Terhitung sejak 1 Januari 2020 hingga kini, sedikitnya delapan banjir cukup besar melanda Jakarta dan sekitarnya. Buruknya sistem drainase serta curah hujan tinggi dan ekstrem jadi salah satu penyebab.
Oleh
TIM KOMPAS
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bencana banjir di Jakarta dan sekitarnya terjadi rata-rata tiap pekan selama dua bulan terakhir. Penelusuran Litbang Kompas, banjir dengan kedalaman lebih dari setengah meter di beberapa tempat hingga mengganggu akses publik terhadap angkutan umum, menutup ruas jalan tertentu, fasilitas publik skala nasional terganggu, dan ratusan warga mengungsi, terjadi sejak 1 Januari hingga Selasa (25/2/2020).
”Kondisi curah hujan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jabodetabek cukup merata terjadi dari wilayah selatan hingga utara dengan intensitas tertinggi terukur pada 25 Februari pukul 07.00 di wilayah Kemayoran, yaitu 278 mm (per hari),” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, di Jakarta, Selasa.
Menurut Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, banjir menggenangi beberapa tempat di halaman tengah Istana dan selasar Wisma Negara di Kompleks Istana, Jakarta Pusat. Genangan yang muncul sekitar pukul 04.00 surut pukul 06.00 setelah sejumlah mesin pompa dihidupkan. Banjir kali ini juga kembali menerjang Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta Pusat.
”Pelayanan di IGD dan poliklinik berjalan seperti biasa. Tindakan operasi kami pindahkan dari kamar operasi pusat ke IGD dan RSCM Kencana. Yang sedikit kesulitan (layanan) MRI (pencitraan resonansi magnetik). Sebagian layanan dipindahkan ke Kencana dan lainnya kami kerja samakan dengan RS lain,” kata Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti. Pelayanan radioterapi dengan alat tomo terapi tidak bisa dilakukan karena alat ini turut terendam banjir.
Alat ini merupakan satu-satunya alat yang ada di Indonesia. Banjir yang menerjang berkali-kali turut memicu emosi warga. Kemarin, sekelompok orang menyerang dan merusak beberapa pintu kaca Mal AEON Jakarta Garden City, Cakung Timur, Jakarta Timur. Penyerangan ini diduga karena warga tidak puas dengan sistem drainase di mal itu.
”Warga berulang kali protes, terakhir dua hari lalu. Di sini, kan, tak ada tempat penampungan air, jadi air semua dialirkan ke belakang (ke perumahan warga). Ini mungkin puncak kekesalan warga karena tahun 2019 juga ada warga yang protes,” kata Kuswanto (25), warga Cakung Timur. Polda Metro Jaya mencatat terdapat 185 lokasi banjir di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta M Insaf menjelaskan, terdapat 294 rukun warga (RW) atau 10,74 persen dari RW di DKI Jakarta terendam banjir. Adapun total pengungsi 973 keluarga atau 3.565 jiwa. Mereka mengungsi di 40 lokasi. Pemerintah Kota Bekasi melaporkan 11 kecamatan di wilayahnya terdampak banjir dengan 2.575 keluarga mengungsi dan 391 sekolah diliburkan. Di Kota Tangerang juga dilaporkan 11 kelurahan terdampak banjir dengan ribuan orang terimbas.
Menurut data Polda Metro Jaya, sedikitnya dua orang di Medan Satria, Kota Bekasi, tersengat listrik saat banjir, yaitu Faizin (52) dan Pisin (45). Selain itu, Agus Wijayanto (14) diduga tewas terseret arus Kali Mampang di Jakarta Selatan dan Sulton (14) terseret arus di Pinangsia, Jakarta Barat. Sepanjang Selasa pagi hingga tengah hari, arus perjalanan kereta komuter Jabodetabek, kereta api jarak jauh, dan sejumlah layanan bus Transjakarta terhenti.
Tak sejalan
Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Bidang Sumber Daya Air Firdaus Ali berpendapat, salah satu pemicu banjir, khususnya di Jakarta, adalah pembangunan gedung yang tidak sejalan dengan pembangunan sistem drainase. ”Banyak sedimen dan material lainnya di drainase,” ujarnya.
Pernyataan itu sesuai dengan sejumlah temuan di beberapa saluran. Bak kontrol yang terbuka di salah satu trotoar Jalan Gunung Sahari menunjukkan saluran tertutup endapan bercampur sampah. Kondisi ini juga ditemukan di kawasan Jalan Perintis Kemerdekaan.
”Jika genangan lebih dari 30 sentimeter dan lebih dari dua jam genangannya belum surut, ada yang salah dari drainase. Ini seharusnya jadi perhatian Pemprov DKI dan revitalisasi harus dilakukan,” ujar Elkana Catur H dari Dewan Pakar Ikatan Ahli Perencanaan DKI Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengusulkan agar masyarakat terlibat aktif memastikan air hujan tidak melimpah ke jalanan dengan mulai membangun sumur resapan. Sebelumnya, Anies menyiagakan seluruh jajarannya turun ke lapangan membantu warga dan mengatasi banjir Jakarta.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono meminta agar BUMN karya membeli pompa-pompa mobile dan manakala terjadi banjir, semua pihak bisa memanfaatkannya. Adapun soal sudetan dari Ciliwung ke Kanal Timur, Basuki menambahkan, terdapat 8.000 meter persegi tanah yang harus dibebaskan. Separuh milik pemerintah daerah dan separuh lagi punya warga.
Industri nasional dirugikan
Banjir turut merugikan pelaku bisnis dan industri. ”Kalau tak segera surut, kami perkirakan bisa terjadi penundaan 2-3 hari pengiriman bahan baku plastik dari Cilegon ke pabrik di Jawa Tengah dan Jawa Timur,” kata Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia Fajar Budiyono.
Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara Arya Sinulingga menyatakan telah meminta PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memperhatikan dampak banjir terhadap layanan kelistrikan agar tak membahayakan masyarakat sekitar. Selasa pagi hingga siang tercatat 1.612 gardu listrik diputus dengan kawasan terdampak sebagian DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.