Dua Hari Terakhir, Dua Tewas Tersengat Listrik di Bekasi
Sengatan listrik merenggut dua nyawa di Kota Bekasi. Musibah ini diduga masih terkait dengan bencana banjir yang melanda kawasan ini.
Oleh
Stefanus Ato
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keterangan resmi Kepala Polres Bekasi Kota Komisaris Besar Wijonarko, Selasa (25/2/2020), yang diterima Kompas mengabarkan bahwa ada warga Kota Bekasi meninggal akibat tersengat listrik di rumahnya. Ada dugaan, musibah ini bisa terjadi akibat instalasi listrik di perumahan yang kurang terawat baik. Aliran listrik lantas menjalar melalui genangan dan atau melalui peralatan yang basah akibat hujan dan banjir yang melanda sebagian Bekasi sejak Selasa dini hari.
Korban meninggal bernama Faizin (52), karyawan swasta yang tinggal di Kampung Mulya Jaya, Harapan Mulya, Medan Satria, Kota Bekasi. Sebelumnya, untuk kasus yang sama ada korban meninggal juga bernama Pisin (45), warga Babelan, Kabupaten Bekasi.
Pisin, sesuai data dari Humas Polda Metro Jaya, meninggal pada Minggu (23/2/2020) pukul 02.00. Korban yang berprofesi sebagai petugas satpam itu tengah bertugas di pos keamanan di kawasan Kelurahan Pejuang, Medan Satria, Kota Bekasi. Saat hujan deras dan banjir, diduga Pisin tersengat listrik. Tubuh Pisin ditemukan warga terapung di genangan pagi harinya.
Sementara Faizin, sesuai keterangan saksi-saksi yang dihimpun polisi, pada Selasa pagi tadi menginjak kabel yang tersambung ke mesin pompa air. Diduga ada kulit kabel terkelupas dan korban pun tersengat listrik. Para saksi yang memberikan keterangan, antara lain Siti Nariyah (46) dan Sujiono (50), warga setempat.
Seperti telah diberitakan, banjir kembali merendam sejumlah fasilitas publik dan perumahan warga 11 kecamatan di Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (25/2/2020). Kecamatan yang terdampak banjir jumlahnya lebih banyak daripada banjir awal Januari 2020.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bekasi menyebutkan, hingga Selasa pagi, ada 11 kecamatan terdampak banjir. Ketinggian banjir bervariasi mulai dari 30 sentimeter (cm) sampai 150 cm.
Area perumahan warga dengan ketinggian banjir lebih kurang dari 100 cm tersebar merata di sejumalah area perumahan warga 11 kecamatan itu. Misalnya di Kecamatan Pondok Gede, tepatnya di Perumahan Jatibening Permai, ketingggian air mencapai satu meter. Di Kecamatan Bekasi Selatan, tepatnya di Perumahan Permata Pekayon, ketinggian banjir juga mencapai 1 meter.
Dari catatan Kompas, kecamatan yang terdampak banjir di Kota Bekasi pada Selasa ini jumlahnya lebih banyak dari saat banjir pada awal Januari 2020. Saat itu, 10 kecamatan yang juga terendam banjir.
Salah satu kompleks perumahan warga yang terendam banjir ada di Perumahan Grand Prima Bintara, Kelurahan Bintara, Kecamatan Bekasi Barat. Ketinggian air sekitar 30 sentimeter.
Warga tampak sibuk mengeluarkan kendaraan mereka agar tidak terendam banjir. Sejumlah pusat perbelanjaan, bank, perusahan ekpdedisi, dan rumah toko masih menutup kegiatan usaha mereka.
Galih (20), salah satu warga sekitar, mengatakan, banjir merendam permukiman warga sejak pukul 04.00 WIB. Sebagian besar warga terlambat menyelamatkan kendaraannya karena sebagian warga saat terjadi banjir masih tidur.
”Motor saya terendam banjir, tidak bisa hidup. Saya sudah izin enggak masuk kerja,” kata karyawan swasta di Jakarta itu.
Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) Puarman mengatakan, sejumlah wilayah di Kota Bekasi mulai diterjang banjir sejak Senin dini hari. Misalnya, di Kecamatan Bekasi Barat, perumahan warga Perumnas 1 Belimbing sudah terendam banjir sejak pukul 03.40.
”Di Pondok Gede Permai, Jatiasih, banjir merendam perumahan warga sejak pukul 03.50. Ada empat RT yang terendam banjir dengan ketinggian 10 sampai 25 sentimeter,” katanya.
Akses terganggu
Banjir yang merendam Perumahan Grand Prima Bintara itu juga meluas hingga ke Jalan I Gusti Ngurah Rai. Lalu lintas di sekitar jalan itu juga tersendat dan macet karena banjir. Padahal, jalan itu merupakan jalur alternatif yang dimanfaatkan warga dari Bekasi ke Jakarta atau sebaliknya.
Banjir yang melanda Bekasi juga mengakibatkan akses Jalan Tol Jakarta-Cikampek terganggu. Total ada titik genangan di lima lokasi berbeda. Dari arah Bekasi, banjir menggenangi Jalan Tol Jakarta Cikampek di Km 19 dan Km 34.
”Kalau dari arah Jakarta, ada di Km 34, Km 19, dan Km 8. Di Km 19 pengguna masih bisa melintas di lajur 3 dan empat. Kalau di Km 8, banjir menggenangi semua ruas jalur sehingga hanya bisa dilalui kendaraan besar,” kata Hendra Damanik dari Humas Jasa Marga Cabang Jakarta Cikampek.