Kereta Inspeksi untuk Sosialisasi Pencegahan Covid-19
Program kereta api inspeksi atau KAIS fokus mencegah penyebaran Covid-19. KAIS memastikan penumpang sehat dengan pengecekan suhu badan dan disediakan cairan pembersih tangan. Kereta dan stasiun disemprot disinfektan.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - PT Kereta Api Indonesia atau KAI menurunkan kereta api inspeksi dan rail clinic untuk membantu sosialisasi pencegahan penyebaran virus korona baru. Kedua kereta ini rencananya akan singgah di berbagai stasiun untuk membagikan masker dan cairan alkohol pembersih tangan.
Berdasarkan rilis yang diterima oleh Kompas pada hari Senin (9/3/2020) Deputi EVP II KAI Daerah Operasional I Takdir Santoso meluncurkan program kereta api inspeksi (KAIS) di Stasiun Pasar Senen, Jakarta. Para petugas KAIS membagi-bagikan masker kepada para calon penumpang. Mereka juga melakukan pengukuran suhu tubuh dan mengimbau penumpang yang tidak enak badan agar menangguhkan perjalanan.
"Dari perawatan kereta, telah rutin dilakukan disinfektasi gerbong interior dan eksterior. Termasuk mencuci bantal-bantal setiap habis digunakan penumpang," kata Takdir.
KAIS ini akan melakukan perjalanan keliling Pulau Jawa dan selain stasiun Pasar Senen akan singgah pula di stasiun Bandung, Tasikmalaya, Banjar, Kroya, Yogyakarta, Solo, Madiun, Mojokerto, Surabaya Gubeng, Bojonegoro, dan Purwokerto.
Selain KAIS, juga ada rail clinic atau klinik berjalan. Pekan lalu klinik ini berada di stasiun Depok dan Bogor. Rail clinic juga akan dibuka di stasiun Semarang Poncol dan Cirebon. Secara keseluruhan di klinik ini ada lima dokter umum, satu dokter gigi, dua perawat gigi, dua bidan, satu apoteker, dan 20 paramedis yang alan memberi layanan kepada masyarakat.
Tambah RS rujukan
Peningkatan kewaspadaan terhadap Covid-19 sebelumnya juga ditunjukkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menambah jumlah rumah sakit rujukan untuk perawatan virus korona baru dari tiga rumah sakit menjadi delapan rumah sakit. Semuanya dilengkapi ruang isolasi dan kapasitas mengambil sampel usap tenggorokan dan saluran hidung.
Dalam jumpa pers harian pemutakhiran data pasien terduga virus korona baru di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (9/3/2020), Penanggung Jawab Posko Covid-19 DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, rumah sakit rujukan terbaru mencakup RS Umum Pusat Fatmawati, RS Polri Bhayangkara, dan RS Angkatan Laut Mintohardjo. Sebelumnya, RS rujukan hanya RS Persahabatan, RS Angkatan Darat Gatot Subroto, dan RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso.
Selain itu, juga ada dua rumah sakit umum daerah, yakni RSUD Pasar Minggu dan RSUD Cengkareng, yang turut dijadikan rujukan. Total di delapan RS rujukan itu terdapat 125 kamar isolasi.
”Khusus untuk RSUD Pasar Minggu dan Cengkareng sebenarnya belum memiliki surat keputusan dari Kementerian Kesehatan, tetapi pemprov sudah menyiapkannya sebagai rujukan sejak satu bulan lalu,” kata Ani.
Data pasien terduga virus korona baru per pukul 10.00 menunjukkan ada 64 orang yang berada dalam pantauan di berbagai fasilitas kesehatan. Pada saat yang sama, ada 56 orang dalam pengawasan, yaitu tengah dirawat di RS rujukan. Dari jumlah penelepon yang mengakses nomor 112 ada 3.680 orang. Mereka menanyakan gejala terkena virus korona baru. Ada pula satu kasus yang meminta dievakuasi oleh ambulans.
Ani mengutarakan, sosialisasi mengenai pencegahan virus korona baru mulai dilakukan di 100 sekolah sejak hari ini. Fokusnya adalah membiasakan warga sekolah rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Selain itu, pemprov juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat pada kegiatan hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) Minggu kemarin.
Terkait bertolak belakangnya pelaksanaan HBKB yang mendatangkan ribuan pengunjung dengan surat Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP), Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi DKI Jakarta Atika Nur Rahmania mengatakan, pemprov masih mendiskusikannya dan akan mengumumkan hasilnya suatu saat nanti.
Pekan lalu, Dinas PMPTSP mengeluarkan surat penghentian izin melakukan kegiatan massa di ruang terbuka hijau, tempat umum, bahkan taman pemakaman karena mencegah penyebaran virus korona baru.
Namun, HBKB yang bersifat masif tetap diizinkan berjalan. Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus korona, Achmad Yurianto, sekadar mengimbau masyarakat agar melaporkan diri ke fasilitas kesehatan jika ada gejala demam, batuk, dan pilek (Kompas.id, 8 Maret 2020).