Protokol Penanganan Covid-19 di Tangsel Belum Optimal
Pengelola mal ada yang tidak menyediakan cairan pembersih tangan di pintu masuk dari area parkir. Selain itu, penapisan suhu tubuh juga tidak dilakukan petugas keamanan di pintu masuk mal.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Pengelola pusat keramaian di Tangerang Selatan, Banten, sebagian besar telah menjalankan protokol penanganan Covid-19. Namun, implementasinya di lapangan belum optimal.
Kantor Staf Presiden bersama dengan berbagai kementerian, terutama Kementerian Kesehatan, pada 6 Maret 2020 telah menerbitkan protokol utama penanganan kasus penyebaran Covid-19.
Protokol yang diterbitkan adalah Protokol Kesehatan, Protokol Komunikasi, Protokol Pengawasan Perbatasan, Protokol Area Pendidikan, serta Protokol Area Publik dan Transportasi. Protokol tersebut akan dilaksanakan di seluruh Indonesia oleh pemerintah dengan dipandu secara terpusat oleh Kementerian Kesehatan.
Pusat keramaian menjadi lokasi protokol tersebut harus diimplementasikan, tidak terkecuali di pusat perbelanjaan. Pantauan Kompas di pusat-pusat perbelanjaan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (9/3/2020), sebagian besar telah melaksanakan protokol penanganan Covid-19.
Kendati demikian, implementasi protokol tersebut belum optimal. Di Mal Teraskota, misalnya, pengelola mal telah menyediakan cairan pembersih tangan di dua pintu masuk utama. Namun, pengelola tidak menyediakan cairan pembersih tangan di pintu masuk dari area parkir. Selain itu, penapisan suhu tubuh juga tidak dilakukan petugas keamanan di pintu masuk Mal Teraskota.
Padahal, dalam protokol pencegahan Covid-19 di area publik, di setiap titik pintu masuk mesti terpasang alat pendeteksi suhu tubuh. Apabila ada pengunjung yang suhu tubuhnya mencapai 38 derajat celsius atau lebih, mereka diimbau segera memeriksakan kondisi tubuh ke fasilitas layanan kesehatan serta dilarang memasuki mal.
”Kami hanya menyediakan cairan pembersih. Imbauan dari Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Provinsi Banten belum ke sana (memasang pendeteksi suhu tubuh),” kata Leasing and Promotion Manager Mal Teraskota Herliana Dewi.
Mal Teraskota sebagai salah satu pusat keramaian di Tangsel setiap hari dikunjungi tidak kurang dari 12.000 pengunjung. Oleh sebab itu, potensi penyebaran Covid-19 sangat besar.
Surat edaran
Herliana menjelaskan, Pemerintah Kota Tangsel sejauh ini sebatas memberikan surat edaran. Dalam surat edaran tersebut dicantumkan sejumlah rumah sakit rujukan jika ada pengunjung mal yang suhu tubuhnya tinggi dan diduga terjangkit Covid-19.
”Selain memasang cairan pembersih, kami juga menyurati penyewa (tennant) agar menjaga kebersihan dan menyediakan pembersih tangan,” ucap Herliana.
Di pusat perbelanjaan Living World, Alam Sutera, Tangerang Selatan, tidak ada cairan pembersih yang disediakan pengelola mal di pintu masuk. Demikian juga tidak terlihat ada alat pendeteksi suhu tubuh. Padahal, Living World sehari-hari dikunjungi ribuan orang.
Teguh Oktavius Perbawa dari Humas Living World menjelaskan, saat ini pihak manajemen mal tengah kehabisan cairan pembersih tangan pada Minggu (8/3/2020). Teguh mengatakan, pihaknya sedang berupaya mengisi kembali persediaan cairan pembersih tangan. Namun, hingga saat ini persediaan di berbagai tempat masih kosong.
”Sedang kami usahakan cari. Kalau tidak habis, sudah disediakan di delapan pintu masuk utama mal,” kata Teguh.
Dari pantauan di lapangan, pihak Living World telah memasang banner pengumuman etika cara batuk dan bersih yang baik dan benar. Selain itu, terdapat juga videotron raksasa yang menampilkan informasi mengenai virus korona dan bagaimana pencegahannya.
”Dalam sehari, ada tim task force di Living World yang bertugas menyemprotkan disinfektan di tempat pegangan eskalator dan tombol lift,” ujar Teguh.
Secara terpisah, pengelola Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD mengklaim telah melakukan sejumlah langkah preventif untuk mencegah penyebaran Covid-19. ICE BSD merupakan salah satu pusat keramaian di Tangsel. Saat ini di lokasi tersebut tengah berlangsung bazar buku internasional Big Bad Wolf yang setiap tahun didatangi jutaan orang.
Senior Marketing Manager ICE BSD Joanna Leonardi menjelaskan, pengelola ICE BSD memberikan edukasi dan poster informatif terkait pencegahan wabah Covid-19. Selain itu, pengelola menyediakan cairan pembersih di seluruh venue ICE BSD. Sebelum dan sesudah acara berlangsung, petugas disiagakan untuk menyemprotkan disinfektan.
Joanna menambahkan, saat ini pengelola ICE BSD sedang membentuk tim khusus tanggap korona. Mereka akan bertugas sebagai satuan unit yang difokuskan dalam menjalankan prosedur kesehatan sebagai pencegahan terhadap virus ini di dalam lingkungan ICE BSD.
”Dalam implementasinya, kami akan bekerja sama dengan tenaga medis profesional,” ujar Joanna.
Dihubungi secara terpisah, Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, Pemerintah Kota Tangsel tidak memberikan sanksi atau teguran kepada pengelola pusat keramaian jika tak menjalankan protokol pencegahan Covid-19. Sejauh ini, pihaknya akan terus mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan.