Hujan lebat disertai petir dan angin kencang masih akan terjadi di sejumlah wilayah di Jabodetabek hingga Senin (24/2/2020). Masyarakat diimbau untuk berhati-hati.
Oleh
Aguido Adri
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hujan deras sepanjang Sabtu (22/2/2020) dini hari hingga subuh membuat sejumlah wilayah Jakarta tergenang air. Potensi hujan deras disertai kilat masih akan terjadi hingga tiga hari mendatang. Puncak musim hujan diprediksi hingga Maret.
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mulyono Rahadi Prabowo mengatakan, wilayah Jabodetabek masih tetap harus waspada dengan potensi hujan disertai petir serta angin kencang hingga Senin, 24 Februari.
Tidak hanya wilayah Jabodetabek, sejumlah wilayah di Indonesia pun masih akan diwarnai hujan deras hingga Senin mendatang. Berdasarkan prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia, terjadinya cuaca ekstrem ini masih terjadi hingga Maret.
”Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret di Pulau Jawa. Dari data pembaruan pukul 13.59, sejumlah wilayah di Indonesia dan khususnya Jabodetabek, potensi hujan deras, angin, disertai kilat hingga Senin ke depan masih akan terjadi. Ini diprediksi hingga Maret mendatang. Jadi, warga tetap harus hati-hati,” tutur Mulyono.
Banjir
Berdasarkan data terakhir pukul 15.00 dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, jumlah wilayah Jakarta yang terdampak hujan sepanjang Sabtu dini hari hingga subuh sebanyak enam kecamatan dengan ketinggian 5-70 sentimeter (cm).
Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Mohammad Insyaf mengatakan, di Jakarta Timur ada tiga kelurahan di dua kecamatan yang terdampak karena hujan deras dan luapan Kali Ciliwung serta Kali Petukangan dengan ketinggian genangan air 10-70 cm.
Selanjutnya, di Jakarta Barat ada dua kelurahan di dua kecamatan dengan tinggi genangan air 5-30 cm. Jakarta Selatan dan Jakarta Utara masing-masing satu kelurahan di satu kecamatan dengan ketinggian 10-20 cm. Total ada 16 RW dan 35 RT yang terdampak.
”Tidak seperti hujan deras Kamis (20/2/2020), hujan semalam tidak membuat warga mengungsi. Korban dampak dari hujan deras Kamis sudah pulang dari pengungsian. Selain itu, hingga sore ini, genangan air di sejumlah wilayah Jakarta juga sudah surut,” ucapnya.
Sebelumnya, lanjut Insyaf, dari data banjir pada Kamis pukul 18.00, ada 33 RW dan 85 RT yang terendam banjir. Total jumlah pengungsi mencapai 61 keluarga dan 223 jiwa.
Berdasarkan data dari Dinas Sumber Air DKI Jakarta pada pukul 15.00, sejumlah pintu air di Jakarta terpantau Siaga 4. Pintu Air Katulampa, Depok, Manggarai, Karet, Krukut Hulu, Pesanggrahan, Waduk Pluit, Pasar Ikan, Cipinang Hulu, Sunter Hulu, dan Polugadung berstatus Normal atau Siaga 4. Hanya Pintu Air Angke Hulu yang berstatus Waspada atau Siaga 3.
Sementara itu, Lasti (42), warga Kampung Pulo, Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, yang tinggal tak jauh dari bantaran Kali Ciliwung, mengatakan sudah biasa menghadapi banjir yang kerap menerjang kawasannya. Tidak ada keinginan Lasti untuk pindah ke tempat yang lebih aman dari ancaman banjir.
”Sudah surut kok, sudah selesai bersih-bersih. Ini hanya genangan air. Tidak separah awal Januari lalu yang sampai 6-7 meter. Kami di sini biasa menghadapi banjir. Kalau hanya genangan, tidak masalah,” tutur ibu tiga anak tersebut yang sudah tinggal hampir 25 tahun di bantaran Kali Ciliwung.
Jika banjir besar datang karena hujan deras dan luapan Kali ciliwung, antisipasi yang dilakukan Lasti hanya mengangkut barang-barang ke lantai dua. ”Kalau parah banget, ya, mau enggak mau mengungsi. Setelah surut, balik lagi bersihkan rumah,” ujar Lasti.