Wakil Presiden Ma’ruf Amin mendorong pengusaha meningkatkan produksi untuk mengatasi kelangkaan masker di pasar. Polisi pun mulai menangkap penimbun masker.
Oleh
TIM KOMPAS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin, di Jakarta, Rabu (4/3/2020), mendorong produsen masker segera meningkatkan kapasitas produksi untuk mengatasi kelangkaan di pasar. Peningkatan pasokan produsen masker ke pasar diharapkan menurunkan harga dan menenangkan masyarakat.
Kelangkaan masker amat terasa sejak pemerintah secara resmi mengonfirmasi Kasus 1 dan Kasus 2 Covid-19, Senin (2/3). Kondisi ini terjadi hampir di seluruh Indonesia. Di banyak apotek dan pusat perbelanjaan, masker tidak lagi dijumpai. Di toko-toko daring, harganya melonjak. Masker operasi yang biasa dijual per kotak isi 50 lembar seharga Rp 60.000 kini ditawarkan Rp 300.000-Rp 450.000.
Bahkan, ada penjual di toko daring yang menawarkan harga Rp 1,5 juta per kotak. Praksis ini begitu meresahkan warga. Pemerintah, menurut Wapres, mendorong pengusaha memproduksi masker lebih banyak jika ada kekurangan ketersediaan. ”Ya, itu tentu saja, tetapi pengusaha, kan, tidak usah disuruh. Kalau dia sudah ada (permintaan) pasar, pasti dia (produksi),” ucap Wapres.
Sehari sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan Kepala Polri Jenderal (Pol) Idham Azis menindak tegas penimbun dan penjual masker dengan harga tinggi. Presiden juga meminta para menteri mengecek masalah masker ini. Presiden menyatakan mendapat informasi stok di dalam negeri masih sekitar 50 juta masker.
Disita
Terkait kelangkaan masker, Kepolisian Daerah Metro Jaya menyita sedikitnya 600.000 lembar masker milik H dan W di gudang Jalan Marsekal Suryadarma, Kelurahan Selapajang Jaya, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Banten. Masker-masker itu diduga tidak dilengkapi izin edar dari Kementerian Kesehatan.
”Sebagian besar kami cek tidak memiliki registrasi Kemenkes, yaitu tidak ada (kode) AKD (alat kesehatan dalam negeri) atau AKL (alat kesehatan luar negeri),” kata Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Iwan Kurniawan, kemarin. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menambahkan, Polri berupaya mendeteksi oknum spekulan masker setelah wabah Covid-19 merebak.
Anggota Kepolisian Sektor Tanjung Duren, Jakarta Barat, Senin (2/3), mengungkap kasus serupa di apartemen di Kelurahan Tanjung Duren Selatan, Kecamatan Grogol Petamburan. Polisi menyita 356 boks masker di apartemen milik TVH (19). Operasi serupa berjalan di Polda Sumatera Selatan, Sumatera Barat, dan Jawa Tengah. Kepala Polda Sumsel Inspektur Jenderal Priyo Widyanto, di Palembang, mengungkapkan, sudah dibentuk tim khusus tingkat polres menelusuri penimbunan di lapangan.
Polda Sumatera Barat dan jajarannya juga gencar berpatroli menyelidiki kelangkaan masker di pasar. Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto di Padang mengatakan, polisi terus bekerja mencari penimbun masker.
Patroli siber
Doni (40), petugas apotek yang didatangi di sekitar RSUP Dr M Djamil, Padang, mengatakan, masker yang ia jual Rp 3.000 per lembar merupakan stok lama. ”Sejak dua minggu terakhir hanya jual eceran,” kata Doni. Polda Jateng juga menangkap AK (45) dan A (45), terduga penimbun masker, serta M (24), terduga penimbun gel antiseptik, di Kota Semarang, Rabu.
Direktur Reskrimum Polda Jateng Kombes Budhi Haryanto mengatakan, pelaku memasarkan masker melalui media sosial. ”Kami melakukan patroli siber. Sudah ada lebih dari lima informasi masyarakat yang kami terima,” kata Budhi.
Fardianto (32), warga Kelurahan Semarang Utara, menuturkan, dirinya mencari masker sekali pakai untuk jaga-jaga. ”Memang sulit kalau mencari di apotek-apotek biasa,” ucapnya. (INA/JOG/RAM/JOL/DIT)