Wabah korona baru atau Covid-19 yang masuk ke Indonesia berdampak pada pembatalan sejumlah acara hiburan di kota. Di balik itu, ada warga yang turut berat hari merelakan acara favoritnya batal terlaksana.
Oleh
Aditya Diveranta
·4 menit baca
Nabelle (23) kesal setelah menengok sebuah publikasi akun @semasa_di di media sosial Instagram. Kekesalan tersebut lantaran akun festival jajanan dan pernak-pernik ini mendadak batal diadakan di Balai Kota Jakarta pada 28 Maret mendatang.
”Semasa di Balai Kota Jakarta, Postponed. Sayang sekali kami harus menunda acara sampai pemberitahuan lebih lanjut. Keamanan semua orang adalah prioritas kami,” begitu tertulis dalam publikasi akun @semasa_di.
Saat ditemui, Kamis (5/3/2020), mahasiswa di sebuah kampus di Jakarta Barat ini bercerita kalau belakangan, banyak acara hiburan dibatalkan. Awal pekan ini, festival musik bertajuk ”Head in The Clouds” yang mendatangkan sejumlah musisi dari Asia pun membatalkan pertunjukan pada Sabtu (7/3/2020).
Melalui akun media sosial @88rising, pihak manajemen pun menyampaikan pembatalan jadwal festival yang berlangsung Maret ini. Dalam pernyataan tertulis, mereka menyebutkan, pertimbangan pembatalan saat ini berkaitan dengan wabah korona baru atau Covid-19 yang pekan ini ditemukan di Indonesia.
”Beberapa hari belakangan, banyak acara bagus batal. Tetapi, dari semua, yang paling nyesek itu pembatalan acara Head in The Clouds. Mengumpulkan uangnya sudah cukup lama, ditambah lagi artis-artis di festival itu baru pertama ke Indonesia,” ujar Nabelle.
Nabelle mungkin mewakili keresahan mayoritas anak muda di kota. Sebab, selain dua festival yang ia sebutkan, beberapa acara hiburan kota, terutama di Jakarta, berturut-turut menunda pergelaran setelah pengumuman terkait korona.
Seperti diketahui pada Senin (2/3/2020) Presiden Joko Widodo mengumumkan dua orang—ibu dan anaknya—di Depok, Jawa Barat, positif terjangkit korona. Hingga Kamis, kedua pasien tersebut masih dalam penanganan tim Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Suroso, Jakarta Utara.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 30 Januari 2020 menjadikan wabah korona sebagai public health emergency of international concern. Sebab, penyebaran wabah yang mirip seperti flu ini sangat masif. Menurut data WHO per 1 Maret, 87.137 orang positif terjangkit korona meski dengan angka kematian yang lebih sedikit dibandingkan penyakit MERS dan SARS.
Dengan pertimbangan masifnya wabah korona, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta turut menangguhkan sejumlah izin kegiatan hiburan. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Cucu Ahmad Kurnia menyatakan, sejumlah agenda hiburan kota kini dalam peninjauan untuk pemberian izin kegiatan. Hak tersebut terutama untuk kegiatan yang bersifat massal atau menghadirkan banyak orang.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI Jakarta Benny Agus Candra menjelaskan, izin yang ditangguhkan adalah kegiatan pada kurun Maret hingga April 2020. Adapun sejumlah kegiatan yang telah masuk sebelumnya adalah Heads in The Clouds, konser grup musik Baby Metal dan grup musik Foals. Ketiga pertunjukan ini ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.
”Kami mengupayakan hal ini untuk pencegahan. Masih dilihat pula kondisi penyebaran wabah ini sepanjang Maret-April nanti. Apabila kondisi membaik dan kondusif, penangguhan bisa saja dicabut,” ucap Benny.
Dampak besar
Fenomena korona menandai bahwa suatu wabah dapat berdampak besar pada berbagai hal, termasuk kegiatan hiburan warga kota. Tidak hanya Indonesia, sejumlah kegiatan industri hiburan dan festival kebudayaan di beberapa negara juga turut batal.
Telegraph melaporkan, ada sedikitnya empat perhelatan hiburan bertaraf dunia yang menunda jadwal hingga waktu yang belum ditentukan. Beberapa nama pergelaran tersebut adalah Coachella Festival yang terjadwal pada awal April, South by Southwest (SXSW) Festival yang terjadwal pertengahan Maret, Korea Times Music Festival, serta Glastonbury Festival yang semestinya dimulai pada Juni mendatang.
Begitu pun wabah turut berpengaruh pada jadwal penayangan dan produksi film. Rumah produksi untuk film James Bond: No Time to Die menyampaikan, jadwal penayangan akan mundur dari April menjadi November mendatang. Sementara itu, rumah produksi film Mission Impossible VII juga menunda syuting di Venesia, Italia, berkaitan dengan wabah korona.
Meski demikian, keputusan Pemprov DKI disambut dengan berat hati sejumlah warga Ibu Kota. Rizki Agung (25), misalnya, mengaku berat hati menerima acara musik metal bertajuk Hammersonic Festival ditunda dari akhir Maret 2020 ini menjadi tahun depan.
Warga Grogol, Petamburan, Jakarta Barat, ini kesal karena acara musik favoritnya mundur hingga tahun depan. ”Itu, mah, acaranya bukan ditunda, tetapi batal terselenggara tahun ini. Kalau ditunda, kan, mestinya cuma beberapa bulan saja begitu ya,” ungkapnya kesal.
Itu, mah, acaranya bukan ditunda, tetapi batal tahun ini.
Meski demikian, Christine (25), warga lainnya, menilai pembatasan kegiatan bermaksud baik agar penularan wabah tidak semakin masif. ”Ya, mau tidak mau jadinya, karena saya pikir di Indonesia saat ini pun kasusnya tidak separah di Wuhan, China. Tetapi kita tetap harus jaga-jaga,” katanya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, langkah penangguhan kegiatan sejumlah kegiatan publik juga berkaca pada negara-negara lain. Intinya, kegiatan yang menimbulkan keramaian warga berpotensi membawa penyabaran wabah semakin luas.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Korona, Achmad Yurianto, menjelaskan, langkah pembatasan kegiatan di Jakarta juga dibarengi dengan penelusuran sumber wabah. Saat ini, tim dari pemerintah masih menelusuri jejak orang yang terkena wabah berdasarkan rekam jejak kegiatan dari dua pasien positif.
”Sejauh ini kami lacak terus-menerus, apa ada lagi orang yang positif terkena wabah korona selain dua pasien Senin kemarin. Kami harap warga pun bisa kooperatif dengan proses penanganan saat ini,” ungkap Achmad.