Jakarta Waspada Covid-19, Warga Diimbau Tidak Perlu Panic Buying
Di Indonesia, dua warganya sudah positif terinfeksi Covid-19. Segala upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan dilakukan. Masyarakat diimbau memilah dan menyerap informasi yang benar. Kepanikan tidak akan menolong siapa pun
JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menegaskan kewaspadaan terhadap persebaran virus corona, utamanya setelah Presiden RI Joko Widodo mengkonfirmasi dua warga negara Indonesia positif terinfeksi virus korona. Kewaspadaan dikerjakan di semua aspek mulai dari membentuk tim tanggap korona hingga kewaspadaan di angkutan umum.
Widyastuti, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (02/03/2020) di Balai Kota DKI Jakarta menjelaskan, dari pemantauan Dinas Kesehatan DKI Jakarta sejak Januari sampai dengan 28 Februari 2020 total ada 136 warga yang dipantau, tetapi 115 orang di antaranya sudah dinyatakan sehat. Selain itu, ada 39 orang yang diawasi. Sampai hari ini tinggal 11 orang di antaranya yang masih dalam pengawasan.
Untuk pemantauan, lanjut Widyastuti, itu dilakukan sesuai konsep wilayah, sesuai dengan domisili warga. "Kami sebar tim di puskesmas kecamatan agar bisa memantau, ada yang datang ke rumah, ada yang lewat telepon," jelas Widyastuti.
Mengenai pemantauan dan pengawasan, lanjut Widyastuti, itu merupakan definisi dari tim Kemenkes. Untuk pengawasan itu dilakukan di rumah sakit yang ditunjuk. Untuk pemantauan, dilakukan di rumah atau di rumah sakit non rujukan.
DKI juga bersiap. Apabila pemerintah pusat sudah menunjuk tiga rumah sakit sebagai rumah sakit rujukan, yaitu RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, RSPAD, dan RS Persahabatan, DKI Jakarta dijelaskan Widyastuti tengah menyiapkan RSUD di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.
Sementara Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta menjelaskan, Pemprov DKI membentuk tim tanggap covid-19. Tim itu diketuai Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekdaprov DKI Jakarta.
Adapun anggota tim adalah Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Kominfotik, Kepala BPBD, Kepala Kesbangpol, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Biro Perekonomian. Tim yang akan berkantor di Dinas Kesehatan DKI di Jalan Kesehatan Nomor 10 itu akan bekerja penuh.
Baca juga : Matt Damon dan Virus yang Melumpuhkan
Dinkes DKI menyatakan, kepada seluruh masyarakat yang merasakan gejala, atau menyaksikan ada orang yang menunjukkan gejala, untuk melaporkan kepada dinas. "Silahkan datangi Puskesmas terdekat, atau hubungi Call Center 112 atau 119. Semua fasilitas ditambah untuk bisa merespon ini, termasuk jumlah ambulans itu sudah disiapkan tambahan untuk merespon cepat bila ditemukan kasus," jelas Widyastuti.
"Silahkan datangi Puskesmas terdekat, atau hubungi Call Center 112 atau 119. Semua fasilitas ditambah untuk bisa merespon ini, termasuk jumlah ambulans itu sudah disiapkan tambahan untuk merespon cepat bila ditemukan kasus," jelas Widyastuti.
Sejauh ini, lanjut Anies, tim dari Dinas Kesehatan sudah melakukan yang disebut dengan penyelidikan epidemiologi. Yaitu upaya dimana setiap orang-orang yang dipantau (akan) dibentuk susunan pattern (pola) interaksinya. Siapa berkegiatan di mana berinteraksi dengan siapa kapan dan lain-lain. Dan pattern (pola interaksi) itu sudah ada untuk seluruh kasus yang dipantau. Tadi saya sebutkan ada 136, jadi 136 (orang) itu seluruh pattern-nya itu ada. Dan ini semua dilakukan dalam rangka bisa meminimalisir potensi penularan dari covid-19 itu.
Kewaspadaan operator angkutan umum
Kewaspadaan akan virus corona juga dilakukan di sektor angkutan umum di DKI Jakarta, mulai dari MRT hingga LRT dan kereta komuter.
William P Sabandar, Direktur Utama PT MRT Jakarta secara terpisah menjelaskan, MRT Jakarta melakukan upaya koordinasi intensif. "Kita sudah mulai meningkatkan edukasi publik tentang pentingnya hand hygiene kebersihan dalam pencegahan virus kemudian juga management PT MRT Jakarta sudah menerbitkan peraturan direksi khusus untuk perkuatan langkah-langkah dan prosedur penanganan pencegahan virus corona," jelas William.
PT MRT, jelas William, juga melakukan edukasi publik ke penumpang secara terus menerus mengenai virus corona, yaitu melalui iklan layanan publik di stasiun dan di media sosial MRT Jakarta.
Baca juga : Dua Orang Positif Korona, Pemerintah dan DPR Minta Masyarakat Tidak Panik
Di stasiun, lanjut William, PT MRT meningkatkan kebersihan stasiun dengan menempatkan cairan pembersih tangan di titik-titik stasiun MRT Jakarta. "Nah, saat ini kita akan menerapkan pemeriksaan suhu badan juga. Ini sedang disiapkan yang akan dilaksanakan dalam waktu secepatnya. Pemeriksaan akan dilakukan di area pintu masuk stasiun dan diharapkan penumpang yang menunjukan gejala demam tinggi tidak disarankan naik MRT atau masuk stasiun MRT," jelasnya.
"Saat ini kita akan menerapkan pemeriksaan suhu badan juga. Ini sedang disiapkan yang akan dilaksanakan dalam waktu secepatnya," kata William P Sabandar.
MRT Jakarta juga menyiapkan tenaga medis untuk penerapan kebijakan itu.
Untuk himbauan menggunakan masker ataupun hand sanitizer, lanjut William, sebetulnya sudah dilakukan. Namun dengan perkembangan situasi, pengumuman di kereta atau di stasiun ditingkatkan.
Adapun manajemen LRT Jakarta melakukan antisipasi dengan cara menyediakan hand sanitizer di depan loket pembelian tiket. Selain itu manajemen LRT Jakarta memberikan banner edukasi terkait corona serta melakukan edukasi kepada seluruh Passenger Service Agent, Station Head, beserta Service Leader terkait corona virus.
Sementara dari PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menegaskan, Anne Purba selaku sebagai VP Corporate Communication KCI menjelaskan, sebagai moda transportasi publik, PT KCI juga ikut peduli terhadap pencegahan bahaya virus Corona.
PT KCI sendiri telah melakukan berbagai macam kegiatan terkait sosialisasi virus Corona dan antisipasi pencegahan penyebarannya 3 Februari silam hingga saat ini di berbagai Stasiun.
Baca juga : Warga DKI soal Covid-19 Bisa Hubungi Dinas Kesehatan dan ”Call Center” 112/119
Baca juga : 175 Pasien Dipantau dan Diawasi
Dalam antisipasi pencegahan penyebaran virus corona tersebut, petugas kesehatan PT KCI melakukan pembagian masker gratis kepada pengguna jasa KRL, serta melakukan sosialisasi dan edukasi tentang cara mencuci tangan yang bersih, etika bersin/batuk di tempat umum, serta pemasangan media sosialisasi terkait virus corona dan pencegahannya di 80 stasiun KRL.
Pembagian masker gratis kepada pengguna jasa, pada 3 Februari lalu dilakukan di Stasiun Tanah Abang, Bogo, Juanda, Kebayiran, Bekasi,
Sudirman, Sudimara, Manggarai, Cakung, Tebet, Jakarta Kota, Duri, Depok Baru, Cikini, Gondangdia, Pasar Minggu, Serpong, Klender, Rangkasbitung, Maja, Parung Panjang, Bojong Gede, Depok, Tangerang.
Pembagian masker gratis dilanjutkan pada 12 Februari 2020 di Stasiun Cikarang, Lenteng Agung, Cisauk, Kampung Bandan, dan Bekasi Timur. Pembagian masker juga dilakukan pada 13 Februari lalu di Stasiun Kranji, Palmerah, Mangga Besar, Citayam, Duren Kalibata, dan Jurang Mangu. "Kegiatan pembagian masker ini terus dilakukan sampai saat ini kepada pengguna jasa," jelas Purba.
Purba melanjutkan, selain sosialisasi dan edukasi yang dilakukan PT KCI dalam mengantisipasi penyebaran
virus corona tersebut, KCI juga waspada dalam hal penyiapan Sarana KRL.
"Sebelum dan sesudah beroperasi dilakukan
pencucian kereta dengan standar kebersihan yang sudah ditetapkan dan menggunakan chemical tertentu yang mengandung bahan disinfektan untuk mencegah penyebaran virus. PT KCI juga menyiagakan petugas On Train Cleaning (OTC) yang secara rutin menjaga kebersihan di dalam kereta," jelasnya.
Baca juga : Kepala Sekolah Cemas Menunggu Arahan Terkait Korona
Panic buying
Dampak lain dengan adanya pengumuman resmi tentang pasien terinfeksi corona, masker kini mulai langka di pasaran. Di beberapa toko grosir, warga Jakarta terpantau memborong kebutuhan dasar. Baik Arief Nasrudin selaku Direktur Utama PD Pasar Jaya dan Roy N Mandey selaku Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) menghimbau masyarakat tidak perlu panik. Stok di DKI Jakarta aman.
"Jangan panik. Stok makanan aman. Masker lagi kami order, ada 10.000 pack yang kami order untuk di Pasar Jaya. Tenang, waspada tetap, tapi jangan terlalu panik," jelas Arief.
Adapun untuk masker, lanjut Arief, begitu nanti stok terpenuhi, akan ada pembatasan pembelian masker oleh masyarakat.
Adapun untuk panic buying atau kegiatan memborong bahan pangan oleh masyarakat, lanjut Arief, terjadi di pusat perbelanjaan di Jakarta Utara dan Jakarta Barat.
Roy N. Mandey secara terpisah memastikan, stok pangan aman. Sehingga masyarakat sebaiknya jangan melakukan pembelian berlebihan. "Stok aman. Kami menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan panic buying, karena peritel anggota memenuhi stok baik stok pangan maupun non pangan," jelasnya.
Aprindo juga meminta masyarakat untuk tidak percaya pada berita hoaks dan lebih mementingkan kesehatan diri. Sementara kepada peritel anggota Aprindo, Aprindo meminta peritel melayani kebutuhan masyarakat.
Baca juga : Polisi Jadwalkan Periksa Pemilik Pabrik Masker Ilegal pada Jumat