Pekerjaan fase 2 ini jauh lebih susah dari fase 1. Kontraktor menghadapi jenis tanah lunak di utara Jakarta, lalu melewati kawasan cagar budaya Kota Tua dan Kali Batanghari.
Oleh
Jumarto Yulianus / Helena F Nababan
·3 menit baca
Jakarta, Kompas - Kota Jakarta punya moda transportasi kereta massal cepat sejak 24 Maret 2019, yang segera dilanjutkan pembangunan fase 2a. Sementara di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, geliat transportasi massal ditambah bus pemadu moda dari dan ke Bandara Internasional Syamsudin Noor, menyusul operasionalisasi bus rapid transit Banjarbakula medio 2019.
Menjelang satu tahun operasional komersial fase 1, PT MRT Jakarta menyiapkan konstruksi tahap pertama fase 2a yang diawali penandatanganan paket kontrak CP 201 antara PT MRT Jakarta dan Shimizu-Adhi Karya Joint Venture.
Paket kontrak ditandatangani Senin (17/2/2020) di Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia. Acara dihadiri Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar, Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim, Representative Shimizu-Adhi Joint Venture Yutaka Okumura, Duta Besar Jepang untuk Republik Indonesia Masafumi Ishii, JICA Chief Representative untuk Republik Indonesia Yamanaka Shinichi, dan Dirut PT Adhi Karya (Persero) Tbk Budi Harto.
Dengan kontrak pekerjaan senilai Rp 4,5 triliun akan dikerjakan 58 bulan dengan target penyelesaian Desember 2024.
Fase 2a koridor selatan-utara ini kelanjutan fase 1 koridor selatan-utara. Fase 1 dari Lebak Bulus ke Bundaran HI sejauh 16 km resmi beroperasi 24 Maret 2019. Fase 2a direncanakan sepanjang 5,8 km dari Bundaran HI ke Kota. Untuk fase 2a, PT MRT Jakarta membagi dalam enam paket pekerjaan (contract package/CP). Sesuai studi kelayakan, fase 2a seluruhnya konstruksi bawah tanah.
Senin pagi kemarin ditandangani CP 201 dari fase 2a. Adapun CP 200 selesai dikerjakan September 2019. Untuk CP 201, paket senilai Rp 4,5 triliun itu akan dikerjakan kontraktor gabungan Jepang-Indonesia, yaitu Shimizu-Adhi Karya Joint Venture (SAJV). SAJV pemenang lelang pada 24 Januari 2020.
SAJV akan mengerjakan konstruksi 2,8 km dari total 5,8 km, yaitu dari Bundaran HI ke Harmoni. Ada dua stasiun bawah tanah: Stasiun Thamrin (bawah perempatan Kebon Sirih) dan Stasiun Monas (barat kawasan Taman Medan Merdeka/Monas). ”Dengan kontrak pekerjaan senilai Rp 4,5 triliun akan dikerjakan 58 bulan dengan target penyelesaian Desember 2024,” jelas William.
Silvia Halim, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, menjelaskan, kontraktor fokus menyiapkan pembangunan atau prakonstruksi di lapangan. Kontraktor mengidentifikasi tanah, mengecek aneka utilitas di sepanjang jalur dan memindahkan, pembersihan area, hingga membuka jalan. ”Semua persiapan itu tahun ini. Sebelum pekerjaan fisik, kami akan sosialisasi dulu kepada masyarakat,” kata Silvia.
Pekerjaan fase 2 ini jauh lebih susah dari fase 1. Kontraktor menghadapi jenis tanah lunak di utara Jakarta, lalu melewati kawasan cagar budaya Kota Tua dan Kali Batanghari. Menurut Anies, fase 2 harus belajar dari fase 1, bahwa MRT harus sudah dirancang terintegrasi moda lain. Itu untuk seluruh pembangunan transportasi umum, baik MRT, BRT, maupun LRT.
Tujuannya, warga Jakarta mudah mengakses kendaraan umum, bisa menjangkau kemana pun dengan harga terjangkau. Masafumi Ishii mengapresiasi penandatanganan paket kontrak itu. Pada fase 1 ini, rerata penumpang per hari 95.000 orang. Fase 2a diharapkan menarik penumpang lebih besar.
Pemadu moda
Di Banjarmasin, pelayanan transportasi publik menggunakan bus (bus rapid transit/BRT) terus ditingkatkan. Setelah BRT Banjarbakula yang dioperasionalkan medio 2019, kini mulai dioperasikan bus pemadu moda dari dan menuju Bandara Internasional Syamsudin Noor. Peresmian operasional angkutan pemadu moda itu bersamaan dengan peresmian operasional BRT Banjarbakula rute bandara di Banjarmasin, kemarin.
Pemadu moda menggunakan enam bus Damri. Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi, Kemenhub mengembangkan, membangun, mengoptimalkan, dan memodernisasi angkutan massal berbasis BRT sejak 2017. ”Di Kalimantan Selatan, kami melihat pemerintah provinsi mempunyai kesadaran cukup baik dalam membangun angkutan massal,” katanya.