapkan sebagai kado untuk sang kakak tercinta. ”Kan, kemarin (Jumat, 14 Februari 2020) valentine, makanya mau Danis kasih cokelat,” katanya.
Giany dan Danis mengatakan, mereka membobol celengan alias tabungan untuk membeli boneka dan cokelat demi sang kakak. Diany mengidolakan karakter kartun Winnie The Pooh, si beruang imut itu. Di rumah mereka di Jalan Petemon 3 nyaris semua barang Diany bernuansa Winnie The Pooh, karakter beruang fiksi ciptaan pujangga Inggris, Alan Alexander Milne. ”Kalau cokelat, bisanya beli yang ini he-he-he, tetapi kakak suka banget kok,” ujar Danis.
Lewat pukul 22.30, rombongan pelajar yang ditunggu-tunggu pun tiba dengan menumpang pesawat Citilink dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Diany ada di antara mereka dan segera semringah saat melihat orangtua dan kedua adiknya menyambut. Apalagi ketika sang adik tercinta memberikannya boneka Winnie The Pooh kesukaannya.
”Jangan tanya dong, Mas, yang terpaksa saya tinggal di Wuhan,” kata Diany saat ditanya apakah meninggalkan benda-benda dengan karakter Winnie The Pooh di Wuhan. Selama tugas belajar di Wuhan, Diany memang membawa banyak barang pribadinya yang ada gambar si karakter beruang tersebut. Namun, karena harus kembali ke Indonesia akibat evakuasi terkait epidemi virus korona, Diany terpaksa meninggalkan banyak barang pribadinya.
Di rumah, kamar yang dulu ditiduri sendiri telah dirapikan dan untuk sementara akan ditempati oleh Diany dan Giany. ”Kami ini suka bertengkar, suka ledek-ledekan, tetapi saya sayang banget sama kakak, senang rasanya dia sudah kembali dan sehat,” kata Giany.
Kegembriaan juga terpancar dari rona wajah pengajar bahasa Jepang Unesa, Subandi, saat melihat putranya, Brandy Juan Ferrero, tiba. Sang anak akhirnya kembali dan dalam kondisi sehat. ”Anak ini sempat menolak pulang,” kata Subandi.
Namun, sang putra yang namanya terinspirasi dari bintang tenis Juan Carlos Ferrero asal Spanyol ini menuruti permintaan orangtua untuk sementara kembali ke Indonesia sampai Pemerintah China memastikan penanganan epidemi virus korona di Wuhan dapat terselesaikan dengan baik. Brandy mengambil pendidikan sarjana bahasa Mandarin di Wuhan.
”Sementara akan tinggal dulu di Surabaya sambil melanjutkan kuliah secara online,” kata Brandy. Jika virus korona di Wuhan sudah teratasi, Brandy akan kembali ke negeri itu untuk meneruskan studinya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang menyambut 65 warganya di Gedung VIP Terminal 1 mengatakan, semua warga yang telah menjalani observasi di Natuna dinyatakan sehat dan mendapat surat keterangan sehat dari Kementerian Kesehatan. Tidak ada warga yang terkena atau tertular virus korona. ”Mereka sehat dan saya berharap tidak ada stigma atau perilaku macam-macam terhadap mereka,” katanya.
Khofifah juga menyiapkan tiga rumah sakit umum daerah (RSUD), yakni Dr Soetomo Surabaya, Dr Saiful Anwar Malang, dan Dr Soedono Madiun khusus untuk penanganan pasien yang terduga kena virus korona. Ketiga RSUD juga membuka diri terhadap pendampingan psikologis para pelajar yang mungkin merasa trauma selama epidemi virus korona berlangsung di China.
Menurut Khofifah, seharusnya ada 68 warga Jatim yang kembali dari observasi. Namun, yang tiba di Surabaya pada Sabtu malam ada 65 orang. Tiga lainnya tidak meneruskan penerbangan setiba di Bandara Halim Perdanakusuma. Ketiga warga Jatim dimaksud telah dijemput keluarga di Jakarta. ”Ada tiga yang dijemput oleh keluarganya di Jakarta,” ujarnya.