SPK Inisiatif Belajar di Rumah Demi Kurangi Risiko Penularan Korona
"Sejauh ini ada tiga SPK yang sudah bersurat kepada Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta dan dikabulkan," kata Kepala Bidang Humas dan Kerjasama Lembaga Disdik DKI Jakarta Sonny Juhersoni.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar/Aguido Adri
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Tiga satuan pendidikan kerjasama atau SPK di DKI Jakarta mengambil inisiatif memindahkan kegiatan belajar mengajar ke rumah setiap siswa. Hal ini guna mengantisipasi risiko penularan virus korona baru kepada warga sekolah. Kegiatan belajar di rumah ini tetap dipantau oleh dinas pendidikan.
"Sejauh ini ada tiga SPK yang sudah bersurat kepada Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta dan dikabulkan," kata Kepala Bidang Humas dan Kerjasama Lembaga Disdik DKI Jakarta Sonny Juhersoni ketika ditemui pada hari Rabu (11/3/2020).
Ketiga SPK itu adalah Jakarta Intercultural School (JIS), Binus School, dan Australian Independent School. Mereka mengambil inisiatif belajar secara daring dengan modul yang telah disiapkan. Disdik Jakarta melalui bidang persekolahan di setiap jenjang mulai dari PAUD hingga SMA akan melakukan pengawasan guna memastikan sekolah memang melakukan komitmen memberi pengajaran, tidak sekadar meliburkan siswa.
Sonny menekankan bahwa hingga kini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak mengeluarkan imbauan agar sekolah-sekolah melakukan belajar di rumah. Disdik melakukan sosialisasi pencegahan virus korona baru dengan memastikan seisi warga sekolah rajin mencuci tangan memakai sabun dan air bersih.
"Kalau ada sekolah memilih agar siswa belajar di rumah sebagai wujud mengantisipasi penyebaran virus silakan, asalkan konsep dan metode pelaporannya jelas. Syaratnya adalah mengirim pemberitahuan kepada Disdik," tuturnya.
Risiko keramaian
Juru Bicara JIS Sinta Sirait mengatakan, keputusan menyuruh siswa belajar di rumah adalah karena pihak sekolah tidak mau mengambil risiko mengumpulkan banyak orang di ruang tertutup. Sejauh ini, tidak satu pun guru, karyawan, siswa, maupun orangtua yang dinyatakan positif terjangkit virus korona baru ataupun menunjukkan gejala sakit, walau demikian pihak sekolah memilih melakukan pencegahan.
Kegiatan belajar di rumah dilaksanakan pada tanggal 12-20 Maret. Adapun tanggal 23-27 Maret merupakan libur musim semi karena JIS mengikuti kurikulum Amerika Serikat. Sinta menuturkan, belum ada keputusan apabila siswa tetap akan disuruh belajar di rumah pada tanggal 21-22 Maret.
"Guru di setiap jenjang kelas sudah menyiapkan modul pelajaran harian. Metodenya ada yang memakai Google Classroom atau aplikasi yang ditentukan guru. Sistemnya interaktif dan jam siswa belajar di rumah tetap sama seperti jam sekolah, yaitu dari pagi sampai sore," ujarnya.
Menurut dia, para orangtua sudah diberi pengarahan sejak pekan lalu mengenai sistem belajar di rumah dan cara mereka membimbing anak, terutama untuk siswa PAUD dan SD. Di saat yang sama, guru serta para karyawan tetap bekerja seperti normal di JIS mengurusi kurikulum, ketatausahaan, dan operasional sekolah.
Waktu sepekan siswa belajar di rumah itu akan dimanfaatkan untuk melakukan bersih-bersih menyeluruh. Semua benda, baik perabotan, alat belajar, mainan, hingga kendaraan operasional JIS akan diberi disinfektan.
Hanya sebagian
Di lain pihak, beberapa SPK dan sekolah swasta mengklarifikasi isu bahwa mereka meliburkan diri, antara lain ialah Jakarta Taipei School dan Sekolah Cikal. Mereka menegaskan tetap melakukan kegiatan belajar mengajar, hanya dengan memperketat pengawasan kondisi siswa.
Asisten Kepala Sekolah Jakarta Taipei School Henny Djunaidi menjelaskan, pihaknya hanya meliburkan siswa yang baru kembali dari luar negeri. "Siswa tersebut kami berikan modul dan diminta belajar di rumah dulu selama 14 hari, setelah itu baru boleh kembali ke sekolah dengan bukti bahwa mereka sehat. Aturan serupa juga diterapkan kepada anak-anak yang orangtuanya baru pulang dari luar negeri," ucapnya.
Langkah yang sama juga diambil oleh Sekolah Cikal. Pendiri lembaga pendidikan tersebut Najelaa Shihab menerangkan, sejak bulan Februari sudah meminta anak yang kembali ke sekolah setelah belajar di rumah selama dua pekan membawa surat keterangan sehat dari dokter.
Terkait libur sekolah per tanggal 10 Maret, Sonny mengatakan memang karena libur caturwulan yang dimajukan. Meskipun begitu, siswa tetap dibekali modul belajar di rumah.