Sungai dan danau yang meluap menyulitkan petugas BPBD untuk menyedot dan membuang air ke sana. Jika pun dipaksakan dibuang ke sungai atau danau, air akan kembali mengalir ke perumahan.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS – Warga Perumahan Periuk Damai, Kelurahan Periuk, Kota Tangerang, Banten, tidak bisa berlama-lama kembali menempati rumah setelah banjir surut. Hujan deras pada Kamis (27/2/2020) subuh kembali merendam kediaman mereka.
“Ketinggian air di Periuk Damai kembali naik. Padahal sebelumnya sudah surut,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Feby Darmawan.
Alhasil, Masjid Al Jihad di Kelurahan Periuk yang tadinya lengang ditinggal pengungsi kembali ramai. Mereka memenuhi hampir selasar masjid. Bantuan bahan makanan dan minuman bertumpuk di dekat pintu gerbang masjid. Ibu-ibu terlihat sibuk mencuci dan menjemur pakaian sekitar masjid. Sebagian pengungsi terlelap di atas tikar yang mereka gelar.
Jumlah pengungsi di Masjid Al Jihad mencapai 250 kepala keluarga. Selain di masjid, sebagian pengungsi memutuskan tinggal di ruko-ruko sekitar. Beberapa di antaranya memilih menumpang di kediaman kerabat.
Setelah hujan deras selama berjam-jam pada Kamis dini hari, ketinggian air di Perumahan Periuk Damai mencapai 30 sentimeter. Air berasal dari luapan Sungai Ledug dan Danau Situ Bulakan yang berlokasi di dekat perumahan.
Sungai dan danau yang meluap menyulitkan petugas BPBD untuk menyedot dan membuang air ke sana. Jika pun dipaksakan dibuang ke sungai atau danau, air akan kembali mengalir ke perumahan. Apa yang bisa dilakukan warga dan petugas hanya menunggu air di sungai dan danau kembali surut.
“Saya pikir kemarin sudah aman balik ke rumah. Saat masak pagi harinya, tiba-tiba air kembali naik,” kata Marsyah (58), salah seorang warga Perumahan Periuk Damai ditemui di lokasi pengungsian.
Sejauh ini, belum ada pengungsi yang dilaporkan mengeluh sakit. Kebutuhan obat-obatan, makanan, air bersih, dan popok bayi tercukupi. Hanya saja, persediaan susu bayi dirasa belum memadai.
“Persediaan susu bayi saya hampir habis, tapi dari kemarin pengungsi yang punya anak balita belum mendapat susu bayi,” ujar Aster (32), salah seorang pengungsi.
Selain Perumahan Periuk Damai, banjir di Kota Tangerang juga masih terjadi di Perumahan Garden City. Bedanya, banjir di Perumahan Garden City belum sempat surut sejak tiga hari terakhir.
Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah menyampaikan, Pemerintah Kota Tangerang masih terus berupaya menangani banjir di Kelurahan Periuk. Salah satu upaya yang ditempuh adalah menurunkan tiga ekskavator untuk mengeruk tanah di bagian bawah sungai untuk membuat kisdam sementara sepanjang 500 meter di sepanjang sungai.
"Ini salah satu upaya kami untuk menahan limpasan air dari Sungai Cirarab," kata Arief lewat siaran pers.
Namun, jumlah alat berat yang ada dirasa Arief masih sangat kurang. Ia mengharapkan ada bantuan alat berat dari Provinsi Banten untuk dapat mempercepat pengerjaan pembuatan kisdam sementara.