Di Kota Tangerang banyak terdapat ruang terbuka hijau yang bisa dioptimalkan. Pada momentum itulah daya kreativitas pemerintah dan masyarakat diuji untuk mengubah ruang terbuka hijau menjadi tempat wisata publik.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Kota Tangerang tidak pernah diciptakan sebagai kota wisata. Wilayah Tangerang tidak memiliki bentang alam yang berpotensi menjadi magnet bagi wisatawan. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Tangerang memanfaatkan ruang terbuka hijau untuk memunculkan obyek wisata baru yang mempunyai daya tarik.
Hal tersebut diutarakan Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah saat meresmikan flying track dan meluncurkan Portal Taman Kota di Hutan Kota Tangerang, Banten, Kamis (20/2/2020). Arief menyampaikan, Kota Tangerang tidak mempunyai pemandangan alam yang bisa menjadi daya tarik pariwisata.
Di sisi lain, di Kota Tangerang banyak terdapat ruang terbuka hijau yang bisa dioptimalkan menjadi tempat-tempat wisata. Pada momentum itulah daya kreativitas pemerintah dan masyarakat diuji untuk mengubah ruang terbuka hijau menjadi tempat yang nyaman dan layak dikunjungi.
”Saya berharap kita punya ciri khas. Bagaimana kita menciptakan kota yang layak dikunjungi, kota yang ramah dan banyak menunjukkan kreativitas masyarakatnya,” ujar Arief.
Saya berharap kita punya ciri khas. Bagaimana kita menciptakan kota yang layak dikunjungi, kota yang ramah dan banyak menunjukkan kreativitas masyarakatnya.
Ketika ruang terbuka hijau yang ada telah layak dikunjungi, Arief yakin kondisi itu bakal mendatangkan wisatawan. Dengan begitu, geliat perekonomian kota bakal semakin tumbuh dan berkembang.
Alasan itu juga yang mendorong Pemerintah Kota Tangerang untuk memperbaiki fasilitas dan mempercantik taman-taman kota melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Salah satunya bisa dilihat dengan penambahan fasilitas flying track sepanjang 77 meter di tengah Hutan Kota Tangerang. Peluncuran Portal Taman Kota pun dimaksudkan mempromosikan taman-taman apa saja yang tersebar di Kota Tangerang.
Selain taman, Pemerintah Kota Tangerang juga berniat menciptakan pariwisata sungai. Arief mengatakan, pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk menata Kali Sipon dan menambah fasilitas gondola di sana menyerupai Kota Venice di Italia.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Kiki Wibhawa mengatakan, hingga 2019 ada 179 lokasi ruang terbuka hijau yang dikelola Pemerintah Kota Tangerang. Total luas semua ruang terbuka hijau itu mencapai 51,63 hektar yang terdiri dari 27 taman tematik, 62 taman lingkungan, dan 90 kawasan pedestrian.
Agar lebih memikat sebagai destinasi wisata, taman kota mesti dikembangkan lebih dari sekadar fungsi hidrologisnya semata. Kiki menjabarkan, Pemerintah Kota Tangerang kini mendorong taman atau ruang terbuka hijau menjadi pusat pengembangan kreativitas masyarakat, pelestarian seni dan budaya, pusat aktivitas sosial dan interaksi masyarakat, dan wadah edukasi dan hiburan.
”Posisi Kota Tangerang dengan adanya Bandara Soekarno-Hatta sebagai etalase Indonesia bisa membantu menarik wisatawan domestik untuk mengunjungi Tangerang,” kata Kiki.