Kekhawatiran Warga terhadap Wabah Covid-19 Mulai Berkurang
Hasil jajak pendapat Kompas 2-3 Maret 2020 menyebutkan, ada sekitar dua pertiga lebih responden mengaku resah setelah kasus pertama Covid-19 di Indonesia diumumkan. Namun, keresahan itu rupanya tak berumur panjang.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
Kekhawatiran warga DKI Jakarta terhadap wabah Covid-19 mulai berkurang. Kondisi itu setidaknya terlihat saat hari bebas kendaraan bermotor, Minggu (8/3/2020), di Jakarta. Wabah Covid-19 tidak menghalangi warga untuk berbaur dan berolahraga. Kendati demikian, warga diminta tetap waspada dengan menjaga kebersihan serta meningkatkan sistem imun tubuh.
Wabah Covid-19 sempat membuat heboh DKI Jakarta ketika dua orang warga negara Indonesia dinyatakan positif terjangkit virus tersebut pada 2 Maret 2020. Hasil jajak pendapat Kompas 2-3 Maret 2020 menyebutkan, ada sekitar dua pertiga lebih responden mengaku resah setelah kasus pertama Covid-19 di Indonesia diumumkan.
Keresahan itu tampak dari kepanikan warga yang kemudian berbondong-bondong memborong bahan kebutuhan pokok dan masker di supermarket. Kepanikan bertambah begitu tahu masker dan cairan pembersih tangan langka di pasaran.
Kini, keresahan dan kepanikan itu pelan-pelan terkikis. Kegiatan hari bebas kendaraan bermotor yang rutin dilaksanakan di Jalan Sudirman-Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, setiap hari Minggu tetap dijejali ribuan warga yang hendak berolahraga. Prediksi yang menyebutkan masyarakat menghindari tempat-tempat keramaian guna mencegah tertular virus ternyata tidak terjadi.
Sejak pukul 07.00, warga berpakaian olahraga berbondong-bondong menuju Jalan Sudirman-Jalan MH Thamrin. Mereka berjalan-jalan santai sembari menikmati sarapan yang dijajakan di trotoar. Sebagian warga asyik mengendarai sepeda secara berkelompok. Sisanya memilih berlari-lari kecil dan senam.
Di Bundaran Hotel Indonesia (HI) suasananya jauh lebih ramai. Warga berkumpul di dekat kolam air mancur demi bisa berfoto dengan latar belakang patung selamat datang.
Afifah Husna Nurmala Sari (22) warga Yogyakarta sengaja mengajak rekannya berlibur di Ibu Kota selama beberapa hari. Momentum tersebut ia gunakan untuk mengabadikan kebersamaan di Bundaran HI.
Afifah mengaku tidak khawatir datang ke Ibu Kota. Kendati wabah Covid-19 pertama di Indonesia terjadi di Depok, Jawa Barat, daerah tetangga Jakarta.
“Yang penting waspada saja, ini saya bawa pembersih tangan dan masker ke mana-mana,” kata Afifah sambil memperlihatkan cairan pembersih tangan dari dalam tas pinggangnya.
Ketidakcemasan juga ditunjukkan Masita (31), seorang karyawan sebuah bank Badan Usaha Milik Negara di Jakarta. Warga Kebon Sirih, Jakarta Pusat, itu setiap pekan hampir tidak pernah absen berolahraga di hari bebas kendaraan bermotor.
Masita sadar, berada di ruang publik dengan ribuan orang di sekitarnya membawa kemungkinan terjangkit virus Covid-19. Namun, ia tidak mau hanya berdiam diri di rumah dan tenggelam dalam kekhawatiran.
“Khawatir sih iya. Tapi, kan, virus korona itu sudah tidak semenakutkan dulu. Ternyata bisa dilawan dengan rajin menjaga kebersihan dan menjaga daya tahan tubuh,” ucapnya.
Momentum sosialisasi
Keramaian warga yang memanfaatkan hari bebas kendaraan bermotor untuk berolahraga dimanfaatkan Tim Tanggap Covid-19 bentukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mensosialisasikan pencegahan Covid-19.
Salah seorang petugas dari Tim Tanggap Covid-19, Hernanda, menjelaskan, tim menggelar tenda di depan Sarinah, Bundaran HI, Patung Arjuna Wijaya dekat Monumen Nasional, dan FX Sudirman.
Selain sosialisasi, Tim Tanggap Covid-19 menyediakan cairan pembersih bagi warga yang ingin menggunakannya. Seorang petugas tampak berbicara lewat pengeras suara ke arah warga yang tengah berolahraga untuk mensosialisasikan cara pencegahan Covid-19.
“Kami memberi tahu warga bagaimana etika batuk dan gejala-gejala Covid-19. Kalau ada warga yang kurang fit, untuk sementara sebaiknya istirahat di rumah dan menghindari tempat-tempat ramai,” kata Hernanda.