Anak-anak Berpotensi Menularkan Covid-19, Sekolah di DKI Jakarta Diliburkan Dua Pekan
Dari berbagai kajian menunjukkan bahwa anak-anak, berdasarkan data, tidak banyak terjangkiti Covid-19. Namun, mereka adalah ”carrier” (perantara) penular dari orang dewasa satu ke orang dewasa yang lainnya.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, dalam konferensi pers update Covid-19 di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (14/3/2020), mengatakan, terkait dengan perkembangan virus korona yang menyebar cepat, semua sekolah dari semua jenjang pendidikan di DKI Jakarta diliburkan dua pekan.
”Saya ingin sampaikan dari awal bahwa kami di Pemprov DKI Jakarta ingin mengantisipasi penyebaran Covid-19 ini,” ujarnya.
Dari rapat pimpinan pada Sabtu pagi yang dihadiri Ikatan Dokter Indonesia DKI Jakarta, Dr Fery Rahman, M.KM (Wakil Sekjen PB IDI); Dr Sholah Imari, MSc, (anggota) dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI); unsur Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr Triana Damayanti Akbar (Ketua Bidang Organisasi IDAI DKI Jakarta); juga pimpinan WHO Indonesia, Dr Paranietharan, yang karena protokol WHO, beliau hanya boleh mengikuti pertemuan melalui telekonferensi; memunculkan keputusan itu.
”Kita sampai pada kesimpulan bahwa Pemprov DKI Jakarta memutuskan untuk menutup semua sekolah di lingkungan Pemprov DKI Jakarta dan akan melakukan proses belajar mengajar melalui metode jarak jauh dan bagi peserta ujian nasional yang akan berlangsung Senin besok juga ujian sekolah diputuskan juga ditunda,” ujar Anies.
Penutupan sekolah akan berlaku selama dua minggu. ”Dan kami akan melakukan review kembali di akhir pekan kedua untuk melihat perkembangannya,” kata Anies.
Dan kami akan melakukan review kembali di akhir pekan kedua untuk melihat perkembangannya.
Anies melanjutkan, keputusan itu diambil karena tadi ada bahan yang disampaikan dari Dr Paranietharan yang merujuk pada pengalaman-pengalaman di sejumlah tempat, termasuk juga di Indonesia.
Pertama, dari berbagai kajian menunjukkan bahwa anak-anak, berdasarkan data, tidak banyak terjangkiti Covid-19. Namun, mereka adalah carrier (perantara) penular dari orang dewasa satu ke orang dewasa yang lainnya. Jadi, meskipun mereka tidak terjangkiti, angkanya kecil, tetapi mereka bisa menularkan dari satu pribadi ke pribadi lainnya.
Yang kedua, kegiatan belajar mengajar selalu melibatkan orang dewasa. Untuk mengantarkan, untuk menjemput, untuk mobilitas, dan itu kemudian punya potensi peningkatan pada intensitas pertemuan antarorang dewasa.
Dengan keputusan ini, jajaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta akan menyiapkan materi belajar jarak jauh. ”Kita sudah mengantisipasi situasi ini sejak beberapa waktu yang lalu. Maka, persiapan pun telah dilakukan. Insya Allah akan bisa dilaksanakan,” ujarnya.
Adapun bahan-bahan untuk orangtua, untuk guru, siswa, dan kepala sekolah, itu semua akan siap sebelum hari Senin.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi, dalam siaran persnya, mengapresiasi keputusan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Kita tidak berharap Kota Jakarta dan bahkan Indonesia mengalami outbreak (ledakan) kasus Corona seperti di negara lain, khususnya di Italia. Sungguh besar ongkos dan dampak sosial ekonominya jika hal ini terjadi di kota Jakarta, apalagi Indonesia," ujar Tulus.
Namun, terkait keputusan untuk tidak bersekolah itu, Tulus meminta orang tua siswa untuk mengawasi anak-anaknya agar tetap belajar di rumah, dan tidak bermain di tempat tempat umum yang berisiko tinggi.