Enpat pasien DBD meninggal di Kota Bogor, Jawa Barat. Kasus pada awal tahun ini lebih kecil dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Demam berdarah dengue menewaskan empat orang di Bogor, Jawa Barat. Hingga Selasa (10/3/2020), tercatat 120 kasus DBD di Dinas Kesehatan Kota Bogor sejak awal Januari lalu.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bogor, jumlah kasus DBD terbanyak di Kota Bogor hingga saat ini terjadi bulan Februari dengan 63 kasus. Januari lalu, Dinas Kesehatan mencatat 43 kasus. Adapun pada Maret hingga Senin (9/3/2020) tercatat 11 kasus.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno di Bogor, Selasa (10/3/2020), menyampaikan, dari 120 kasus DBD dari awal Januari lalu, empat orang meninggal. ”Dua pasien meninggal bulan Maret, satu pasien meninggal masing-masing Januari dan Februari lalu,” katanya.
Keempat pasien yang meninggal merupakan anak-anak berusia di bawah 10 tahun. Mereka meninggal saat dirawat di Rumah Sakit Ummi Bogor, RS Palang Merah Indonesia (PMI) Bogor, dan RS Juliana Bogor.
”Kami sudah menelusuri penyebab kematiannya. Jadi saat masuk rumah sakit, mereka sudah didiagnosis mengalami dengue shock syndrome. Jadi ini tahapan lanjut dari DBD,” ujar Retno.
Meski demikian, Retno menyebut kasus DBD pada triwulan pertama 2020 masih jauh jumlahnya jika dibandingkan dengan tahun lalu. Pada 2019 dengan periode waktu yang sama, Dinas Kesehatan mencatat terdapat 409 kasus DBD dengan total 11 kematian.
Sejumlah rumah sakit di Kota Bogor hingga kini juga masih menangani banyak pasien DBD, salah satunya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor. Kepala Subbagian Hukum dan Humas RSUD Kota Bogor Taufik Rakhmat mengatakan, sebanyak 108 pasien DBD yang berasal dari Kabupaten dan Kota Bogor dirawat di RSUD Kota Bogor sejak awal Januari 2020.
Pada Januari, RSUD Kota Bogor merawat 53 pasien DBD. RSUD kembali merawat 50 pasien DBD pada Februari. Sementara pada Maret ini RSUD menerima 5 pasien. Namun, dari jumlah tersebut, Taufik menegaskan sampai saat ini belum ada pasien DBD dari RSUD yang meninggal.
Pemberantasan
Dalam mengantisipasi merebaknya DBD, Dinas Kesehatan Kota Bogor menggencarkan kembali gerakan pemberantasan sarang nyamuk melalui puskesmas dan posyandu di setiap kecamatan. Gerakan pembersihan lingkungan ini lebih penting dan efektif memberantas jentik nyamuk dibandingkan dengan penyemprotan (fogging) yang hanya membunuh nyamuk dewasa.
”Membersihkan genangan air di talang rumah juga penting. Genangan air itu digunakan nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak,” ungkap Retno.
Angka kematian akibat DBD di Kota Bogor tidak naik signifikan dibandingkan dengan tahun lalu.
Terkait bertambahnya kembali pasien yang meninggal akibat DBD, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menyebut hal ini belum masuk kategori kejadian luar biasa. Sebab, angka kematian akibat DBD di Kota Bogor tidak naik signifikan dibandingkan dengan tahun lalu, tetapi sebaliknya malah mengalami penurunan.
Selain itu, Pemerintah Kota Bogor juga telah menginstruksikan kepada camat dan lurah untuk memantau tindakan pencegahan penyebaran penyakit DBD di lingkungan masing-masing. Tindakan tersebut adalah dengan menerapkan langkah menguras, mengubur, dan membersihkan genangan air atau 3M.