BPBD DKI Imbau Warga Waspada, 46 RW Terdampak Banjir
Curah hujan yang mengguyur wilayah Jabodetabek dan sekitarnya berintensitas 120 mm/hari. Ini kategorinya sangat lebat sehingga menyebabkan kenaikan status siaga Bendung Katulampa, Pos Pantau Depok, dan Pesanggrahan.
Oleh
helena f nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hujan deras yang mengguyur wilayah DKI Jakarta sejak Rabu (19/2/2020) malam hingga Kamis (20/2/2020) pagi sempat membuat tinggi muka air Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok naik. Sejumlah wilayah di Jakarta dilaporkan terdampak sehingga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminta warga waspada.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Subejo, Kamis (20/2/2020), mengatakan, curah hujan yang mengguyur wilayah Jabodetabek dan sekitarnya berintensitas 120 mm/hari. ”Ini kategorinya sangat lebat sehingga menyebabkan kenaikan status siaga Bendung Katulampa, Pos Pantau Depok, dan Pos Pantau Pesanggrahan,” jelas Subejo.
Dari pemantauan BPBD DKI Jakarta, pada pukul 06.00 dan 07.00, muka air di Pos Pantau Depok setinggi 150 cm atau Siaga 4. Tinggi muka air naik menjadi 230 cm pada pukul 08.00 sehingga berstatus Siaga 3. Lalu pada pukul 08.45, tinggi muka air naik menjadi 285 cm atau Siaga 2.
Dengan situasi itu, BPBD DKI mengirim informasi melalui pesan singkat kepada lurah dan warga yang tinggal di bantaran kali pada pukul 08.45. Perhitungannya, dalam 6-9 jam, air banjir kiriman dari Katulampa akan sampai di sejumlah wilayah, antara lain Srengseng Sawah, Pejaten Timur, Rawa Jati, Bale Kambang, Pengadegan, Cikoko, Cawang, Kebon Baru, Bukit Duri, Bidara Cina, dan Kampung Melayu.
Pemberitahuan informasi itu juga dilakukan melalui sistem peringatan dini atau disaster early warning system di lintasan Kali Ciliwung, serta kepada camat dan lurah melalui grup Whatsapp kebencanaan.
Achmad Syarief, Lurah Bukit Duri, secara terpisah membenarkan, pesan singkat itu diterima begitu pos pemantau atau Bendung Katulampa memantau tinggi muka air naik. ”Lalu kami menginfokan kepada warga supaya mereka siaga dan kemudian mengecek kesiapan pompa air dan pintu air,” jelasnya.
Warga sekitar bantaran kali, menurut Achmad, sudah paham mesti berbuat apa saat status siaga ditetapkan. Hal itu terbantu dengan adanya pesan singkat yang terus diperbarui.
Dengan informasi Siaga 2 yang dikirimkan pukul 08.45, lanjut Achmad, air banjir kiriman yang dijadwalkan melewati wilayahnya pukul 14.45 terpantau tidak meluap ke bantaran.
”Kami masih aman. Tadi ketinggian air Ciliwung 2,5 meter dari dasar kali. Masih ada jarak aman. Manakala air sudah sampai bibir tanggul, kami umumkan lagi ke warga untuk mengungsi,” ujarnya.
Dari banjir-banjir sebelumnya, wilayah Bukit Duri di Jakarta Selatan merupakan area yang harus diwaspadai. Namun, program normalisasi yang sudah dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di lokasi itu sangat membantu.
”Kalau di Bukit Duri, di sisi Ciliwung ini, kali yang melintasi empat RW sudah ditanggul. Tinggal satu RW lagi,” kata Achmad.
Pendataan BPBD DKI Jakarta sampai pukul 15.00 mencatat ada 46 RW yang tersebar di 21 kelurahan dan 12 kecamatan yang terdampak.
Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta M Insaf menjelaskan, Jakarta Barat menjadi wilayah yang paling banyak terdampak banjir, yaitu 17 RW, dengan ketinggian 5-40 cm. Di Jakarta Timur ada 16 RW dengan ketinggian genangan 5-250 cm.
Di Jakarta Pusat ada satu RW terdampak banjir, di Jakarta Utara satu RW, dan di Jakarta Selatan ada 13 RW terdampak dengan ketinggian genangan 20-150 cm. BPBD DKI berkoordinasi dengan dinas sumber daya air serta petugas prasarana dan sarana umum untuk menghilangkan genangan.